Konten dari Pengguna

Benarkah IPK Adalah Salah Satu Pertimbangan HRD dalam Merekrut Karyawan Baru?

nurtsaniaw
Mahasiswi Hubungan Masyarakat Politeknik LP3I Jakarta
3 Februari 2025 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nurtsaniaw tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
IPK adalah nilai akhir yang mahasiswa dapat selama menempuh masa perkuliahan. Nilai ini kerap kali menjadi bukti apakah seorang mahasiswa berprestasi secara akademik atau tidak. Selain itu, IPK juga memengaruhi prediket mahasiswa ketika lulus kuliah. Banyak mahasiswa mengejar IPK tinggi dan lulus cumlaude dengan harapan cepat dapat kerja ketika lulus dan bisa bekerja di perusahaan besar dengan gaji tinggi. Lalu, apakah benar dengan IPK tinggi seseorang akan lebih mudah mendapat kerja? Simak artikel ini hingga akhir.
Image diedit oleh penulis di aplikasi Canva
zoom-in-whitePerbesar
Image diedit oleh penulis di aplikasi Canva

IPK adalah filter awal dalam proses rekrutmen

ADVERTISEMENT
Dalam suatu perusahaan, divisi Sumber Daya Manusia (SDM) atau lebih dikenal dengan Human Resources Department (HRD) akan melakukan banyak pertimbangan dalam merekrut karyawan baru. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang efisien, sehingga dapat menunjang kemajuan perusahaan. Seorang HRD akan melakukan filtering dari CV pelamar untuk menentukan apakah si pelamar bisa lolos ke tahap selanjutnya atau tidak. Hal ini biasa dilakukan ketika perusahaan sedang melakukan open recruitment secara besar-besaran. Dan IPK adalah salah satu pertimbangan HRD dalam proses filtering tersebut.
Pelamar dengan IPK rendah atau tidak sesuai kriteria perusahaan akan tersingkirkan secara langsung. Jika proses filtering ini sudah selesai, maka IPK tidak lagi dibutuhkan karena ada faktor lain yang lebih penting untuk dijadikan pertimbangan bagi HRD dalam merekrut karyawan, berikut faktor penting itu:
ADVERTISEMENT
Kemampuan/Skills
Dalam proses rekrutmen, HRD akan menilai pelamar dari kemampuan yang ia miliki. Jika memiliki kemampuan baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka besar kemungkinan bagi si pelamar untuk diterima. Pelamar dengan IPK tinggi tetapi kemampuannya tidak sesuai atau zonk maka akan tersingkirkan secara perlahan. Itu artinya ketika melamar kerja yang dijual bukanlah IPK melainkan kemampuan. Mengapa demikian? Karena IPK adalah nilai akhir yang menunjukan seberapa berprestasi seorang mahasiswa di bidang akademik selama berkuliah. Sedangkan, di dunia kerja suatu perusahaan tidak begitu mementingkan prestasi akademik, perusahaan hanya membutuhkan karyawan yang bisa bekerja dengan baik dan dapat memenuhi target yang diberikan.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja akan menjadi pertimbangan selanjutnya bagi HRD dalam merekrut karyawan. Hal tersebut menjadi penting karena menandakan bahwa pelamar sudah paham bagaimana kehidupan di dunia kerja. Dan akan menjadi nilai tambahan apabila pelamar memiliki pengalaman kerja di bidang yang sama karena itu artinya ia memiliki pengetahuan yang cukup di bidang tersebut. HRD akan berpikir dua kali jika ada pelamar lulusan sarjana dan memiliki IPK tinggi tetapi tidak memiliki pengalaman kerja sama sekali. Maka adanya pemikiran bahwa IPK adalah kunci utama diterima kerja sangat keliru.
ADVERTISEMENT
Perilaku/Behavior
Suatu perusahaan pasti memiliki nilai-nilai yang dianut dan harus ditaati oleh seluruh warga perusahaan. Biasanya nilai ini berkaitan erat dengan perilaku dan sikap seseorang selama bekerja. Jika pelamar memiliki perilaku kurang baik maka HRD akan enggan menerimanya, meskipun ia memiliki kemampuan yang baik dan pengalaman kerja yang cukup.
Itulah 3 faktor yang menjadi pertimbagan HRD dalam merekrut karyawan baru. Meskipun IPK tidak termasuk di antara ketiganya, bukan berarti IPK adalah sesuatu yang tidak penting. Karena IPK adalah filtering awal sebelum 3 faktor di atas dipertimbangkan. So, jangan meremehkan IPK ya.