Konten dari Pengguna

Starlink: Saingan Kuat Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia

Nugroho Wisnu Pratomo
Saya adalah Pegawai Kementerian Komunikasi dan Informatika yang saat ini sedang menempuh Pendidikan S2 Ilmu Hubungan Internasional (DTC) di Universitas Gadjah Mada
27 September 2024 15:57 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nugroho Wisnu Pratomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Pexels - Satelit sebagai solusi pemerataan akses internet di seluruh dunia
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Pexels - Satelit sebagai solusi pemerataan akses internet di seluruh dunia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Starlink, layanan internet milik Elon Musk baru saja diresmikan di Indonesia pada tanggal 19 Mei 2024 lalu di Denpasar, Bali. Peresmian tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan bersama dengan Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Kelautan dan Perikanan, serta dihadiri juga oleh pendiri perusahaan multinasional SpaceX Elon Musk. Kehadiran Starlink ke Indonesia sendiri diharapkan bisa memberikan layanan internet berkecepatan tinggi dan terjangkau khususnya di daerah terpencil dan tertinggal.
ADVERTISEMENT
Jawabannya adalah karena teknologi baru serta cara kerja Starlink dalam menghadirkan layanan internet bagi penggunanya. Starlink sendiri merupakan sistem internet berbasis satelit dengan orbit dekat dengan bumi atau disebut dengan istilah LEO (Low Earth Orbit). Berbeda dengan mayoritas penyedia layanan internet lainnya yang menggunakan kabel fiber optik, Starlink menggunakan ribuan satelit kecil untuk mengirimkan data dengan kecepatan tinggi. Nantinya, data internet akan dikirimkan melalui gelombang radio ke ribuan satelit yang ada di orbit, kemudian diteruskan kepada para penggunanya di berbagai belahan bumi. Melalui cara ini pula, para pengguna layanan internet dari Starlink akan saling terhubung.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya kecepatan internet, Starlink juga bisa menjadi solusi dalam menghadirkan layanan internet di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh kabel fiber optik. Salah satu alasan mengapa layanan internet Starlink dihadirkan di Indonesia yaitu mampu menjangkau daerah-daerah pelosok untuk mengatasi permasalahan konektivitas di Indonesia yang merupakan negara yang memiliki ribuan pulau dengan tantangan geografis dan infrastruktur digital yang kompleks.
Sebelum ke Indonesia, Starlink sendiri telah menjadi sorotan global dengan menawarkan konektivitas yang cepat dan luas serta mampu mencakup jangkauan hampir ke seluruh dunia. Di Indonesia, kehadiran Starlink berpotensi membawa perubahan signifikan dalam sektor telekomunikasi. Meskipun banyak pihak melihat kehadiran Starlink sebagai langkah positif untuk meningkatkan akses internet, namun ada hal lain yang perlu diwaspadai oleh perusahaan telekomunikasi lokal yang harus dipertimbangkan secara serius atas kehadiran Starlink ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak dari kehadiran Starlink adalah penurunan kualitas layanan secara keseluruhan di pasar telekomunikasi di Indonesia. Starlink, dengan keunggulan teknologinya mampu menarik sebagian besar pelanggan yang selama ini tergantung pada layanan telekomunikasi tradisional. Akibatnya, perusahaan telekomunikasi lokal dapat kehilangan pelanggan dan mengalami penurunan pendapatannya. Untuk mempertahankan keuntungan, perusahaan tersebut mungkin akan memotong biaya operasional yang bisa berdampak pada kualitas layanan yang mereka tawarkan yang pada akhirnya dapat mengancam keberlanjutan finansial mereka.
Starlink juga diduga menggunakan strategi predatory pricing atau strategi jual rugi. Berdasarkan pernyataan dari Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) bahwa harga layanan bulanan dan perangkat yang ditawarkan Starlink di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan pemain satelit lokal. internet VSAT lokal unlimited yang paling murah dijual seharga Rp3,5 juta per bulan, sedangkan harga Starlink hanya Rp750 ribu per bulan untuk pribadi dan Rp1,1 juta untuk paket bisnis. Begitu juga dengan harga perangkat dari pemain lokal sebesar Rp9,1 juta, sedangkan harga promosi yang ditawarkan Starlink adalah Rp4,6 juta dengan harga tanpa promosi sebesar Rp7,8 juta. Dengan kata lain, harga yang ditawarkan Starlink jauh lebih murah dibanding harga perusahaan lokal.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Starlink juga dapat menciptakan ketidakseimbangan di pasar telekomunikasi. Dengan kemampuan Starlink melalui harganya yang terjangkau, perusahaan telekomunikasi lokal mungkin kesulitan untuk bersaing dalam hal harga dan layanan. Perusahaan multinasional seperti Starlink yang memiliki keunggulan teknologi dan modal besar dapat mendominasi pasar, menggeser perusahaan-perusahaan telekomunikasi lokal yang mungkin kurang siap untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Dalam jangka panjang, ketidakseimbangan ini bisa mengarah pada konsolidasi pasar, di mana hanya beberapa pemain besar yang bertahan, meninggalkan sedikit ruang bagi perusahaan lokal yang lebih kecil untuk beroperasi dan mengurangi pilihan layanan bagi konsumen.
