Konten dari Pengguna

Antara Cinta dan Curiga: LDR yang Diuji oleh Trust Issue

Nia Yuliani
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pancasakti Tegal
5 November 2025 16:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Antara Cinta dan Curiga: LDR yang Diuji oleh Trust Issue
Hubungan jarak jauh tak hanya diuji oleh rindu, tetapi juga oleh rasa curiga yang tak berdasar. Lalu, bagaimana cinta bisa bertahan di tengah trust issue yang tak terlihat?
Nia Yuliani
Tulisan dari Nia Yuliani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Saat ini, hubungan jarak jauh atau LDR bukan hal yang asing lagi. Banyak pasangan muda yang terpaksa dipisahkan jarak karena pekerjaan, pendidikan, atau keadaan. Mereka tetap berkomunikasi lewat panggilan video dan pesan singkat, seolah teknologi menjadi jembatan cinta. Namun, di balik layar ponsel yang selalu menyala, ada satu hal yang tak selalu bisa dijaga dengan mudah, yaitu kepercayaan. Cinta yang Dibatasi Jarak Siapa pun yang pernah menjalin hubungan jarak jauh tahu betapa sulitnya menjaga perasaan ketika tak bisa bertemu langsung. Rasa rindu yang menumpuk bisa berubah menjadi cemas. Ketika pesan tidak dibalas dalam hitungan jam, pikiran mulai berlari: “Apakah dia sedang bersama orang lain?” atau “Apakah dia sudah berubah?” Padahal sering kali, pasangan kita hanya sedang sibuk, sinyal sedang buruk, atau benar-benar butuh waktu istirahat. Tapi bagi yang menunggu, ketenangan bisa berubah jadi kecurigaan. Antara Cinta dan Curiga: Ketika Trust Issue Mulai Menggerogoti Kapan trust issue itu muncul? Biasanya ketika jarak mulai membuat seseorang merasa kehilangan kendali. Contoh sederhananya, ketika sepasang kekasih sudah dua tahun menjalin hubungan jarak jauh karena pekerjaan. Suatu sore, si laki-laki tak sempat membalas pesan selama lima jam. Si perempuan mulai merasa cemas, lalu marah tanpa alasan. Padahal si laki-laki hanya sedang dalam rapat panjang.
ADVERTISEMENT
Dari sinilah konflik kecil sering bermula, bukan karena pasangan melakukan kesalahan, tapi karena pikiran sendiri yang menciptakan skenario terburuk. Maka dari itu, komunikasi yang terbatas dalam LDR dapat menurunkan keintiman emosional. Ketika komunikasi menurun, asumsi dan prasangka mudah tumbuh.
Namun, sebagai seseorang yang pernah ada di posisi itu, saya belajar bahwa curiga tidak selalu berarti cinta. Kadang, curiga adalah tanda bahwa kita belum selesai berdamai dengan diri sendiri — bahwa kita belum benar-benar siap mempercayai seseorang tanpa memegang kendali penuh.
Mengapa Rasa Curiga Muncul Padahal Tak Ada yang Salah? Banyak faktor yang menjelaskan mengapa rasa curiga bisa tumbuh dalam hubungan jarak jauh:
ADVERTISEMENT
Bagaimana Dampak Trust Issue dalam LDR? Ketika kepercayaan mulai terkikis, hubungan perlahan berubah. Komunikasi jadi dingin, interaksi terasa seperti formalitas. Salah satu pihak bisa merasa lelah karena terus dituduh, sementara yang lain merasa tidak cukup diperhatikan. Rendahnya tingkat kepercayaan dalam hubungan sangat mempengaruhi meningkatnya konflik interpersonal. Artinya, semakin tinggi curiga, semakin mudah hubungan retak — bahkan tanpa kesalahan nyata.
Bagaimana Cara Menghadapinya? Menurut saya, pasangan LDR harus berhenti menjadikan curiga sebagai tanda sayang. Kita sering berpikir bahwa cemburu adalah bentuk perhatian, padahal sering kali itu adalah bentuk ketidakamanan yang dibungkus dengan kata cinta. Berikut beberapa langkah yang bisa membantu membangun kembali kepercayaan:
ADVERTISEMENT
Jarak Tak Pernah Bohong, Tapi Rasa Percaya Bisa Hilang LDR pada dasarnya adalah ujian tentang kesabaran dan kepercayaan. Saya percaya, jarak tidak pernah menghancurkan hubungan, hanya menguji siapa yang benar-benar mau berjuang. Yang menghancurkan adalah rasa curiga yang dibiarkan tumbuh tanpa bukti, dan komunikasi yang terhenti karena kelelahan saling meyakinkan. Siapa pun bisa mencintai, tapi tidak semua mampu percaya tanpa melihat.
Semakin kita terbuka terhadap pasangan, semakin kuat pula kepercayaan yang tumbuh.