Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Berbicara Terpenjara Etika
11 Desember 2024 12:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari MAULIDIA AININ tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seberapa penting etika dalam bertutur kata?. Semakin berkembangnya zaman dan iptek, etika sering disepelekan bahkan kadang terkesan tak diperlukan. Sebagai generasi yang tumbuh di zaman serba canggih ini, tentu sangat wajar jika kita sebagai generasi muda melek teknologi.
ADVERTISEMENT
Berbagai informasi dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah diakses oleh siapapun, sehingga semua orang bebas memberi respon, baik positif maupun negatif.
Sebelum lebih jauh, apakah kalian sebenarnya tahu apa itu etika?. Etika menurut para ahli, adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antar sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena etika diperlukan sebagai pedoman dalam berperilaku guna mematuhi norma-norma yang telah ditetapkan. Peranan dan manfaat etika dalam kehidupan jelas menghimbau kita merapkan etika untuk membedakan hal yang baik dan yang buruk.
ADVERTISEMENT
Namun seiring berkembangnya zaman, etika kerap dianggap bukan suatu hal yang penting. Banyak dari generasi sekarang yang tidak peduli terhadap etika bahkan terkesan mengesampingkan itu semua demi beberapa tujuan yang menyenggol egonya sebagai manusia.
Banyak kasus yang akhir-akhir ini membuat kita sadar bahwa etika memang sangat penting sebagai pagar perilaku manusia. Etika tidak pandang bulu, semua yang hidup berdampingan harus beretika, karena setinggi apapun kasta, jabatan bahkan pendidikan seseorang, jika tidak beretika maka semua itu tidak berarti apa-apa. Etika dan moral merupakan hal dasar yang harus dimiliki semua manusia, agar bisa memanusiakan manusia lainnya.
Kasus yang membuat media sosial gempar dan menjadi sorotan publik adalah salah satu kasus penceramah kondang Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), akibat potongan vidionya yang viral pada 20 November 2024, saat sedang mengisi sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah. Dalam potongan video tersebut Gus Miftah terkesan mengolok dan mempermalukan seorang pedagang es teh keliling dengan kata “Goblok” yang dilontarkan di depan banyak orang.
Awalnya dari pihak Gus Miftah menyangkal hal tersebut dan menganggap hanya "guyonan" pengajian biasa. Tapi respon publik ternyata sangat mengecam hal tersebut, warganet umumnya mempertanyakan tindakan Gus Miftah yang dinilai tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama yang harusnya menjunjung adab.
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis turut memberikan komentar tajam terhadap gaya komunikasi Gus Miftah setelah video "prank" terhadap penjual es teh viral di media sosial.
Melalui media sosial, KH Cholil Nafis menekankan pentingnya menjaga etika dalam berkomunikasi, terutama di depan umum saat memberikan kajian keagamaan. "Orang jualan teh itu sedang mencari rezeki dengan kasab yang halal. Tentu sesuai dengan kapasitas masing-masing orang mencari rezeki," ujar Cholil Nafis, Selasa (3/12).
Tidak hanya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) saja yang turut memberikan respon, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto juga turut serta memberikan respon dan teguran melalui akun resmi Gerindra.
Presiden Prabowo menegaskan pentingnya menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran bagi seluruh jajaran pemerintahannya agar lebih berhati-hati dalam bersikap dan berbicara.
ADVERTISEMENT
Atas kejadian ini, Gus Miftah juga telah mengunjungi rumah penjual es teh, Sun Haji di Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Magelang untuk meminta maaf.
Dampak yang disebabkan oleh adanya krisi etika dalam kasus tersebut lumayan berdampak. Selain karena yang bersangkutan merupakan seorang tokoh agama, yang bersangkutan juga merupakan seorang utusan khusus presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Banyak orang bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terucap dimulut seorang tokoh besar apalagi seorang pemuka agama? sedangkan di agama sendiri sudah sangat jelas bahwa etika dan moral sangat diutamakan, bahkan menjadi sebuah hal yang wajib dimiliki oleh semua umat beragama.
Dengan dijunjung tingginya etika akan menciptakan kehidupan yang saling menghargai dan menghormati antar sesama. Kehidupan bermasyarakat pun akan lebih nyaman, damai, dan memperkecil adanya perselisihan.
Akan tetapi mencapai itu semua tidaklah mudah, meskipun telah gencar menggaungkan pentingnya etika, jika dari dalam diri sendiri tidak ada niatan berubah itu semua akan menjadi hal yang percuma.
ADVERTISEMENT
Etika lebih penting dari pada ilmu, karena sepintar dan setinggi apapun pendidikan manusia, jika tidak beretika, maka semua itu sia-sia.
Ali Bin Abi Thalib R.A pernah berkata: “Seseorang mati karena tersandung lidahnya dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya. Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya sedangkan tersandung kakinya akan sembuh perlahan” (HR. Bukhari)
Dari hadist tersebut telah disebutkan seberapa bahayanya lisan seseorang apabila tidak memiliki etika dan adab di dalamnya. Menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain merupakan suatu hal dasar yang seharusnya semua manusia berakal bisa melakukannya.