Konten dari Pengguna

Saat Politik Dicampuradukkan dengan Sepak Bola

Nindy Putri Ardiyati
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
2 April 2023 14:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nindy Putri Ardiyati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Joko Widodo saat memberikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20. Sumber: Youtube Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat memberikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20. Sumber: Youtube Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keikutsertaan Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 yang digelar di Indonesia pada pertengahan tahun ini ramai diperbincangkan serta menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Presiden Joko Widodo sampai turun tangan untuk mengatasi polemik ini dengan memberikan pernyataan mengenai sepak bola jika dihubungkan dengan politik.
ADVERTISEMENT
Permasalahan bermula ketika Gubernur Bali, I Wayan Koster menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia melalui surat bernomor kop T.00.426/11470/SEKRET yang dikirimkan ke Menteri Pemuda dan Olahraga agar mengambil kebijakan untuk melarang Timnas Israel bertanding di Indonesia, terutama Provinsi Bali.
Alasan Koster mengambil tindakan itu karena menurutnya Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel serta kebijakan politik Israel terhadap Palestina juga tidak sesuai dengan kebijakan politik yang dianut pemerintah Indonesia.
Selain Koster, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga berada di pihak yang kontra akan keikutsertaan Timnas Israel dalam turnamen sepak bola bentukan FIFA ini. Ganjar menyatakan sebagai kader salah satu partai besar di Indonesia harus memegang teguh amanat presiden pertama Indonesia agar selalu mendukung kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
Berbanding terbalik dengan Koster dan Ganjar, pihak Palestina melalui Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun menyatakan tidak keberatan jika Timnas Israel ikut bertanding dalam ajang bergengsi ini. Pihaknya menyerahkan keputusan tersebut sepenuhnya ke Indonesia. Menurut Zuhair, keikutsertaan setiap negara dalam turnamen sepak bola tidak ada korelasinya dengan aksi dukung mendukung urusan politik tertentu.
Masyarakat banyak yang menyayangkan keputusan kedua kepala daerah yang sudah sampai ke telinga FIFA. Oleh karena itu, presiden menyatakan agar semua pihak tidak mencampuradukkan urusan olahraga dengan politik.
Potret kesedihan pemain Timnas U20. Sumber: Instagram PSSI
Presiden menyampaikan Indonesia tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina meskipun tim dari negara Israel bertanding di Piala Dunia U-20 2023 Indonesia. Pemerintah akan terus berupaya mencari solusi yang terbaik atas persoalan ini bekerja sama dengan PSSI.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari persoalan tersebut, sejatinya sepak bola dan politik memang dua hal yang sangat berbeda. Keduanya tidak bisa dihubungkan karena dapat membuat suatu urusan menjadi kompleks.
Indonesia sudah mantap mempersiapkan untuk menjadi tuan rumah turnamen bergengsi ini dalam waktu yang lama, namun dapat kehilangan posisi tersebut hanya karena beberapa pihak yang menganggap kebijakan politik tertentu tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia. Padahal, kebijakan politik dan tim sepak bola tidak ada hubungan yang mendasari antar keduanya.
Namun, kini FIFA telah resmi membuat keputusan dengan membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan Indonesia terancam mendapat sanksi atas apa yang telah terjadi. Kecewa dan sedih sedang dirasakan seluruh masyarakat Indonesia, terutama para penggemar sepak bola.
ADVERTISEMENT
Begitu pula para garuda muda beserta tim yang merasakan hal serupa. Sikap ikut campur para pelaku politik dalam dunia sepak bola sangat disayangkan oleh masyarakat. Duka mendalam atas matinya sepak bola Indonesia saat ini juga santer diperbincangkan di berbagai media.
Mimpi Timnas Indonesia kembali terkubur dalam-dalam dengan sekejap ketika sedang berusaha mengangkat derajat sepak bola Indonesia yang semakin tertinggal jauh. Jika sudah seperti ini siapakah yang akan bertanggung jawab?