Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Manusia yang Memanusiakan Manusia
1 Desember 2022 21:04 WIB
Tulisan dari Nicholas Putra Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Abang Andre, pedagang minuman di Kota Tua. Sumber: Dokumen Penulis](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gk6rs3fm56bfjbvapvef5knf.png)
ADVERTISEMENT
“Manusia baru dapat disebut manusia jika sudah dapat memanusiakan manusia” - Sam Ratulangi.
ADVERTISEMENT
Begitulah yang tercermin dalam pribadi Abang Andre. Menunggu datangnya pelanggan di bawah teriknya matahari hingga bulan menunjukan batang hidungnya. Tidak mengeluh dan terus tersenyum kepada semua orang. Beliau adalah sosok yang dapat disebut sebagai manusia.
Sejak 2004 beliau telah berjualan di Kota Tua. Panasnya terik matahari dan dinginnya musim hujan yang dilalui tidak membuat beliau menyerah dalam menjalani kehidupan. Sejak pertama kali saya menemuinya, hanya kegembiraan yang terpancar dari wajahnya. Menawarkan dagangannya kepada setiap pengunjung yang lewat sembari tersenyum, meskipun sering kali diabaikan.
Kegembiraan di wajahnya semakin terpancar ketika dirinya mendapatkan pelanggan. Tidak hanya baik dan ramah kepada para pelanggannya, beliau juga ramah dan sopan kepada pedagang-pedagang lain di sekelilingnya. Sering kali, beliau membantu pedagang lainnya memasangkan karpet dan meminjamkan batu pengganjal karpetnya kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Abang Andre tidak seperti pedagang lainnya. Beliau sangat sadar dengan keterbatasan ekonomi yang dialaminya. Ketika pedagang-pedagang lain membeli dan menyewa gerobak, serta alat dagang mereka. Abang Andre dengan kreatif membuat meja dagangnya sendiri. Beliau berusaha meminimalisir pengeluaran yang berlebihan dan menggunakan uangnya untuk keperluan lain.
Keadaan ekonomi yang sulit tidak membuat pria yang murah senyum tersebut melupakan caranya menjadi manusia. Tatkala banyak orang yang tidak mengacuhkan para pengamen dan pengemis di Kota Tua, Abang Andre dengan murah hati memberikan minumannya kepada mereka secara cuma-cuma. Sering kali, ada pengamen anak-anak yang meminta minuman dan makanan kepada beliau. Abang Andre selalu menyambut mereka dengan ramah. “Saya tidak tega melihat anak-anak yang sejak kecil sudah hidup di jalanan,” ujar Abang Andre.
ADVERTISEMENT
Kini, Abang Andre telah hidup seorang diri. Beliau telah ditinggal pergi oleh istrinya sejak 2020. Bukan meninggal dunia, melainkan istrinya memilih untuk pergi bersama pria lain. Hal itu, terjadi ketika Abang Andre sedang berlayar mencari ikan selama satu bulan untuk menambah pemasukan keluarga pada masa pandemi. Ketiga orang anaknya juga dibawa pergi oleh istrinya. Namun, mantan istrinya tersebut tidak benar-benar mengurus anak-anak mereka dengan baik.
Banyaknya rasa sakit yang diterima oleh beliau tidak membuat beliau melupakan identitasnya sebagai seorang ayah. Pria dengan senyum lebar tersebut dengan senang hati tetap memberikan uang saku kepada anak-anaknya. “Namanya juga orang tua, pasti akan membantu anak dan membiayai anak,” ujar Abang Andre dengan tersenyum. Tidak hanya uang saku, beliau juga masih membantu biaya pendidikan kedua anaknya, sedangkan anaknya yang pertama masih belum mendapat pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Sosok Abang Andre menggambarkan betapa besarnya kasih seorang suami dan sosok ayah bagi keluarga. Banyaknya rasa sakit yang diterima dan beban berat dipunggung tidak membuat beliau menyerah dalam hidup dan melupakan sekelilingnya. Ciptaan Tuhan mana yang sekuat itu? Ciptaan Tuhan mana yang sebaik itu? Apa namanya kalau bukan MANUSIA?