Konten dari Pengguna

Pick-up Line Gagal: Humor di Dating App yang Bikin Mokal

Nursita Devi Ambara
Penulis dan Pemagang di IHIK3
25 November 2024 15:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nursita Devi Ambara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sc Gambar: original edited by Nursita Devi Ambara
zoom-in-whitePerbesar
Sc Gambar: original edited by Nursita Devi Ambara
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang, orang mungkin gak asing sama pick-up line, tapi pernah gak sih kalian menemukan pick-up line yang gagal di dating app?
ADVERTISEMENT
Pas lagi scroll dating app, kita pasti banyak menemui percakapan-percakapan yang mengarah ke pendekatan. Banyak juga lawakan-lawakan receh yang mengalir begitu saja buat mencairkan suasana selama proses pendekatan. Bahkan, pick-up line yang seharusnya buat menggoda pun bisa menjadi humor tersendiri di dating app. Kok bisa?
Pick-up line memang jadi trik populer untuk menciptakan kesan pertama yang menarik. Tapi kalau sudah gagal dalam penyampaiannya, bukannya tergoda malah jadi awkward. Momen awkward ini justru bisa jadi humor tersendiri.
Nah, di sinilah keseruan dari penggunaan pick-up line. Momen konyol yang terjadi ketika pick-up line yang kamu lontarkan malah bikin doi bingung atau salah paham dan bahkan tertawa justru menjadi pengalaman lucu dari dating app. Bayangkan kamu sudah berusaha flirting dengan pick-up line yang keren, tapi hasilnya justru bikin awkward. Konyol, tapi kejadian ini bisa bikin suasana jadi lebih santai.
ADVERTISEMENT
Ibarat nya kalian ngakak sama lelucon yang sebenarnya bukan lelucon. Nah itu bisa terjadi karena adanya pelanggaran aturan percakapan, atau istilah keren nya maxim rules.
Waduh, apa nih?
Maxim ini dijelaskan oleh Grice (1975) dalam lingkup linguistik sebagai prinsip komunikasi yang membuat obrolan agar tetap jelas, nyambung, dan sopan. Pelanggaran pada prinsip ini bisa bikin obrolan jadi tidak seimbang dan terjadilah awkward moment. Untungnya, di zaman sekarang orang-orang lebih chill dan menganggap awkward moment tersebut sebagai lelucon yang cukup menghibur.
Pelanggaran maxim ini biasa terjadi dengan cara ‘sengaja agar menjadi humor’ maupun ‘tidak sengaja tapi jadi humor tersendiri’. Dalam konteks dating app ini, orang cenderung tidak sengaja melanggar maxim atau dalam istilah linguistik disebut sebagai violation maxim.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ketika seseorang memberikan pick-up line, namun dengan tidak sadar melanggar maxim rules, otomatis percakapan yang berlangsung menjadi awkward dan berakhir lucu.
Seperti pada contoh di atas, kalian pengguna dating app pasti udah gak asing dengan template permainan kata tersebut. Sebut saja Budi (bubble chat abu-abu) seharusnya menjawab lanjutan dari permainan kata yang ia mulai terlebih dahulu dengan sesuatu yang menarik. Namun sayangnya, ia malah menjawab dengan sesuatu yang gak nyambung. Disini Budi telah melanggar maxim rules atau lebih tepatnya maxim of relevance. Sehingga percakapan yang dihasilkan gak nyambung.
Cukup kocak bukan? Tapi jangan keterusan kalau gak mau gagal dapat teman dating!
Terus gimana caranya biar percakapannya nyambung? Gimana caranya pick-up line kita berhasil?
ADVERTISEMENT
Nah, masih nyambung dengan pembahasan di atas, kita perlu memperhatikan maxim rules.
Pertama, kalau lagi chatting-an, pesan yang diberikan juga harus jelas. Kejelasan tersebut jadi salah satu aturan maxim dalam percakapan atau biasa disebut dengan istilah maxim of manner. Pelanggaran terhadap aturan maxim ini bisa bikin pesan yang disampaikan menjadi salah persepsi dan tidak jelas. Meskipun ketidakjelasan ini juga dapat menjadi humor — dan berujung lucu.
Here’s the example. Terjadi kesalahpahaman pada obrolan tersebut yang mengakibatkan adanya humor tersendiri. Di sini, sebut saja Ahmad (bubble chat kuning) tidak sengaja melanggar maxim rules dengan memberi pick-up line pakai Bahasa Inggris dan sulit dipahami oleh Siti (bubble chat abu-abu). Hingga terjadilah miscommunication. Bagi yang melihat, tentu hal ini jadi lucu untuk dibaca.
ADVERTISEMENT
Eits, tapi jangan salah! Selain perlu memperhatikan caranya, dalam menyampaikan sesuatu pun kita tetap harus memikirkan bibit bobot pesan tersebut. Apakah hal tersebut berlebihan? Apa penjelasannya udah pas?
Jangan seperti contoh di atas, yang melontarkan pick-up line namun mengesampingkan kebenaran. Sebut saja Dimas (bubble chat kuning) memberikan pick-up line yang terlalu mengada-ngada: ‘Are u a vegetable?’, yang mana sudah pasti Tina (bubble chat abu-abu) bukanlah sayuran. Pick-up line seperti ini sering dilontarkan, dengan membicarakan hal-hal yang gak benar atau nyata dan terlalu melebih-lebihkan. Lucu sih, tapi hal seperti ini justru secara tidak sengaja melanggar maxim of quality, karena memberikan hal yang mengada-ada.
Terakhir, dalam menyampaikan pesan, kita harus memberikan informasi yang cukup — tidak terlalu banyak ataupun sedikit.
Lagi-lagi jangan kayak contoh di atas. Sebut saja Ilham (bubble chat abu-abu) melontarkan godaan dengan memberikan TMI (Too Much Information) tanpa tahu latar belakang Sari (bubble chat kuning) terlebih dahulu. Sehingga Ilham secara gak sengaja melanggar maxim of quantity dengan memberikan TMI tersebut. Untungnya, chat tersebut berakhir jadi humor tersendiri karena di-counter oleh Sari.
ADVERTISEMENT
Intinya, memahami maxim rules ini dapat membantu kalian dalam membuat pick-up line dan tidak berakhir jadi lelucon yang garing atau bahkan malah bikin obrolan jadi awkward. Walaupun, pick-up line yang gagal dapat menjadi humor tersendiri, tapi lebih bagus lagi kalau flirting kita berhasil kan?
Nah, kalau dari kalian sendiri gimana nih? Ada yang pernah gagal juga kah flirting nya? Atau malah pada jago-jago?
Yuk share pengalaman kalian!
Nursita Devi Ambara, penulis dari Universitas Brawijaya & pemagang di Institut Humor Indonesia Kini / ihik3.com , lembaga kajian yang serius mengelola humor secara profesional.