Konten dari Pengguna

Bank Sampah Untag Bekerja Sama dengan UMKM Untuk Mengurangi Limbah Anorganik

Noval Dicky Ardiansyah
Mahasiswa Univ 17 Agustus 1945 Surabaya
27 November 2022 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Noval Dicky Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
salah satu mitra Bank Sampah Untag sedang menyerahkan hasil pemilahan sampah. Foto : Dok Prbadi
zoom-in-whitePerbesar
salah satu mitra Bank Sampah Untag sedang menyerahkan hasil pemilahan sampah. Foto : Dok Prbadi

Sampah masih menjadi masalah di kota-kota besar. Tumpukan sampah, terutama dari aktivitas rumah tangga, seakan tidak pernah berhenti. Untuk itu diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah pada sumbernya. Atau memilah sampah agar bisa dimanfaatkan dan diolah kembali.

Oleh karena itu, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya “Untag” bergabung dengan Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) untuk mengikuti Program Kewirausahaan MBKM, dan BSIS masih menjadi lembaga yang dipercaya untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa Untag Surabaya yang sedang melakukan magang. Hal ini terkait dengan pengetahuan dasar tentang berbagai jenis dan nilai sampah, pengelolaan bank sampah, dan pendekatan apa yang harus dilakukan saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Program MBKM sendiri mencakup banyak perusahaan, nirlaba, organisasi multilateral, lembaga pemerintah, atau start-up. Salah satunya adalah pelatihan dengan kewirausahaan lingkungan. Adapun Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, tepatnya 6 mahasiswa ilmu komunikasi mengikuti program ini dan bekerjasama dengan bank sampah induk Surabaya.
saya Noval Dicky Ardiansyah sebagai mahasiswa yang mengikuti program MBKM ini juga didampingi langsung oleh Nurul Chasanah, S.Kom.,I.l selaku orang yang bertanggung jawab di BSIS dan juga Dosen pembimbing dari UNTAG oleh Dra. NoorshantiSumarah, M.I.Kom yang membimbing dalam proses kegiatan MBKM tersebut.
Melalui kegiatan MBKM Kewirausahaan yang dilakukan di Bank Sampah Untag, inti dari kegiatan yang dilakukan pada magang tersebut adalah mencari nasabah coffee shop, warkop dan RT/RW sebanyak 20 mitra dan salah satu dari 20 nasabah tersebut akan menjadi bank sampah unit. Setelah mengumpulkan sampah, sampah-sampah tersebut lantas dipastikan kembali bahwa telah dipilah dengan benar, jika sudah maka perlu dilakukan penimbangan lantas di catat bersamaan dengan volume dan jenis sampah di catatan, jika sudah maka pelaksana perlu membuatkan kuitansi terkait jumlah dana yang perlu dibayarkan kepada para mitra Bank Sampah Untag.
ADVERTISEMENT
Salah satu mitra yang cukup bersemangat dari nasabah lain adalah Gold Dush, salah satu baristanya adalah, Fendi, ia sangat antusias dengan program kerjasama yang kami tawarkan. Meskipun sebenarnya mereka kurang peduli dengan lingkungan.
Awalnya, limbah di coffeshop itu langsung dibuang ke tempat sampah. Namun, sejak menjadi nasabah Bank Sampah Untag, meski memiliki ruang terbatas untuk menyimpan dan memilahnya, Fendi tetap semangat mengumpulkan cup sampah di coffeshop miliknya.
Dengan pemahaman yang minim, membangun kesadaran masyarakat tidaklah mudah. Perlu Kerjasama dari semua pihak, baik dari pemerintah, masyarakat maupun pihak ketiga pendukung. Ini akan memakan waktu lama untuk membuat orang sadar akan hal ini.Ketahanan lingkungan. Tidak hanya membutuhkan waktu, tetapi juga konsistensi.
Pelatihan ini berlangsung selama kurang lebih tiga bulan. Inti dari kegiatan ini adalah mencari dua puluh nasabah bank sampah yang memenuhi kriteria. Ini termasuk dalam jajaran warung kopi, coffeshop dan RT/RW.
Pengambilan sampah mitra Bank Sampah Untag. Foto : Dok Pribadi
Diharapkan masyarakat Surabaya lebih terbuka tentang hal ini sehingga ada harapan besar untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan Program Kewirausahaan MBKM, kita bisa bersosialisasi kelestarian lingkungan, risiko limbah, langkah-langkah pengelolaan limbah yang baik dan benar untuk pelanggan yang bekerja sama.
ADVERTISEMENT