news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PPKM Pembawa Hobi Baru

Nida Alyssya Putri
Mahasiswi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
12 Desember 2022 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nida Alyssya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi datang ke Indonesia pada akhir Februari 2020 lalu, pemerintah mulai memberlakukan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Indonesia, di mana PSBB ini bermaksud untuk memperlambat proses penularan virus dengan cara meminimalisir kontak antar individu secara langsung.
ADVERTISEMENT
PSBB yang berlaku tentu saja tidak dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat, terlebih lagi ketika pemerintah sudah mulai
menjalankan program PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang bersifat lebih ketat dibanding dengan PSBB.
Adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar, hal ini memicu perilaku yang justru menunjukkan gejala-gejala rasa cemas, ketakutan, sedih, jenuh dengan keadaan sekarang. Untuk meinimalisir kognitf yang salah tersebut, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan PIE (Person In Environment). Person In Environment (PIE) sebagai pendekatan untuk menjelaskan, mengklasifikasikan masalah umum yang ditangani oleh Pekerja Sosial dalam proses keberfungsian sosialnya yang mana hal ini dapat dilakukan untuk membantu individu dalam mengembalikan keberfungsian sosialnya disaat situasi pandemi seperti ini dilihat dari masalah bilogis, psikologis dan juga masalah sosial agar dapat membantu individu dalam menyeselsaikan masalahnya seperti stres atau kognitif yang salah (Adiansah dkk, 2019).
ADVERTISEMENT
Persentase atas masyarakat Indonesia yang mengalami stres terhitung meningkat sejak awal mula pandemi pada tahun 2020 hingga pada tahun 2021.
Berdasar hasil survei Skor Kesejahteraan 360°, secara umum tingkat stres orang Indonesia saat ini lebih rendah dibanding negara-negara yang disurvei, termasuk negara tetangga seperti Singapura.”Namun, Indonesia tetap mengalami peningkatan stres dari 73 persen di awal 2020 ke angka 75 persen pada 2021,” ujar Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Strategis Cigna Indonesia, Akhiz Nasution (JawaPos, 2021).
Stres juga bisa digambarkan sebagai tekanan yang menimbulkan tekanan-tekanan diri, dalam hal ini tekanan diri yang dihadapi yang melebihi kemampuan individu (Fahrezi dkk, 2020).
Stres adalah hal yang dapat diwajarkan. Sebab, jauh sebelum datangnya pandemi, dikala masyarakat sedang dilanda stres, hal itu dapat diatasi dengan bepergian ke tempat rekreasi, bertemu dan bercerita secara langsung dengan sahabat, atau bahkan hanya sekadar menikmati hidangan di café, rumah makan atau bahkan makanan tenda di pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
Namun, selain hal negatif yang muncul, hal ini juga memberikan dampak positif. Salah satunya adalah munculnya kegemaran baru yang diminati oleh masyarakat. Dari sekian hobi baru yang digandrungi kala pandemi, berkebun merupakan salah satu jalan keluar yang masyarakat pilih untuk keluar dari rasa jenuh selama PSBB berlangsung.
Merawat tanaman hias atau berkebun merupakan kegiatan yang banyak ditekuni oleh para perempuan, khususnya ibu rumah tangga. Dimana selama kegiatan ini berlangsung, terdapat banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang mempublikasikan foto koleksi tanaman hiasnya, mulai dari tanaman hijau yang mudah didapat hingga tanaman yang dapat terbilang mahal harganya.
Orang yang berkebun memiliki penurunan tingkat depresi hingga 13 persen, mengurangi tingkat stres hingga 16 persen, dan bisa meningkatkan energi sebesar 12 persen. Meski demikian, penelitian menyebutkan alasan di atas bukanlah motivasi utama orang-orang berkebun. Menurut penelitian, orang berkebun karena mendapat kesenangan. Ada kepuasan tersendiri ketika merawat tanaman dan melihatnya tumbuh subur (CNN, 2021).