Sebagai gambaran, berikut merupakan data saham untuk beberapa perusahaan telekomunikasi khususnya Internet Service Provider (ISP) dengan status terbuka (Tbk) di Indonesia periode tahun 2024 sampai dengan bulan September.
Sumber data dan gambar: Indonesian Stock Exchange (Google) - Data pergerakan Saham Telkomsel (TLKM) dan XL Axiata (EXCL)
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan ISP mengalami penurunan nilai sahamnya khususnya pada bulan Mei 2024 dan bulan-bulan seterusnya, secara fundamental hal itu mungkin dapat disebabkan karena masuknya Starlink ke Indonesia yang berdampak pada pasar perusahaan ISP di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan dari Starlink, perusahaan tersebut mungkin harus beradaptasi dan berinovasi untuk meningkatkan kualitas layanan atau menawarkan paket layanan yang lebih baik demi menarik konsumen dan mempertahankan kemampuan finansial mereka kedepannya.
ADVERTISEMENT
Jumlah perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia sangat sedikit dibandingkan dengan sektor lainnya. Berdasarkan Data Statistik Telekomunikasi Indonesia Tahun 2023 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 tercatat sebanyak 1.797 perusahaan yang telah mendapatkan izin untuk menyelenggarakan layanan telekomunikasi di Indonesia. Jumlah tersebut sangat sedikit dibandingkan dengan sektor lainnya, contohnya saja sektor industri manufaktur. Pada tahun yang sama berdasarkan Data Direktori Industri Manufaktur Indonesia Tahun 2023 dari BPS, perusahaan manufaktur untuk skala menengah dan besar di Indonesia tercatat sebanyak 32.913 perusahaan. Jumlah tersebut belum termasuk perusahaan manufaktur skala kecil maupun yang belum terdaftar. Hal ini berarti sektor telekomunikasi merupakan sektor yang memiliki sedikit pasar pesaing sehingga apabila muncul pergolakan pada sektor tersebut akan sangat mungkin memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Indonesia. Sehingga kehadiran Starlink dapat membawa dampak signifikan terhadap perekonomian khususnya pada sektor telekomunikasi di Indonesia apabila tidak ditangani secara baik.
ADVERTISEMENT
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mengumumkan jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi sebanyak 278.696.200 jiwa. Dari hasil survei penetrasi internet Indonesia Tahun 2024 yang dirilis oleh APJII, maka tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 79,5%. Hal ini berarti masih ada sekitar 20,5% lagi penduduk di Indonesia yang belum mendapatkan layanan internet, yang artinya merupakan kewajiban pemerintah bersama perusahaan telekomunikasi untuk menyelesaikan permasalahan kesenjangan digital ini.
Kehadiran Starlink ke Indonesia dapat diibaratkan sebuah jalan pintas bagi pemerintah Indonesia untuk mengakselerasi pemerataan untuk layanan akses Internet di seluruh Indonesia. Pemerintah mungkin bisa saja berkolaborasi dan berkerja sama dengan Starlink melalui kemampuan penetrasinya ke berbagai daerah pelosok. Namun, hal itu justru dapat menimbulkan konsolidasi pasar bahkan sifat pasar monopoli oleh Starlink, terlebih lagi dengan rencana Starlink yang akan mengeluarkan fasilitas internet yang dapat terhubung dari ponsel langsung (direct to cell) yang sangat berpotensi memperkuat posisi mereka di pasar. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menciptakan iklim pasar yang adil bagi seluruh perusahaan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus tegas dalam menentukan kebijakan dan regulasi terhadap kondisi yang sedang terjadi saat ini baik itu dari segi perekonomian, pasar, maupun ketahanan dan keamanan data.
ADVERTISEMENT
Penting bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah untuk memperhatikan kemungkinan yang akan terjadi dan memastikan bahwa kebijakan dan regulasi yang ada dapat mendukung persaingan yang adil dan sehat. Baik itu dengan melakukan pembatasan atau memfokuskan target pasar Starlink, memberikan evaluasi dan perhatian khusus pada strategi harga Starlink, maupun membuka peluang untuk kolaborasi antara perusahaan telekomunikasi lokal dengan Starlink, serta kebijakan-kebijakan lainnya yang dapat mendorong terciptanya kompetisi yang adil untuk semua.
Starlink juga harus mematuhi regulasi dan kebijakan lokal di Indonesia. Mekanisme layanan internet di Indonesia harus sesuai dengan pasar, termasuk evaluasi tarif layanan dan kinerjanya. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan oleh pemerintah sekarang ini adalah bagaimana memastikan bahwa Starlink mengikuti regulasi yang diatur oleh Pemerintah. Sehingga negara ini memiliki persaingan usaha yang adil dan sehat, serta tercapai tujuannya yaitu untuk melakukan pemerataan digital di seluruh daerah pelosok Indonesia sambil tetap menjaga kedaulatan digitalnya meskipun muncul perusahaan multinasional kuat seperti Starlink di tanah air.
ADVERTISEMENT