Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kapolri Tunda Kunker ke Turki dan Saudi karena Bom Kampung Melayu
26 Mei 2017 21:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian harus membatalkan kunjungan kerjanya ke dua negara Timur Tengah akibat bom yang meledak di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5) kemarin.
ADVERTISEMENT
"Setelah menyelesaikan kegiatan, saya langsung memutuskan untuk membatalkan kunjungan ke Turki dan ke Saudi," kata Tito di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jum'at (26/5).
Tito hanya melakukan kunjungan ke Iran saja. Meskipun begitu kunjungan tersebut tetap dilakukan walaupun dia tidak ikut ke dua negara tersebut dan kembali ke tanah air melalui Dubai, Uni Emirat Arab.
"Delegasi tetap berjalan dipimpin oleh Kabaharkam Komjen Putut Bayu Seno, dan kemudian saya memutuskan untuk langsung kembali via Dubai," katanya.
Tito sampai di Indonesia pada pukul 16.30 WIB, dan langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) terminal Kampung Melayu. Setelah itu, Tito menuju ke Rumah Sakit Polri untuk menjenguk korban yang dirawat.
ADVERTISEMENT
Mantan Kepala BIN ini seharusnya melakukan kunjungan ke tiga negara. Kunjungan pertama ke Iran, lalu kedua ke Turki dan terakhir ke Saudi. Tito mengaku diundang oleh ketiga kepala polisi di masing-masing negara tersebut. Tujuannya untuk bekerjasama pada bidang penanggungan terorisme dan juga narkotika.
"Jadi saya tadi sore baru mendarat dari kunjungan kerja ke Iran. Semula saya akan berangkat ke tiga negara, sudah meminta izin kepada bapak Presiden sehubungan adanya undangan dari kepala polisi Iran, kepala polisi Turki dan dan kepala polisi Saudi. Memang ada beberapa kerja sama di antaranya adalah kerjasama penanggulangan terorisme dan narkoba di antaranya juga," terangnya.
Tito mengaku mendengar kabar adanya ledakan bom tersebut ketika sedang berada di Teheran dan sedang makan malam dengan masyarakat Indonesia yang ada di sana. Begitu mendengar kabar bom, ia langsung kembali ke Indonesia.
ADVERTISEMENT