Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sedang Tren, Penggunaan Sedotan Stainless Steel Patut Dicoba di Era Millennial
11 September 2021 12:36 WIB
Tulisan dari Nichola Karyn tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, hampir masyarakat di seluruh dunia sudah mengetahui generasi millennial, di mana generasi millennial secara umum hidup dalam era teknologi yang pesat dan canggih. Menurut Yuswohady dalam artikel Milennial Trends (2016), Generasi milenial (Millennial Generation) adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun 1980 hingga tahun 2000. Generasi ini sering disebut juga sebagai Gen-Y, Net Generation, Generation WE, Boomerang Generation, Peter Pan Generation, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Menurut Ellen MacArthur, perempuan yang mendapat gelar kehormatan 'Dame' dari Kerajaan Inggris itu memperingatkan bahwa pada 2050 di laut akan ditemukan lebih banyak plastik dibanding ikan. Hal itu bisa dicegah asal pelaku industri dan masyarakat membersihkan dan tidak membuang plastik sembarangan (Pratiwi, 2016). Untuk menjaga bumi, kehidupan yang berkelanjutan atau sustainable adalah suatu keharusan.
Dalam generasi millennial muncul berbagai macam inovasi-inovasi yang kreatif, baru, dan unik. Salah satu inovasinya adalah menggunakan sedotan stainless steel di era yang modern ini. Sedotan stainless steel (sedotan besi yang anti karat) merupakan sebuah inovasi baru di zaman modern yang bertujuan untuk meminimalisir penggunaan sedotan plastik sekali pakai yang sulit terurai. Dengan menggunakan sedotan stainless steel, sedotan dapat digunakan berkali-kali.
ADVERTISEMENT
Dalam 2018 article for Sprudge, RJ Joseph menulis, “Menurut para pendukung hak-hak disabilitas, melarang sedotan plastik sekali pakai, yang awalnya dibuat sebagai pembantu disabilitas, menghadirkan hambatan yang tidak dapat diterima bagi para penyandang disabilitas”. Kemudian ketika pandemi melanda, setidaknya untuk saat ini, pada tahun 2021 sedotan plastik masih tersedia, tetapi penggunaannya menurun karena bisnis skala besar seperti Starbucks telah beralih ke tutup yang dapat diminum untuk minuman es.
Alternatif sedotan plastik lebih panas dari sebelumnya, dan menurut Popular Science, sedotan logam stainless steel saat ini merupakan alternatif sedotan plastik paling popular (Carlsen, 2021). Menggunakan sedotan stainless steel di era millennial sangat cocok untuk menjaga hewan yang terancam punah.
Ramah Lingkungan
ADVERTISEMENT
Penggunaan sedotan stainless steel ini bersifat lebih ramah lingkungan. Ramah lingkungan yang berarti kita meminimalisir penggunaan sedotan plastik yang memiliki banyak dampak negatif.
Menurut data Badan Pusat Statistik mengenai statistik lingkungan hidup, pada tahun 2016 jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun dengan jumlah penduduk sebesar 261.115.456 orang. Dari pemaparan di atas sangat baik jika kita menggunakan sedotan stainless steel karena akan meminimalisir pengunaan plastik yang beredar di lingkungan sekitar.
Walaupun sedotan plastik lebih sedikit pemakaiannya dibandingkan berbagai macam plastik yang ada, sedotan plastik yang berada di lingkungan masyarakat dapat memicu munculnya banjir.
Dapat kita lihat bahwa dampak dari sampah plastik sangat membahayakan dan merusak lingkungan. Jika dibandingkan dengan menggunakan sedotan stainlesss steel akan lebih meminimalisir bencana banjir.
ADVERTISEMENT
Minimalisir Punahnya Hewan di Laut
Penggunaan sedotan stainless steel meminimalisir punahnya hewan yang berada di lautan yang sangat luas. Meminimalisir yang berarti kita meminimalisir penggunaan sedotan plastik yang memiliki banyak dampak negatif. Salah satu dampaknya, hewan yang berada di lautan akan terancam punah karena banyak sampah plastik bertebaran yang kemudian dimakan oleh hewan di lautan.
