Terima Kasih, Stan Lee, Selamat Jalan

Novianti Rahmi Putri
Ask me about Pop Culture, and we can be friend, lol.
Konten dari Pengguna
13 November 2018 14:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novianti Rahmi Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Stan Lee Meninggal di Umur 95 Tahun. (Foto: Reuters/Mario Anzuoni)
zoom-in-whitePerbesar
Stan Lee Meninggal di Umur 95 Tahun. (Foto: Reuters/Mario Anzuoni)
ADVERTISEMENT
Saat membaca judul tersebut, mungkin sebagian dari Anda akan berpikir, "Ah, lebay banget sih, dia kan cuma komikus yang menciptakan berbagai karakter Marvel".
ADVERTISEMENT
Ya, Stan Lee memang hanya seorang komikus. Tapi percayakah Anda, kalau seorang komikus bisa menyelamatkan hidup seseorang lewat karyanya? Jika tidak percaya, saya akan bercerita sedikit tentang bagaimana Stan Lee dan karya-karyanya menjadi penyelamat di hidup yang fana ini.
Kata orang, kita tidak boleh mengidolakan seseorang atau sesuatu terlalu dalam. Ah, tapi saya tidak peduli!
Sejak Iron-Man 1 menjadi box office dan mengantarkan film superhero ke era keemasan seperti saat ini, saya mulai jatuh cinta. Awalnya, saya tidak tahu apa-apa tentang genre ini. Bahkan, membaca komiknya pun tidak pernah. Tapi dari sejak saat itu, saya mulai 'gila' dengan berbagai hal yang berbau superhero. Singkatnya, saya membaca komik, menonton film, dan ikut komunitas.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan nyata, saya bukan orang yang gemar menceritakan berbagai masalah yang saya miliki terhadap orang lain, bahkan orang terdekat sekalipun. Jadi tidak heran, kalau banyak orang yang selalu menganggap hidup saya sangat enteng bagaikan tidak punya masalah.
Kenapa? Karena di depan orang-orang, saya selalu berusaha untuk tersenyum, riang, dan seolah tidak ada beban hidup yang menempel di pundak ini.
Hidup memang terkadang tidak melulu harus sesuai dengan yang kita harapkan, begitu juga hidup yang saya alami. Di tengah perjalanannya, banyak masalah yang silih berganti datang dan membuat saya down hingga tidak tahu harus berbuat apa.
Menjadi bagian dari sebuah komunitas Marvel, menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membaca komik, hingga mengurung diri di kamar untuk memutar kembali film-film Marvel yang telah berulang kali saya tonton menjadi penawar di kala hantaman masalah datang.
ADVERTISEMENT
Saat itu, bagi saya, hanya sosok-sosok superhero ini yang menjadi pengalihan dan mengembalikan kewarasan dalam diri saya. It's turns out, they really become a real superhero for me.
Berlebihan? Tentu tidak. Semua orang memiliki caranya masing-masing untuk deal with problem, dan ini adalah cara saya. Maka itu, tidak salah rasanya jika mengatakan kalau saya, Novianti Rahmi Putri, memiliki 'utang' yang sangat banyak kepada Stan Lee.
Berkat Stan Lee dan karya-karyanya, setiap waktu saya dibuat penasaran dengan berbagai kode-kode tersirat dalam Marvel Cinematic Universe. Berkat Stan Lee dan karya-karyanya, banyak inspirasi yang saya dapatkan dari masing-masing karakter dan juga aktor/aktris yang memerankannya.
ADVERTISEMENT
Berkat Stan Lee dan karya-karyanya, saya jadi tahu arti sebuah persaudaraan yang kuat, memiliki teman-teman yang sama-sama mencintai 'keanehan' yang kini jadi budaya populer. Berkat Stan Lee dan karya-karyanya, saya masih bisa tersenyum, mengetik persembahan yang tidak seberapa ini sebagai tanda terima kasih untuknya.
Pagi dini hari, air mata saya dibuat jatuh ketika membaca sebuah berita dari laman comicbook.com, mengatakan bahwa Stan Lee, sosok yang berjasa dalam hidup saya, meninggal di usianya yang ke-95.
Selamat jalan Stan Lee. Terima kasih atas semua kebahagiaan yang telah Anda berikan kepada dunia. Terima kasih tidak berhenti sebagai seorang komikus. Terima kasih... untuk semuanya. Saya berutang banyak kepada Anda.
Rest in Peace, Stan Lee. Excelsior!
ADVERTISEMENT