Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengembangan Padi Varietas Unggul Guna Peningkatan Ketahanan Pangan
1 Februari 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari MadeYuliasih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
'Makin berisi makin merunduk,' merupakan kiasan kata yang menggambarkan tentang tanaman padi. Padi merupakan makanan pokok rakyat Indonesia juga merupakan salah satu sumber karbohidrat utama bagi penduduk Indonesia. Beras, yang merupakan hasil olahan dari padi, menjadi bagian penting dari setiap hidangan di Indonesia. Nasi, yang merupakan beras yang dimasak, menjadi makanan pokok sehari-hari bagi banyak orang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Begitu pentingnya padi di Indonesia para peneliti Indonesia mulai mengembangkannya menjadi varietas unggul yang memiliki berbagai kelebihan. Dari berbagai macam jenis padi yang ada telah dilakukan riset terhadap padi gogo racah. Dari hasil riset tersebut telah ditetapkan hasil pengujian terhadap calon varietas padi inbrida G7, resmi dilepas sebagai varietas unggul, dengan nama Gamagora 7 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 1055/HK.540/C/03/2023.
Menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional I Gusti Komang Dana Arsana Gamagora 7 merupakan kepanjangan dari Gajah Mada Gogo Rancah. Varietas Gamagora 7 berasal dari induk padi Rajalele dari Klaten sehingga secara mutu, bentuk dan rasa sama dengan Rajalele. Varietas ini dijuluki pula sebagai padi amphibi yang memiliki karakter unggul adaptif terhadap perubahan iklim. Gogo rancah merupakan konsep budi daya yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada di dalam menjawab kebutuhan pangan nasional teradaptasi dengan lingkungan budi daya.
ADVERTISEMENT
Varietas padi ini, di samping telah di uji coba kan pada lahan sawah di sejumlah daerah di Pulau Jawa seperti Pati, Wonogiri, Banyumas, Blora, Cepu dan Ngawi Jawa Timur, juga telah di uji coba kan di daerah Tabanan dan Singaraja Bali dengan hasil panen mencapai + 7,95 ton per ha gabah kering panen (GKP). Tinggi tanaman mencapai + 104 cm, dengan umur panen + 119 hari setelah semai dan berbentuk tegak.
Berbeda dengan jenis padi yang lain Gamagora 7 ini memiliki keistimewaan dapat tumbuh di lahan sawah yang basah, minim air, dan kering. "Jadi, disarankan untuk menanamnya terlebih dahulu di lahan kering, kemudian mengandalkan air hujan, disebut sebagai sistem gogo rancah. Metode ini sangat cocok untuk diterapkan di Bali, terutama di daerah-daerah yang mengalami kekurangan air," ungkap Gusti Komang.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dijelaskan, salah satu aspek penting dalam teknologi pengelolaan tanaman padi terpadu (PTT) adalah penggunaan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim dan serangan hama. Hal ini membantu petani mengatasi tantangan fluktuasi iklim tidak stabil, dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berpotensi merusak lingkungan.
Pengelolaan tanaman padi menjadi aspek penting dalam memastikan ketahanan pangan di Bali. Di tengah tantangan perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang terus meningkat, penggunaan teknologi terbaru menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Bali. Salah satu solusinya adalah teknologi pengelolaan tanaman padi terpadu.
"Teknologi Pengelolaan Tanaman Padi Terpadu adalah pendekatan holistik yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam budidaya padi. Termasuk pemilihan varietas unggul, penggunaan pupuk organik, dan pupuk kimia yang bijak. Kemudian pengendalian hama dan penyakit dengan cara yang ramah lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi, tetapi juga untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan," paparnya.
ADVERTISEMENT
“Pendekatan ini juga mendorong penggunaan pupuk organik dan teknik pengelolaan tanah yang berkelanjutan. Mencakup pengendalian hama dan penyakit dengan cara yang lebih alami, seperti penggunaan musuh alami hama dan metode biologi yang aman bagi lingkungan. Bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berbahaya dan meminimalkan dampak negatifnya bagi kesehatan manusia dan ekosistem," imbuhnya.
Dengan menerapkan teknologi pengelolaan tanaman padi terpadu, Bali dapat meningkatkan produksi padi secara berkelanjutan. “Menjaga keseimbangan ekosistem, dan melindungi lingkungan sekitar. Hal yang paling penting, masyarakat Bali jangan sampai kekurangan pangan dan kesulitan dalam membeli beras," pungkasnya
Keunggulan lain dari padi Gomagora 7 adalah kualitas gabahnya yang baik, baik dari segi ukuran maupun kandungan nutrisi. Hal ini membuat padi ini diminati oleh para petani karena dapat memberikan hasil panen yang berkualitas tinggi. Selain itu, padi Gomagora 7 juga memiliki masa panen yang relatif singkat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya bagi para petani. Selain itu, padi Gomagora 7 juga telah diakui keunggulannya dalam uji adaptasi di berbagai daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuktikan bahwa padi ini mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan iklim dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Sehingga, para petani dapat lebih percaya diri dalam menanam padi ini tanpa khawatir akan gagal panen akibat faktor lingkungan. Varietas Gamagora 7 lebih tahan terhadap penyakit wereng. Disukai oleh petani karena tinggi tanaman padinya yang tidak terlalu rendah, tetapi juga tidak terlalu tinggi, di samping itu rasanya juga dinilai enak dan pulen. "Padi Gamagora 7 sudah siap dikembangkan oleh beberapa subak di Bali. Kami belum bisa mendistribusikan kepada masyarakat, karena masih dalam proses pembenihan," jelasnya.
Dengan segala keunggulan yang dimilikinya, padi Gomagora 7 diharapkan dapat menjadi solusi bagi para petani dalam meningkatkan produksi padi secara berkelanjutan. Dukungan dari pemerintah dan lembaga riset pertanian sangat diperlukan dalam memperluas penyebaran varietas padi unggul ini agar dapat dinikmati oleh lebih banyak petani di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
BRIN sebagai Lembaga penelitian memiliki periset dengan kepakaran yang beragam dapat dijadikan rujukan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan terkait bidang pertanian, peternakan, bahasa dan sastra serta kepakaran-kepakaran lainnya yang dibutuhkan masyarakat. Informasi terkait dapat dilihat melalui link: ppid.brin.go.id. (Yul).