Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Haikal si Peretas 'Gantengers' dari Tangsel yang Belajar Otodidak
2 April 2017 11:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Perumahan Situ Gintung Residence di Tangerang Selatan menjadi tempat tinggal Sultan Haikal (19). Pemuda yang ditangkap polisi ini diduga membobol ribuan situs bersama gengnya yang bernama Gantengers Crew.
ADVERTISEMENT
Pagi ini Minggu (2/4) kumparan (kumparan.com) menyambangi kediaman Haikal. Di pintu gerbang perumahan, satpam menyambut dan menanyakan keperluan.
Saat diberitahu tujuan bertemu keluarga Haikal, satpam mempersilakan menunggu di pos. Katanya, orang tua Haikal akan diberitahu lebih dahulu.
Sekitar 5 menit kemudian, satpam memberitahu bahwa orang tua Haikal akan datang ke pos satpam menemui.
Sekitar 10 menit menunggu, orang tua Haikal datang. Pria paruh baya itu memperkenalkan diri sebagai Kamal dan bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Kamal kemudian mengajak kumparan ke rumahnya. kumparan membuntuti motor matic yang dikendarai Kamal.
Dan hanya beberapa menit sudah sampai di rumah dua lantai itu. Sebuah mobil Xenia berwarna hitam terparkir di garasi.
"Rumah ini ngontrak," ungkap Kamal.
ADVERTISEMENT
Kamal, seorang pria berjanggut, lalu mempersilakan kumparan masuk. Setelah basa-basi sebentar, dia menceritakan tentang putra ketiganya yang ditangkap polisi.
"Ada enam polisi dari Bareskrim yang datang," kata Kamal.
Berita terkait: Akhir Cerita Pemuda Tangerang Selatan Pembobol Ribuan Situs
Haikal ditangkap pada Kamis (30/3). Tim Siber Bareskrim Polri menyebut Haikal sebagai Ketua Kelompok Gantengers yang membobol situs Polri, Go-Jek, hingga tiket.com. Miliaran rupiah diraup kelompok itu dari tiket pesawat.
Tidak Tahu Haikal Ngehack
Kamal melanjutkan ceritanya. Dia tidak tahu bahwa Haikal itu ngehack situs. Selama ini, saat mengoprek komputer, bermain di depan laptop kerap memberitahu sedang memperbaiki sesuatu.
"Dia kenal komputer sejak SD, saya membelikan buat main game biar enggak main ke luar rumah," jelas Kamal.
ADVERTISEMENT
Lulus SD, Haikal melanjutkan ke pondok pesantren, tapi hanya dua tahun bertahan. Haikal merasa tidak betah.
"Akhirnya saya masukkan ke MTs," ujarnya.
Lepas dari MTs, karena sesuatu dan lain hal, Haikal belajar di rumah dengan sistem kejar paket. Sama sekali tidak terpikirkan oleh Kamal, putranya yang belajar komputer akan bisa meng-hack.
"Dia dapat uang dari kakaknya dan suka ke warnet," ucap Kamal.
Selama ini Haikal dikenalnya sebagai pemuda yang baik. Sosok supel yang mudah bergaul dengan siapa pun. Ibadahnya juga bagus.
"Saya selalu berpesan, ibadah yang baik jadi orang yang baik," ungkap Kamal.
ADVERTISEMENT
Protektif pada Haikal
Kamal sangat protektif kepada Haikal, dia mengakui sangat menjaga pergaulan anaknya itu.
"Saya sangat protektif, karena takut kena pergaulan buruk. Mungkin ada perasaan dibuang karena protektif," urai Kamal.
Kamal disebut polisi bersama gengnya meraup uang miliaran rupiah. Tapi saat kami menanyakan soal uang yang dimiliki Haikal, Kamal menyampaikan anaknya tidak bergaya hidup mewah.
Jangan Jadi Orang Jahat
Kamal tahunya Haikal bekerja dengan kakaknya yang punya bisnis dan mendapatkan uang dari mengamankan dan menyelamatkan situs-situs, atau dikenal sebagai peretas topi putih (white hat hacker) yang tidak bermaksud buruk.
ADVERTISEMENT
"Uangnya (sebagai white hat hacker) dia beli motor, traktir teman, sedekah. Dan saya selalu pesan, jangan jadi orang jahat," ungkap Kamal.
"Dia ingin membuktikan bisa mencari uang sendiri, tidak minta sama orang tua," tambahnya.
Nasi sudah menjadi bubur, Haikal meringkuk di tahanan Bareskrim. Kamal hanya berharap anaknya bisa mendapatkan keadilan.
"Kami pasrah sama Allah, semua Allah yang menentukan. Saya rasa gini, polisi lebih bijak dan paham dan saya mengharapkan yang adil saja. Demi kebaikan bersama," ungkapnya.
Haikal Galau
Kamal sudah menjenguk Haikal di tahanan. Lalu bagaimana kondisinya?
"Dia cemas, galau, seribu macam rasa. Saya bilang harus tawakal, harus dijalanin," tutup Kamal mengakhiri perbincangan.
Kamal juga sempat menunjukkan kamar Haikal. Tidak lama sebuah stasiun televisi datang ikut mewawancara. kumparan kemudian meminta izin pamit.
ADVERTISEMENT