Budidaya Maggot melalui Sampah Organik sebagai Alternatif Pakan Ikan

Nirva Ragil Saputri
Hallo! Saya Nirvaa, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
22 Februari 2024 9:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nirva Ragil Saputri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelompok KKN 115 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melakukan Budidaya Maggot melalui Sampah sebagai Alternatif Pakan Ikan. Kegiatan tersebut dilakukan di Padukuhan Sempu, Kecamatan Lendah, Bumirejo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pengabdian ini sasarannya adalah warga masyarakat dari Padukuhan Sempu, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Peternak. Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat pakan ternak dari maggot lalat BSF dengan menggunakan sampah organik dari limbah rumah tangga.
Sampah limbah buangan rumah tangga akan menjadi masalah yang serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat jika masyarakat tidak menyadari hal ini. Sampah akan terus menumpuk dan terus bertambah jika tidak ada tindakan penanggulangan yang efektif.
Limbah rumah tangga yang melimpah setiap harinya terutama limbah organik bisa diolah dengan berbagai cara. Salah satu cara dalam menangani sampah organik yaitu dengan memanfaatkannya sebagai pakan untuk budidaya ulat/maggot lalat Black Soldier Fly (BSF). Selain memenuhi kebutuhan makanan maggot BSF, ulat atau maggot ini juga dapat digunakan untuk pakan ikan. Maggot, larva lalat Black Soldier Fly (BSF), sangat bagus untuk dijadikan pakan alternatif pakan ikan karena mengandung banyak protein, guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan ikan.
ADVERTISEMENT
Maggot dapat dibuat dalam jumlah yang cukup cepat dan berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan. Keunggulan lainnya, masyarakat memiliki kemudahan dalam membudidayakan dan memproduksi maggot.
Tahap pertama, melakukan sosialisasi budidaya maggot yang bertujuan untuk mengedukasi kepada masyarakat mengenai budidaya maggot BSF dalam pengelolaan limbah organik. Hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan, atau sosialisasi yang melibatkan masyarakat Padukuhan Sempu, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Peternak. Dalam tahap ini, Kelompok KKN 115 mengundang narasumber dari Inofarm, penjelasan mengenai manfaat maggot BSF, proses pembibitan, perawatan, dan penggunaan dalam pengelolaan limbah organik disampaikan secara detail.
Tahap kedua, pembangunan kandang maggot dilakukan oleh Kelompok KKN 115 yang bertujuan untuk penempatan maggot dan lalat BSF sebagai budidaya maggot. Sasaran dalam pembangunan kandang maggot ini adalah pemilik lahan Ketua KWT.
ADVERTISEMENT
Tahap ketiga, pelatihan budidaya maggot yang bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam penerapan cara budidaya maggot secara langsung di rumah Ibu Ketua KWT yang dijelaskan oleh Kelompok KKN 115, yaitu cara budidaya maggot dari perawatan kandang dan bagaimana cara maggot berkembang biak.
Tahap keempat, memberi pakan ikan lele dengan maggot sebagai salah satu pakan alternatif yang mengandung protein tinggi dan sangat cocok untuk pakan ternak ikan lele. Pemberian pakan ikan lele ini dilakukan di rumah Ibu Ketua KWT dan kolam lele ini dibangun melalui program dari Mina Sejahtera.
Tahap terakhir, melakukan monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan bagaimana rencana yang telah ditetapkan berkorelasi dengan hasil saat dilaksanakan. Ini dapat meliputi pengawasan kualitas maggot BSF yang dihasilkan, pengukuran laju konversi limbah organik menjadi maggot BSF, dan mengevaluasi dampak limbah organik yang dihasilkan terhadap produksi ternak atau peningkatan nilai tambah.
Ibu Ketua KWT saat wawancara, Sabtu (10/02/24). Foto: Nirva Ragil Saputri/kumparan
Dalam wawancaranya bersama Ibu Ketua KWT, ia menjelaskan dengan diadakannya budidaya maggot dari kelompok KKN 115 bisa bermanfaat untuk kelompok Mina Sejahtera karena sesuai dengan kelompoknya yaitu budidaya lele. selain itu, jika hanya mengandalkan dari pakan pelet itu bisa menipis. Dengan adanya program maggot tersebut dapat membantu usaha dan dapat mengurangi pakan pelet.
ADVERTISEMENT
“Harapannya kalau bisa yang pertama kelompok kami bisa berkembang terutama untuk usaha budidaya lele. Kalau misal kita bisa tambahan kita bisa buat maggot kering, mungkin nanti kita ambil teman-teman kita sehingga tidak takut dengan maggot supaya nanti bisa mengembangkan dan mengajak teman-teman untuk bekerjasama seperti itu. Karena mengingat kita sebagai ibu ya kalau bisa itu kita bisa membantu ekonomi keluarga. Memangnya saya untuk ibu-ibu Mina saya buat seperti itu mba, saya buat piket, siapa yang mau dan itu nanti misal ada hasilnya silahkan dikasihkan kepada yang mau menjaga seperti itu,” ujar Ibu Ketua KWT.
Hasil pengabdian ini dapat memberikan dampak positif pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Padukuhan Sempu. Selain itu, budidaya maggot juga dapat menjadi salah satu upaya dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan limbah organik di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT