Mengidap Kanker Lidah, Sumiati Hanya Ingin Sembuh

Noviana Zahra Firdausi
Journalist student at Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
17 Mei 2022 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Noviana Zahra Firdausi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ilustrasi lidah yang sehat (Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi lidah yang sehat (Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
Kanker lidah adalah salah satu jenis kanker mulut. Sebagaimana penyakit kanker lain, kanker lidah terjadi ketika sel membelah di luar kendali dan membentuk tumor. Diketahui kanker lidah telah mendekam di tubuh Sumiati selama kurang lebih 2 tahun, tetapi hal tersebut tidak menjadikannya patah semangat dalam mengurus kedua buah hatinya.
ADVERTISEMENT
Sumiati Sariman atau yang biasa dipanggil Nyai ialah seorang wanita berusia 41 tahun. Menikah dengan seorang karyawan pertambangan yang berasal dari Sorowako pada tahun 2010 dan di karuniai 2 orang anak yang bernama Ghina dan Fayyat.
Sambil duduk bersandar, wanita itu mengembangkan senyum manisnya. Memikirkan sebuah harapan dan penyesalan dalam ingatannya. Dari depan rumah, ia bercerita mengenai sakit yang diderita.
Pada tahun 2020 Nyai divonis mengidap kanker lidah karena diduga faktor memakai behel sewaktu usia muda dan radang tenggorokan. Awalnya ditandai dengan warna lidah yang menjadi ke ungu-unguan, sariawan yang muncul di sekitar lidah, munculnya bercak berwarna merah atau putih pada lidah, serta sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh. Namun untungnya, kanker yang dialami Nyai belum sampai menyebar keseluruh tubuh. Sel-selnya hanya ada di bagian sekitar jaringan lidah dan getah bening.
ADVERTISEMENT
Setiap orang memang diketahui mempunyai sel pra kanker dalam tubuhnya, tapi tidak serta merta langsung bisa menjadi kanker. Ada kondisi tertentu yang menyebabkan sel pra kanker itu berubah menjadi kanker. Seperti gaya hidup yang buruk, tidak berolahraga, dan faktor keturunan.
Sekarang, kondisi tubuhnya kian hari semakin kurus. Setiap malam Nyai menahan rasa sakit yang kian menjadi-jadi. Keputusannya untuk tidak melakukan pengobatan seperti kemoterapi dan operasi membuatnya harus menahan efek samping dari kanker lidah yang diderita. Sakit tenggorokan dan nyeri saat menelan pun berlangsung secara terus-menerus. Untuk mengurangi rasa sakitnya, Nyai hanya meminum obat herbal dan melakukan terapi radiasi setiap minggu.
Nyai juga menceritakan bahwa perawatannya pada satu titik harus menggunakan selang makanan.
ADVERTISEMENT
Kemarin, pernah sekali dia tidak sadarkan diri karena pendarahan tanpa sebab yang jelas pada lidahnya. Hal tersebut membuat anak-anaknya panik sehingga mereka menangis histeris saat melihat bundanya tidak sadarkan diri. Nyai pun segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, setelah sadar ia langsung meminta untuk pulang lagi ke rumah karena khawatir pada kedua anaknya. Sedih memang, terpuruk karena takdir yang menguji.
Menjadi penyintas kanker pada awalnya memang bukanlah hal yang mudah bagi Nyai. Setidaknya dia memerlukan waktu untuk kembali menerima keadaan dirinya yang baru, berbicara seperti orang tuna wicara dan hampir kehilangan setengah dari lidahnya. Baginya, beban terberat yang harus diderita oleh seorang penderita kanker adalah sulit dinyatakan sembuh total. Karena hal itu, dia sangat mengkhawatirkan kondisi kedua anaknya yang masih kecil terlebih saat ini dirinya tinggal jauh dari sosok suami.
ADVERTISEMENT
Sekarang diketahui Nyai sudah memasuki kanker lidah stadium 3B. Berkat dukungan dari keluarga dan lingkungan terdekat dia bisa jadi lebih kuat serta bertahan sampai sekarang.
(Noviana Zahra Firdausi/Politeknik Negeri Jakarta)