Konten dari Pengguna

Bebas dari Batasan: Membongkar Mitos dan Stereotip Gender

Nihlatur
Mahasiswi sastra Indonesia, Universitas Pamulang
28 November 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nihlatur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika amerika sudah merdeka oleh stereotip ganer pada tahun 80-an apakah indonesia masih tabu? atau bahkan menyuarakan?
ilustrasi stereotip gender sumber : https://www.pexels.com/photo/boy-and-girl-cutout-decals-1386336/
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi stereotip gender sumber : https://www.pexels.com/photo/boy-and-girl-cutout-decals-1386336/
Indonesia adalah negara yang dimana orang orang masih memegang kepercayaan pada Pamali, dan mitos mitos yang dibawa oleh generasi generasi tua. Mitos mitos dan pamali yang dibawa saat ini menjadi stereotip negatif di masyarakat terutama bagi kaum perempuan. Hadirnya mitos mitos tersebut bisa dikarenakan kurang nya edukasi di masyarakat. sehingga menimbulkan adanya mitos yang menjadi stereotip di masyarakat sekarang.
ADVERTISEMENT
Dimasyarakat saat ini masih banyak yang berpandangan perempuan adalah makhluk lemah, yang tidak bisa melakukan apapun selain 3 hal yaitu kasur,sumur dan dapur. Dampak dari adanya mitos mitos itu membuat perempuan menjadi ditindas, direndahkan bahkan sampai merugikan perempuan. Karna itulah perempuan harus mendobrak dan menggeser stereotip itu agar semua individu berhak mendapatkan haknya, terutama bagi hak perempuan.
Mengutip dari UnitedNations.org stereotip gender yang salah sering menjadi penyebab utama diskriminasi terhadap perempuan. Hal ini berkontribusi pada pelanggaran berbagai hak, termasuk hak atas kesehatan, kehidupan yang layak, akses pendidikan, kebebasan memilih dalam pernikahan dan hubungan keluarga, kesempatan kerja, kebebasan berbicara, hak untuk bergerak, keterlibatan serta representasi politik, hak atas pemulihan yang adil, dan perlindungan dari kekerasan berbasis gender.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh mitos stereotip gander yang dikutip dari kumparan.com antara lainnya
Dan masih banyak stereotip gender yang berseliweran di masyarakat sampai saat ini, padahal jika dilihat dari tokoh perjuangan di Indonesia banyak tokoh perempuan yang mendiri dan berani, contohnya Raden Ajeng Kartini yang mendirikan sekolah untuk para gadis gadis pribumi di jepara, hal ini mendobrak stigma masyarakat yang membatasi perempuan untuk berpendidikan tinggi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya RA Kartini saja, ada Cut Nyak Dien salah satu tokoh perempuan yang terkenal keberaniannya melawan penjajah Belanda. Ini juga mendobrak bahwa stereotip perempuan yang tidak cocok menjadi pemimpin. Dan masih banyak lagi tokoh perempuan di indonesia yang menyuarakan hak tindakan mereka.
Di lansir dari jurnal ilmu sosial 2024 Universitas Bangka Belitung, Menurut murniati dalam (Ramadhani, 2020), stereotip gender muncul dari adanya pemikiran secara psikologi akibat perbedaan seks perempuan dan laki-laki. Stereotip gender adalah sebuah keyakinan yang berkaitan dengan perilaku yang membedakan perempuan dan Laki-laki. Keyakinan tersebut berupa pelabelan yang sudah lama terbentuk dalam kehidupan masyarakat (Ramadhani, 2020). Bisa disimpulkan bahwa stereotip muncul dimasyarakat dibikin oleh masyarakat untuk membedakan peran perempuan dan laki laki dalam menjadi ciri khas seks.
ADVERTISEMENT

Lalu bagaimana cara mengatasi stereotip yang sudah menyebar?

Untungnya perempuan di generasi era digital ini sudah sedikit demi sedikit sadar akan adanya stereotip dan diskriminasi terhadap perempuan, tetapi tidak sedikit juga yang masih terpengaruh dengan stigma negatif di masyarakat.
Perempuan yang sudah sadar dan melihat adanya stigma negatif harus meningkatkan kesadaran dan mengatasinya. Ada banyak cara yang bisa diterapkan oleh perempuan.
Dikutip dari artikel kabupaten Kutai Kartanegara kecamatan Tenggorong seberang desa Manunggal Jaya, pentingnya mengubah persepsi dan sikap yang ada di masyarakat dengan mengatasi persepsi negatif yang dihadapi perempuan, meningkatkan kesadaran membuka peluang baru bagi perempuan untuk mengembangkan potensi mereka, memperjuangkan hak kesetaraan gender antara laki laki dan perempuan.
Adanya stereotip negatif pada gender membuat hak perempuan menjadi sempit dan tertutup, nyatanya perempuan harus berhak menentukan atas apa yang ia inginkan juga, dan menunjukan bahwa perempuan juga bisa menjadi mandiri dan menjadi apa yang dia mau dan tidak melulu mengikuti arahan stereotip masyarakat.
ADVERTISEMENT