Pandangan Masyarakat Terhadap Perempuan Perokok

Novika Andani
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
29 Maret 2022 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novika Andani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Novika Andani
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Novika Andani
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan zaman sangat berpengaruh terhadap perubahan sosial dan perilaku masyarakat. Di era ini sudah tidak asing lagi apabila kita menjumpai seorang perempuan yang merokok. Fenomena ini seringkali menjadi perdebatan dikalangan masyarakat, karena adanya stigma masyarakat yang menganggap kalau perempuan merokok adalah perilaku tidak lazim dan tidak pantas, bahkan seringkali perempuan perokok dicap buruk oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Perilaku merokok yang dilakukan oleh seorang mahasiswa pada salah satu kost yang berada di daerah Purwokerto sangat menarik untuk diulas. Kemudian saya melakukan wawancara dan analisa dengan tujuan untuk mengetahui motif dan makna perempuan tentang kebiasaan merokok.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa fenomena perubahan sosial ini terjadi disebabkan oleh berbagai macam faktor, yakni faktor lingkungan dan faktor dari dalam diri mereka sendiri (para perempuan perokok).
Perempuan yang memiliki kebiasaan merokok pada awalnya tidak pernah mengkonsumsi rokok, namun dikarenakan adanya pengaruh oleh lingkungan akhirnya menyebabkan perempuan menjadi perokok aktif. Perempuan perokok tidak hanya mengalami perubahan atas dirinya sendiri, tetapi juga mengalami perubahan yang terjadi di lingkup masyarakat.
ADVERTISEMENT
Perubahan tersebut tidak berlangsung secara singkat, hal ini dikarenakan adanya stigma buruk dari masyarakat tentang perempuan perokok yang mana stigma ini sudah tertanam sejak dahulu. Hal ini menyebabkan perempuan perokok terkadang mendapatkan diskriminasi oleh lingkungan sekitarnya.
Sedangkan faktor dari dalam dirinya sendiri yakni ia meyakini bahwa merokok merupakan salah satu cara untuk pengalihan dari masalah yang sedang ia alami. Menurut pengakuannya, ia akan merasa lebih lega ketika merokok.
Meskipun tidak membantu mengatasi permasalahan secara langsung, namun dengan merokok membuat pikirannya menjadi lebih tenang ketika sedang menghadapi masalah. Rasa tenang ini dihasilkan oleh peningkatan dopamin yang berlebih, efeknya dapat memberikan rasa tenang, bahagia, dan senang saat menghisap rokok.
ADVERTISEMENT
Selain dua faktor di atas, masih ada banyak lagi faktor-faktor penyebab perempuan menjadi perokok aktif dan biasanya masing-masing individu memiliki pengalaman serta pemaknaan yang berbeda-beda. Mereka mempunyai cara tersendiri untuk memaknai dirinya sendiri ketika sudah menjadi perokok aktif. Karena faktor-faktor inilah yang menyebabkan semakin maraknya perempuan menjadi perokok aktif, sehingga lama-kelamaan sudah tidak dianggap tabu lagi oleh beberapa golongan masyarakat.
Penjelasan tersebut membuat pandangan baru bahwa sejatinya alasan perempuan merokok tidak melulu karena ingin dipandang keren atau gaya, namun lebih kepada kenyamanan mereka dan cara mereka mengalihkan permasalahan yang sedang mereka hadapi. Oleh karena itu, kita tidak bisa langsung menyalahkan atau mendiskreditkan perempuan perokok karena kita tidak memahami apa yang sebenarnya mereka alami dan alasan di balik semua itu.
ADVERTISEMENT