Konten dari Pengguna

Mengenal Pengertian Asas Ius Sanguinis dan Keuntungan Menerapkannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
28 Juni 2022 9:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 13 Juli 2022 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi warga negara Indonesia yang dapat memperoleh kewarganegaraannya berdasarkan asas ius sanguinis. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi warga negara Indonesia yang dapat memperoleh kewarganegaraannya berdasarkan asas ius sanguinis. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk menjadi warga negara yang diakui, sebuah negara dapat menentukannya berdasarkan asas kewarganegaraan. Secara umum, asas kewarganegaraan dibagi menjadi dua, yaitu asas ius soli dan ius sanguinis. Lalu, apa sebenarnya pengertian asas ius sanguinis?
ADVERTISEMENT
Warga negara adalah anggota sebuah negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbal balik dengan negaranya. Sementara itu, asas kewarganegaraan merupakan dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga dari suatu negara tertentu.
Sebelum mengenal apa itu asas ius sanguinis, pelajari pula apa itu asas ius soli. Sebab, Indonesia juga menganut kedua asas ini. Merujuk pada buku Ilmu Hukum Tata Negara milik Dr. Bambang Suparno, SH., M.Hum, asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahirannya.
Menurut asas ius soli, kewarganegaraan seseorang tidak dipengaruhi oleh kewarganegaraan orang tuanya. Sebab, yang menjadi patokan kewarganegaraan adalah tempat kelahiran individu tersebut.
Kebanyakan negara yang menganut asas ius soli merupakan negara-negara modern dan multikultural, tanpa dibatasi oleh ras, agama, etnis, dan sebagainya. Contoh negaranya adalah Amerika Serikat, Kanada, Brazil, dan Australia.
ADVERTISEMENT
Setelah memahami asal ius soli, pahami pembahasan tentang apa itu asas ius sanguinis, beserta negara-negara yang menganutnya di bawah ini.
Ilustrasi bayi yang baru lahir memiliki kewarganegaraan berdasarkan asas keturunan atau ius sanguinis. Foto: Pixabay

Pengertian Asas Ius Sanguinis

Ius sanguinis atau jus sanguinis merupakan bahasa Latin yang memiliki arti "asas keturunan" atau "hak untuk darah/pertalian darah".
Berdasarkan buku Ikhtisar dalam Memahami Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tulisan Drs. H. Abdul Kabir, M.Si., asas ius sanguinis adalah penentuan kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan.
Sebagai contoh penerapan asas ius sanguinis, yakni seseorang yang dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah warga negara B.
Asas ini dianut oleh negara yang tidak dibatasi oleh lautan, seperti Eropa Kontinental dan Tiongkok. Adapun keuntungan dari asas ius sanguinis yang dirangkum dari situs Kylin Prime, di antaranya seperti:
ADVERTISEMENT
Berikut ini daftar negara yang menerapkan asas ius sanguinis, di antaranya meliputi:
Ilustrasi warga negara yang berhak mendapatkan status kewarganegaraan. Foto: Pixabay

Perbedaan Asas Ius Sanguinis dan Ius Soli

Dari penjelasan di atas, perbedaan antara asas ius sanguinis dan ius soli dapat ditentukan berdasarkan poin-poin berikut, yaitu:

1. Pemerolehan Kewarganegaraan

Ius soli adalah suatu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahirannya. Sementara itu, ius sanguinis merupakan asas digunakan untuk menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan orang tuanya, entah dimana pun anak tersebut dilahirkan.
ADVERTISEMENT

2. Tujuan Penerapan

Negara ius soli memiliki tujuan untuk bisa menambah jumlah penduduk di negara tersebut. Lain halnya dengan negara penganut asas ius sanguinis, yang bertujuan untuk mampu mempertahankan dan melestarikan keturunan bangsa tersebut.

3. Letak Negara Penerapan

Bentuk negara yang menganut asas ius soli kebanyakan terletak di bagian belahan barat bumi, seperti negara-negara di benua Amerika. Sementara itu, negara yang menganut asas ius sanguinis terletak di kawasan timur, seperti benua Eropa dan Asia Timur.
Ilustrasi seorang anak yang mendapatkan kewarganegaraan berdasarkan asas pertalian darah atau ius sanguinis. Foto: Pixabay
Justru dengan adanya perbedaan yang digunakan untuk menentukan kewarganegaraan inilah, terdapat kemungkinan seseorang tidak memiliki kewarganegaraan atau bahkan ada pula yang rangkap kewarganegaraannya.

Masalah Akibat Asas Kewarganegaraan Campuran

Merangkum dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan karya Dr. Susilawati, M.A., M.Han dkk., asas kewarganegaraan campuran dapat menimbulkan masalah dalam hubungan internasional, berupa:
ADVERTISEMENT

1. Apertride

Apertride digambarkan sebagai keadaan seseorang yang tidak mendapatkan kewarganegaraan sama sekali. Sebagai contoh, seseorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius soli lahir di negara B yang ternyata menganut asas ius sanguinis. Akibatnya, orang ini tidak memiliki kewarganegaraan dari mana pun.

2. Bipatride

Seseorang akan mendapatkan kewarganegaraan ganda, apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang tinggal di negara penganut asas ius sanguinis, sedangkan orang tersebut lahir di suatu negara yang menganut ius soli.

3. Multipatride

Seseorang yang memiliki lebih dari dua kewarganegaraan adalah mereka yang tinggal di perbatasan antara dua negara. Status ini bisa disematkan, jika seorang bipatride tersebut telah dewasa dan menerima pemberian status kewarganegaraan lain, tetapi tidak melepaskan status kewarganegaraan yang lama.
ADVERTISEMENT
(VIO)