Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Intrik Geopolitik dalam Raya and the Last Dragon Petualangan Animasi yang Epik
18 Juli 2023 16:25 WIB
Tulisan dari Nola Safira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dunia fiksi yang dihadirkan dalam film ini adalah Kumandra, yang terinspirasi oleh budaya Asia Tenggara . Ceritanya mengisahkan perjalanan seorang pejuang muda bernama Raya, yang berjuang untuk mengembalikan harmoni di antara lima kerajaan yang dulunya bersatu. Di tengah konflik dan ambisi pribadi, Raya harus menemukan kekuatan dalam kerjasama dan memulihkan kepercayaan di antara orang-orangnya.
Geopolitik dalam "Raya and the Last Dragon":
Salah satu aspek geopolitik yang terungkap dalam "Raya and the Last Dragon" adalah konflik dan perpecahan antara kerajaan-kerajaan di Kumandra. Masing-masing kerajaan mewakili wilayah yang unik dengan budaya yang berbeda-beda. Namun, saat ancaman jahat bernama Druun muncul, timbul ketidakpercayaan dan perselisihan di antara kerajaan-kerajaan tersebut. Mereka saling mencurigai, menyalahkan satu sama lain, serta enggan berbagi sumber daya atau bekerja sama menghadapi ancaman yang semakin menguat dari Druun. Hal ini mengakibatkan ketegangan dan ketidakpercayaan yang memecah belah kerajaan-kerajaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tantangan Politik dan Ancaman Global:
Konflik politik dan perpecahan antara kerajaan-kerajaan Kumandra tidak hanya mengganggu stabilitas internal, melainkan juga menghadirkan ancaman global yang bisa menghancurkan dunia mereka. Druun, kekuatan jahat yang berusaha mengubah penduduk menjadi batu, mendorong Raya dan Sisu untuk berupaya keras mengumpulkan para pemimpin kerajaan dan membuka dialog. Mereka sadar bahwa hanya melalui kerjasama dan saling percaya, mereka dapat menghentikan Druun dan mengembalikan kedamaian.
Mengatasi Perbedaan untuk Kesatuan dan Keamanan:
Melalui perjalanan yang penuh rintangan, Raya dan Sisu berhasil mengatasi perbedaan dan menyatukan permata suci untuk menghentikan Druun. Meskipun kerajaan-kerajaan Kumandra awalnya terperangkap dalam perang politik dan saling mencurigai, mereka akhirnya menyadari bahwa ancaman Druun jauh lebih besar daripada perbedaan mereka. Dalam proses ini, Raya sebagai pahlawan utama dan Sisu sebagai naga terakhir menjadi simbol penting dalam membangun kembali kepercayaan, menghormati perbedaan, dan mengatasi egoisme. Mereka membuktikan bahwa kerajaan-kerajaan Kumandra bisa bersatu kembali dan menghadapi ancaman bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Pesannya dalam Konteks Geopolitik Dunia Nyata
Film "Raya and the Last Dragon" menggambarkan kompleksitas geopolitik dunia nyata dengan representasi yang dapat diaplikasikan. Konflik, perbedaan kepentingan, diplomasi, dan peran individu menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika geopolitik. Melalui berbagai karakter dan kerajaan di Kumandra, film ini mengingatkan kita akan kompleksitas hubungan antarnegara, di mana kepentingan yang berbeda-beda dapat mempengaruhi kerjasama dan perdamaian.
Dengan penggambaran visual yang memukau dan alur cerita yang mendebarkan, "Raya and the Last Dragon" berhasil menyampaikan pesan geopolitik secara terang-terangan. Film ini mengajarkan bahwa geopolitik melibatkan interaksi kompleks antara pemimpin, kelompok, dan individu. Perbedaan pandangan, kepentingan politik, dan strategi dapat menciptakan ketegangan dan tantangan dalam mencapai kesepakatan. Melalui perjuangan Raya dan Sisu, film ini mengingatkan kita akan kompleksitas dunia nyata, di mana negara-negara berinteraksi dengan kepentingan dan agenda yang beragam, serta pentingnya menjaga perdamaian dan keadilan di dunia yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
*Penulis adalah penikmat film dan pengamat geopolitik yang tertarik dengan cara pengaruh film dalam menyampaikan pesan-pesan kompleks dunia nyata.