Berdasarkan data yang dimiliki Divers Clean Action, sebuah kelompok pecinta lingkungan khususnya laut, pemakaian sedotan plastik di Indonesia mencapai 93.244.947 batang. Seperti yang sudah kita ketahui, sedotan plastik sekali pakai sangat membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai. Bahkan, sedotan plastik ketika menyebar di lautan yang luas juga berdampak pada rusaknya ekosistem laut, seperti pada kasus seekor penyu yang hidungnya tersangkut sedotan plastik.
ADVERTISEMENT
Sebuah suaka alam di Florida membagikan gambar menyedihkan tentang penyu kecil yang mati setelah mengkonsumsi 100 potong plastik. Dari peristiwa di atas masyarakat harus diimbau agar mengurangi penggunaan berbagai macam plastik, termasuk sedotan plastik.
Solusi Negara
Penggunaan sedotan stainless steel merupakan solusi negara, karena sedotan plastik tidak baik. Tidak baik yang berarti sedotan plastik mengandung berbagai macam zat kimia yang tidak baik untuk tubuh. Sebab, sedotan sekali pakai umumnya berbahan plastik tipe polypropylene yang tahan lama. Sehingga tidak terdegradasi secara alami, semakin lama menjadi butiran kecil yang disebut mikroplastik yang sangat berbahaya bagi ekosistem laut. Polypropylene adalah bahan yang sangat berbahaya bagi tubuh. Tentu fakta ini sangat mengkhawatirkan dan membuat kita harus bergerak melakukan suatu perubahan (Yuniarto, 2018).
ADVERTISEMENT
Dari seluruh pemaparan di atas, penggunaan sedotan stainless steel adalah hal sangat patut dicoba di kalangan masyarakat. Penggunaan dari sedotan stainless steel memberikan dampak positif di lingkungan sekitar. Dampak positif itu adalah membuat ramah lingkungan, minimalisir punahnya hewan di laut, serta menjadi solusi dari setiap negara.
Dibalik keunggulan dari sedotan stainless steel, pasti terdapat kelemahan yang harus dipertimbangkan dari penggunaan sedotan stainless steel. Kelemahan sedotan stainless steel adalah sedotan stainless steel tidak aman digunakan oleh anak kecil tanpa pengawasan orang dewasa.
Semoga dengan adanya tulisan ini dapat membantu memberikan pandangan bagi masyarakat yang sedang mencari lebih mendalam mengenai penggunaan sedotan stainless steel.
Namun, karena keterbatasan informasi dan pengetahuan yang saya miliki, di dalam tulisan ini belum terdapat detail lengkap mengenai banyaknya pengguna sedotan stainless steel, besarnya modal yang dipakai untuk membuat sedotan stainless steel dan rentang umur yang boleh menggunakan sedotan stainless steel. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai sedotan stainless steel harus segera dilakukan.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka:
Carlsen. (2021, Mei 13). Are Metal Straws Safe? Why Some Experts Say No! Diambil dari https://sprudge.com/are-metal-straws-safe-why-some-experts-say-no-177809.html
Prastiwi, A. M. (2016, February 11). Ngeri, pada 2050 Jumlah plastik Di Lautan Melampaui Ikan. Diambil dari liputan6: https://www.liputan6.com/global/read/2416451/ngeri-pada-2050-jumlah-plastik-di-lautan-melampaui-ikan.
Syahrul. (2019, Desember 5). “STAINLESS STRAW” SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENYEHATKAN BUMI“. Diambil dari https://muda.kompas.id/baca/2019/12/05/stainless-straw-sebagai-alternatif-untuk-menyehatkan-bumi/
Yuswohady. (2016). Millennial Trends 2016. Diambil dari http://www.yuswohady.com/2016 /01/1 7/millennial-trends-2016/.