Jadi Cantik Itu Tidak Lebih Baik

Nina Eri Anti Lestari
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Purwokerto.
Konten dari Pengguna
20 Juli 2021 18:39 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nina Eri Anti Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita cantik. Sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita cantik. Sumber: freepik
ADVERTISEMENT
Standar kecantikan di Indonesia seperti berkulit putih, langsing, berwajah mulus, dan feminin sudah tertanam dalam masyarakat. Dengan adanya standar kecantikan itu, pastinya akan menimbulkan hak istimewa (privilege) bagi para wanita yang sesuai dengan standar kecantikan di Indonesia. Tapi apa dengan adanya beauty privilege hidup seseorang jauh lebih baik?
ADVERTISEMENT
Sering kali saya temukan orang-orang yang mengatakan kalau orang yang cantik itu hidupnya jauh lebih enak dan mudah. Karena orang yang memiliki wajah cantik cenderung lebih disukai oleh banyak orang. Dan hal seperti inilah yang nantinya akan menimbulkan opini seperti, "Enak ya punya wajah yang cantik".
Padahal besar kemungkinan kalau memiliki beauty privilege itu tidak selalu enak. Karena beauty privilege tidak selalu berdampak positif. Sering saya jumpai perempuan cantik di media sosial yang terdiskriminasi, mungkin ini terjadi karena orang lain selalu merasa kalau jadi perempuan cantik itu akan selalu dinomersatukan.
Mungkin beberapa dari mereka yang mempunyai beauty privilege merasa senang karna disukai oleh banyak orang, tapi tidak bisa kita pungkiri kalau ada pula yang merasa tidak nyaman mempunyai privilege tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka yang terlahir dengan beauty privilege cenderung akan merasa kalau salah satu yang menonjol dari dirinya adalah kecantikan, karena mereka sudah sering mendapatkan pujian mengenai fisiknya. Bahkan berdasarkan pengalaman dari teman saya, ketika dia sedang menjalin hubungan dengan seseorang, dia cenderung mempertanyakan perasaan kekasih. Apakah murni karena perasaan atau hanya karena wajahnya yang cantik?
Perempuan cantik juga akan terbebani ekspektasi orang lain. Sering saya temukan asumsi kalau perempuan cantik itu punya banyak teman, mudah dapat pekerjaan, cepat dapat jodoh, kalau tidak sesuai ekspektasi? Mereka akan diremehkan dan mendapat komentar seperti, "Yaelah modal tampang doang".
Sering kali seseorang meremehkan orang yang mempunyai beauty privilege karena mereka dianggap tidak memiliki skill atau hanya bermodalkan paras saja. Bahkan salah satu riset menyebutkan kalau seseorang yang terlahir dengan beauty privilege dan bekerja dalam industri, mereka harus bekerja lebih keras untuk menunjukkan kompetensinya.
ADVERTISEMENT
Kecantikan tentu merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Dan menurut saya, mempunyai beauty privilege adalah suatu prestige. Karena belum tentu semua orang mempunyai privilege itu. Jadi sebaiknya kita harus bisa memanfaatkan privilege itu dengan baik, dan kita juga tentunya tidak bisa hanya mengandalkan privilege saja.