Survei BNPT: 39 Persen Mahasiswa Terindikasi Tertarik Radikalisme

26 Juli 2017 13:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi antiradikalisme (Foto: ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi antiradikalisme (Foto: ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 39 persen mahasiswa di 15 provinsi di Indonesia yang menjadi responden survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terindikasi tertarik pada paham radikal.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu perlu dilakukan antisipasi sejak dini agar tidak berlanjut pada terorisme," kata Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Dr Andi Intang Dulung usai menghadiri Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme di Padang, Rabu (26/7), seperti dilansir Antara.
"Hasil ini menguatkan dugaan bahwa generasi muda adalah target penyebaran radikalisme dan kampus rentan menjadi tempat penyebarannya," tambah Andi.
15 Provinsi lokasi survei itu adalah Lampung, Maluku, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, dan Kalimantan Utara. Kemudian, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Banten, Bali, Kepulauan Riau, dan Bengkulu.
"Survei juga akan dilakukan di Sumbar usai pelaksanaan dialog dengan mahasiswa," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Andi mengatakan hasil survei itu harus segera ditindaklanjuti oleh berbagai pihak, karena pencegahan dan penanggulangan terorisme tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab BNPT.
"Semua lapisan masyarakat harus terlibat dalam upaya menyelamatkan masa depan bangsa ini," ujarnya.
Andi menyebutkan paham radikal adalah langkah awal menuju terorisme karena semua teroris pasti melalui tahap itu. Namun, jika diantisipasi, salah satunya melalui dialog, maka penganut paham radikal bisa dicegah lebih jauh pada terorisme.
"Ini yang menjadi salah satu fokus BNPT pada 2017. Menjalin dialog dengan birokrasi kampus dan mahasiswa untuk meredam penyebaran paham radikal," katanya.
Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Prof Syaifullah mengatakan pencegahan paham radikal dan terorisme adalah upaya untuk menyelamatkan kesatuan NKRI.
ADVERTISEMENT
Ia memastikan hal itu bukan karena desakan apalagi pesanan dari negara luar.