Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Gemar Flexing Bikin Gen Z Susah Nabung? Ini Alasannya!
27 Desember 2023 9:29 WIB
Tulisan dari Elyssa Susanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setuju gak sih, kalo menabung selalu menjadi topik penting? Terutama bagi generasi Z yang saat ini tengah mengalami perubahan besar dalam pola konsumsi dan kebiasaan finansial. Sayangnya, tren “Gemar flexing” atau pamer kekayaan di media sosial seringkali menjadi tantangan bagi mereka yang ingin menjalankan kebiasaan menabung.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial telah menjadi panggung utama bagi Gen Z untuk berbagi momen-momen kehidupan mereka. Instagram, TikTok, dan platform lainnya menjadi tempat di mana mereka merayakan prestasi, gaya hidup, dan kepribadian yang unik. Namun, di balik tampilan glamor ini, muncul pertanyaan besar, apakah flexing ini merugikan kebiasaan menabung generasi muda?
Sederhananya, kita perlu memahami terlebih dahulu fenomena flexing ini bukanlah suatu fenomena yang sepenuhnya negatif. Bagi sebagian besar Gen Z, media sosial adalah sarana untuk mengekspresikan diri dan merayakan pencapaian mereka.
Namun, masalahnya muncul ketika flexing menjadi tekanan sosial yang mendorong mereka untuk mengikuti tren tertentu demi mendapatkan validasi dari orang lain.
Dalam persaingan tak terucapkan ini, sebagian Gen Z merasa perlu untuk mempertahankan citra yang terlihat sukses dan mewah. Inilah yang dapat menjadi kendala dalam upaya menabung mereka. Biaya hidup yang tinggi untuk mengejar tren dan gaya hidup yang tampaknya mewah bisa menjadi beban finansial yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tekanan untuk terus tampil dengan barang-barang bermerek atau mengikuti gaya hidup tertentu dapat mengakibatkan perilaku konsumtif pula. Belanja secara impulsif demi mendapatkan barang-barang yang “in” dapat membuat anggaran pribadi terkuras habis, sehingga menyulitkan Gen Z untuk mengalokasikan uang mereka untuk menabung.
Tidak hanya itu, kebutuhan akan persetujuan sosial juga dapat memengaruhi pilihan karir dan gaya hidup. Beberapa Gen Z mungkin akan terdorong untuk memilih pekerjaan atau gaya hidup tertentu demi mendapatkan pengakuan atau popularitas di media sosial, bahkan jika itu tidak sesuai dengan minat atau keinginan pribadi mereka. Hal ini dapat mengarah pada keputusan yang kurang bijaksana dari segi keuangan.
Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua Gen Z terjebak dalam perangkat boros ini. Banyak dari mereka yang lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menabung dengan tujuan jangka panjang, seperti halnya investasi. Mereka menggunakan media sosial sebagai sarana positif untuk belajar, berbagi pengalaman keuangan, bahkan menginspirasi sesamanya.
Jadi, apa yang bisa dilakukan untuk membantu Gen Z dalam menyeimbangkan kebutuhan untuk bersosial di media sosial dengan kebijakan keeuangan yang cerdas? Jawabannya adalah edukasi keuangan menjadi kunci utamanya.
ADVERTISEMENT
Memberikan pemahaman tentang pentingnya menabung, merencanakan anggaran, dan berinvestasi dapat membantu Gen Z dalam membuat keputusan finansial yang lebih cerdas.
Selain itu, promosi gaya hidup sederhana dan berkelanjutan juga dapat diintegrasikan ke dalam tren media sosial. Memperlihatkan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak selalu diukur dari barang-barang material atau gaya hidup mewah saja, tetapi lebih pada pemenuhan pribadi dan pencapaian yang bermakna.
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat membantu membuka mata Generasi Z untuk tetap memiliki kehidupan sosial yang sehat di media sosial sambil memprioritaskan kebijakan keuangan yang bertanggung jawab.
Karena pada dasarnya menabung bukanlah tugas yang sulit ketika dilakukan dengan pemahaman yang benar dan diimbangi dengan gaya hidup yang sesuai dengan kemampuan finansial.
ADVERTISEMENT