Penjagaan Laut Maluku Ketat, Kini Tak Ada Kapal Asing yang Masuk

1 April 2017 7:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Komandan Lantamal IX Nur Singgih Prihartono (Foto: Pranamya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komandan Lantamal IX Nur Singgih Prihartono (Foto: Pranamya/kumparan)
Komandan Lantamal IX Laksamana Pertama TNI Nur Singgih Prihartono beserta jajarannya berkomitmen menjaga perairan Maluku dari kapal-kapal ilegal pencuri ikan. Berbagai upaya pengamanan dilakukan, salah satunya adalah pelaksanaan patroli Kemananan Laut (Kamla).
ADVERTISEMENT
"Patroli Kamla ini kalau di wilayah sini sepanjang tahun (dilakukan), hanya unsurnya bergantian. Jadi kita mengefektifkan patroli," ujar Singgih dalam konferensi pers persiapan peledakan kapal asing, di Gedung Mako Lantamal, Ambon, Maluku, Jumat (31/3).
Selain patroli Kamla, kata Singgih, ada beberapa operasi pengamanan lainnya yang saling mendukung.
"Di armada timur ini ada kapal sejumlah sekitar 60 untuk di daerah timur. Kita nanti operasi tidak hanya operasi Kamla saja, ada yang lain dan latihan-latihan juga," ujarnya.
"Itu nanti kita tetap, bahasa kita itu, pengaturan kapan-kapal, perbaikan kapal-kapal operasi, sehingga kita pakai bergantian muter," lanjutnya.
Menurut Singgih, wilayah patroli yang luas mengharuskan timnya memaksimalkan patroli seefektif mungkin.
"Kalau dibilang kurang ya jelas kurang namun kita ini sama-sama orang laut jadi kita itu tahu kapan kita ke daerah itu dan kapan kita mengganti unsur," kata Singgih.
ADVERTISEMENT
Kapal ditarik ke Pantai Morella (Foto: Pranamya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal ditarik ke Pantai Morella (Foto: Pranamya/kumparan)
Singgih mengatakan operasi pengamanan juga melibatkan staf intelijen. Pelibatan tersebut, kata dia, dapat membantu tim patroli untuk mengetahui daerah yang rawan.
"Kita kan ada staf intelijen juga, kita tahu mana daerah yang rawan, mana yang lagi musim ikan banyak ikannya kita tahulah. Armada timur itu ada yang namanya Asian operasi itu yang bagian meng-arrange tadi itu. Kita bisa memaksimalkan kondisi yang ada," ujarnya.
Kedaulatan NKRI di wilayah timur, menurut Singgih, terlihat sudah aman. Ia mengatakan penenggelaman kapal-kapal asing berdampak positif pada upaya pengamanan.
"Di Arafuru tinggal kapal-kapal lokal saja. Ini kita melakukan kegiatan penenggelaman ini salah satu hal yang positifnya memberi dampak pada orang-orang itu mau masuk Indonesia mikir-mikir," ujarnya.
ADVERTISEMENT