ADVERTISEMENT
Tanaman hias yang dipelihara dan dijaga di pekarangan rumah dapat membuat rumah kita terlihat lebih cantik dan menarik, warna-warni yang dihasilkan oleh tanaman hias dapat menyejukkan mata setelah penat bekerja menatap gawai dan laptop. Selain itu, dengan bercocok tanam pada tanaman yang dapat dikonsumsi, kita dapat mengonsumsi hasil panen tanaman tersebut atau bahkan menjual bibitnya maupun buah hasil panennya. Diantaranya adalah cabai, macam-macam bawang serta bumbu dapur lainnya.
Memasak menjadi salah satu hobi yang digemari masyarakat ketika pandemi. Di beberapa waktu yang lalu, masyarakat marak membagikan cerita mereka di media sosial ketika mencoba beragam resep baru.Mulai dari kue tart, muffin, cupcake, ataupun makanan tradisional lainnya. Tak hanya dapat menghabiskan waktu, membuat hidangan makanan juga menyenangkan dan membuka peluang bisnis jika dijalani dengan serius (DetikHealth, 2020).
ADVERTISEMENT
Setelah berkebun dan merawat tanaman hias, memasak juga menjadi hobi yang banyak digandrungi oleh masyarakat. Terutama untuk masakan yang memakai bahan-bahan yang sering dijumpai dan mudah didapat. Pada masa pandemi, tak terhitung betapa banyak resep baru yang telah masyarakat hasilkan dan bagikan di sosial media, mulai dari resep makanan ringan hingga makanan berat serta lauk pauk.
Selain mengoleksi tanaman hias dan memasak, selama masa PPKM ini, berolahraga juga menjadi hobi baru yang digandrungi, saat gymnastic sudah tidak lagi dibuka, masyarakat beralih pada olahraga mandiri yang bisa dilakukan di rumah, seperti zumba, yoga, beberapa olahraga ringan, termasuk juga bersepeda.
Maka, bersepeda menjadi hobi baru yang digandrungi masyarakat pada masa PPKM, meski saat bersepeda masyarakat tetap harus mengenakan masker, hal ini tentu tidak mengurangi keinginan masyarakat untuk tetap berolahraga dan menjaga kesehatan serta kestabilan tubuh.
ADVERTISEMENT
“Justru karena sedang pandemi orang-orang jarang keluar rumah, nah, disaat sepi itu aku suka bersepeda atau jalan pagi dan sore. Adem saja rasanya gak banyak orang atau kendaraan lainnya,” kata Shiba saat ditemui di Bogor, pada Sabtu (10/12/2022).
Masyarakat setuju bahwa kegiatan bersepeda ini menjadi kegiatan yang membantu masyarakat untuk mengisi waktu luang dikala PPKM berlangsung. Dengan bersepeda di lingkungan sekitar, masyarakat dapat kembali menikmati suasana alam dan mengurangi rasa jenuh yang sebelumnya mereka rasakan saat bekerja maupun belajar dari rumah.
Pustaka Acuan:
Adiansah, W. dkk. (2019). Person in Environment Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0, 2(1), 47–60
CNN Indonesia. (2021). Alasan Berkebun Digandrungi saat Pandemi Covid-19. Jakarta Selatan: CNN Indonesia. diakses pada 30 November 2022, dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210709180953-277-665635/alasan-berkebun-digandrungi-saat-pandemi-covid-19
ADVERTISEMENT
DetikHealth. (2020). 7 Hobi Paling Ngehits Selama Pandemi COVID-19, Ada Yang Kamu Gemari?. Jakarta Selatan:DetikHealth. Diakses pada 7 Desember 2022, pada https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5261403/7-hobi-paling-ngehits-selama-pandemi-covid-19-ada-yang-kamu-gemari
Fahrezi, M. dkk. (2020). Peran Pekerja Sosial Dalam Meningkatkan Kemampuan Coping Stres Masyarakat, Jurnal Pekerjaan Sosial. 3(1), 53-60.
JawaPos (2021). Akibat Pandemi, Tingkat Stress Masyarakat Indonesia Naik Jadi 75 Persen. Jakarta Selatan:JawaPos. Diakses pada 2 Desember 2022, dari https://www.jawapos.com/kesehatan/06/10/2021/akibat-pandemi-tingkat-stres-masyarakat-indonesia-naik-jadi-75-persen/
Shiba. Mahasiswa. Bogor. 10 Desember 2022.