Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Setelah No Surrender, Giliran Geng Satudarah Digulung Polisi
8 April 2017 17:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Polisi menggulung praktik jual beli narkoba melibatkan anggota geng moge Satudarah. Modusnya memanfaatkan pertandingan sepakbola FC Twente vs PSV.
ADVERTISEMENT
Sekitar 15 menit sebelum duel klub berlogo kuda jingkrak FC Twente vs PSV dengan kedudukan 1-2, tiba-tiba melalui pengeras suara diumumkan agar penonton meninggalkan tribun, pertandingan tetap dipersilakan terus dilanjutkan.
Sempat terjadi kebingungan dan kepanikan, sebab pengumuman oleh petugas stadion tersebut tidak menyebutkan mengapa mereka harus meninggalkan tribun saat pertandingan masih berlangsung? Mengapa ada evakuasi? Apakah ada serangan teroris? Semua mengambil teori sendiri-sendiri.
"Ternyata itu adalah strategi polisi untuk menyergap anggota geng moge Satudarah, yang memanfaatkan waktu pertandingan di stadion untuk melakukan transaksi narkoba," demikian televisi publik Belanda NOS, dipantau kumparan Den Haag (kumparan.com) Jumat malam atau Sabtu (8/4/2017) WIB.
Empat orang anggota geng moge Satudarah diringkus dan sejumlah barang bukti berupa kokain ditemukan di tribun P.
ADVERTISEMENT
Selain itu di toilet stadion polisi juga menemukan gulungan kertas aluminium bekas pakai, yang mengindikasikan bahwa selama pertandingan para pelanggan mereka telah mengkonsumsi serbuk putih dari golongan hard drugs, yang diharamkan wetboek (KUHP).
Secara bersamaan, polisi juga menggeledah 3 lokasi rumah di Enschede dan berhasil menemukan barang bukti narkoba dan menangkap orang kelima anggota geng moge Satudarah. Mereka semua dikenai Pasal pemilikan narkoba dan dugaan pemilikan senjata secara ilegal.
Selain geng moge Satudarah, polisi dalam keterangan pers juga menyebut satu kelompok semacam ormas, yakni Saudarah (baca: Saudara, red) yang diduga terlibat dalam delik kejahatan narkoba dengan memanfaatkan pendukung sepakbola.
"Geng moge Satudarah dan Saudarah telah menginfiltrasi pendukung inti FC Twente dan memanfaatkan markas di stadion untuk jual beli kokain," demikian kesimpulan polisi.
ADVERTISEMENT
Walikota Enschede Onno van Veldhuizen mengambil sikap tegas dengan mengeluarkan perintah menutup markas pendukung di stadion FC Twente.
"Ini kejahatan yang terorganisir. Kami tidak bisa mentolerir lagi," tegas Van Veldhuizen.
Geng moge Satudarah menjadi kelompok kedua dalam sepekan ini yang ditindak tegas oleh polisi. Sebelumnya polisi telah menutup hampir seluruh markas resmi No Surrender (Pantang Menyerah, red) dan menangkap para pemimpinnya yang terlibat kejahatan.
Pada akhir tahun lalu, November 2016, geng Satudarah juga telah berurusan dengan hamba wet. Sebanyak 14 orang menjalani sidang delik narkoba di Breda. Dua dari mereka adalah pemimpin tertinggi geng Satudarah, yakni Angelo dan Xanterra M. Aktivitas kriminal terutama narkoba dikhawatirkan bisa mengancam eksistensi geng moge ini.
ADVERTISEMENT
(Laporan reporter kumparan Edi Santosa dari Den Haag)