Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Jangan Anggap Remeh Anyang-anyangan, Bisa Berujung Gagal Ginjal!
21 Juli 2019 12:41 WIB
Tulisan dari Nurul Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jangan Anggap Remeh Anyang-Anyangan, Kalau Dibiarkan Bisa Berujung Gagal Ginjal!

ADVERTISEMENT
Pastinya saya tidak pernah melupakan momen itu. Anyang-anyangan yang berujung pada akibat sedemikian fatal. Hari itu, seluruh jamaah haji yang tinggal satu apartemen dengan kami, menuju ke Masjidil Haram, Mekkah, untuk lakukan ibadah sholat berjamaah, thowaf, sai. Mereka berangkat dengan gegas dan penuh semangat.
Sementara aku? Terpekur dengan hati yang hancur, sembari stand by di depan toilet yang berjarak 1 meter dari pintu ruang tidur kami.
Bagaimana tidak hancur? Saya merasa, sia-sia waktu, usaha, niat, dan duit yang kami gelontorkan untuk berangkat ke kota suci Mekkah, kalau pada akhirnya saya menyerah kalah oleh anyang-anyangan! “Cuma” anyang-anyangan, sodara-sodara!
Lebih hancur lagi, manakala saya harus menghambat semangat sosok Ibunda tercinta, yang justru memilih untuk menemani putrinya di dalam kamar. Padahal saya tahu, Ibu amat rindu dengan rumah Allah. Ibu amat menikmati setiap derap langkah ketika thowaf, lari-lari kecil saat sa’i… dan ia menggadaikan semua rindu itu, gara-gara putri bawelnya ini yang sakit buang air kecil.
ADVERTISEMENT
Hari itu, saya berdoa lebih ekstra dari biasanya. Kalau memang, penyakit ini bisa menjadi penggugur dosa, maka saya ikhlas. Sungguh, saya ikhlas. Saya beristighfar, sholat taubat…
Yeah, walaupun harus bolak-balik ambil wudhu, karena terinterupsi oleh anyang-anyangan yang kian mengganggu. Tapi, satu hal yang pasti: Saya harus cari jawaban atas pertanyaan tersulit abad ini: Bagaimana cara mengatasi anyang-anyangan? Apa penyebab anyang-anyangan? Kenapa saya terjangkit penyakit ini? Jangan-jangan… apakah ini gejala dari Infeksi Saluran Kemih?
***
Alhamdulillah, hari Sabtu (20/7/2019) saya mendapatkan kesempatan untuk mengulik lebih dalam seputar anyang-anyangan. “Aktif dan Percaya Diri dengan Memelihara Saluran Kemih” inilah tema besar yang diangkat dalam Gathering Prive Uri-Cran Woman Community. Bertempat di Santika Premiere Raya Gubeng Surabaya, acara seminar ini berlangsung semarak dan sarat ilmu!
ADVERTISEMENT
Adalah Dokter Eighty Mardiyan Kurniawati SpOG (K) yang siap menjabarkan tentang mengapa wanita rentan terkena Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan anyang-anyangan, dan bagaimana cara mengatasinya.
Kutipan yang paling hakdesh buat saya adalah, ”Saluran kemih TIDAK sesederhana yang kita kira. Ada urethra yang menjadi lubang kecil tempat keluar pipis. Ada pula Ureter yang bertugas menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Apabila Infeksi Saluran Kemih itu dibiarkan, maka bakteri dan virus bisa naik ke ginjal, dan lama-lama bisa menyebabkan Gagal Ginjal. Semua infeksi itu disebabkan kuman, virus, dan lain lain. Kalau ginjal terinfeksi, maka produki air seni bisa bernanah, dan ginjal harus diangkat! Padahal, ini semua bermula dari infeksi saluran kemih saja.”
ADVERTISEMENT
Waduh!
Apa itu ISK (Infeksi Saluran Kemih) ?
ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih. Infeksi ini terjadi karena adanya mikroba. Sebagian besar dari kasus ISK disebabkan bakteri, bisa juga karena jamur. Dan pada kasus tertentu, virus yang menjadi penyebab ISK.
Sebanyak 5 dari 10 wanita pernah mengalami ISK. Dua di antaranya mengalami ISK berulang. Waspada terkena ISK, bila kita mengalami Anyang-anyangan di mana ciri-cirinya adalah:
(1). Ingin pipis/ buang air kecil terus-menerus
(2). Buang air kecil terasa sakit atau nyeri
(3). Buang air kecil tidak lancer
Apa Penyebab ISK?
Selama ini, saya menganggap remeh rasa “nggak lega” alias “belum tuntas” yang saya alami manakala buang air kecil. Boleh jadi, nyaris semua perempuan di kolong langit mengalaminya. Kenapa? Karena memang, sudah guratan takdir bahwa jarak antara saluran kemih (uretra) ke saluran pembuangan air besar (BAB) lebih dekat, sehingga rentan terkena masalah alias infeksi saluran kemih (ISK). Ternyata, sebanyak 80% kasus ISK terjadi, karena adanya bakteri E-Coli yang menempel pada dinding saluran kemih. Bakteri ini hidup di saluran cerna manusia, dikeluarkan melalui anus, bersamaan dengan feses. Bakteri ini nih, yang secara tidak sengaja masuk ke saluran kemih, dan menempel di dinding saluran kemih. Ini nih penyebab utama terjadinya ISK.
ADVERTISEMENT
Apalagi, banyaaaaaak banget hal-hal pemicu anyang-anyangan yang saya lakukan setiap saat setiap waktu. Contoh sederhana saja, menahan pipis. Ealah… ini udah kayak “guilty pleasure” remeh temeh yang konsisten saya lakukan sejak kecil. Sedari SD, kalau lagi asyik main gobaksodor, lompat tali ama temen-temen, lalu hasrat ingin pipis itu mak bedunduk muncul… maka yang sering saya lakukan adalah…. ngempet (atau ditahan) saja.
Jadi perempuan memang lebih rentan terkena ISK dan anyang-anyangan, karena:
(1). Secara anatomi, saluran kemih wanita lebih dekat dengan anus, kalau dibandingkan dengan pria.
(2). Wanita harus menggunakan air saat membasuh setelah pipis. Padahal, kita tidak pernah tahu kualitas air yang dipakai untuk membasuh, kan? Apalagi kalau pipis di toilet umum. Air (yang kotor) justru bisa menjadi tempat bakteri
ADVERTISEMENT
(3). Wanita lebih sering menahan pipis, apalagi kalau lagi traveling dan Cuma nemu toilet yang kondisinya “zonk”.
(4). Resiko ter-ekspos bakteri lebih tinggi, melalui dudukan toilet, kualitas air yang kotor dan sebagainya
(5), Cara yang salah ketika membasuh. Yang benar adalah, kita harus membasuh dari arah depan ke belakang, agar kuman yang ada di anus tidak berpindah ke depan/ saluran kemih.
Solusi Mengatasi Anyang-anyangan dan ISK
Apakah seseorang positif terkena ISK? Dokter Eighty menyarankan untuk melakukan Kultur Urine, ini adalah cara menegakkan diagnosis, apakah betul-betul terkena ISK atau tidak. Pasien harus menunggu hasil kultur urine selama 3-7 hari, untuk kemudian dilihat kuman apa yang tumbuh dan antibiotik apa yang sesuai.
ADVERTISEMENT
Berkali-kali Dokter Eighty mengingatkan agar kita semua waspada akan bahaya ISK! Bahkan ISK pada ibu hamil bisa mengakibatkan banyak dampak: ketuban pecah, keracunan kehamilan, bayi tumbuh tidak sesuai dengan usia kehamilan, bahkan bisa berakhir dengan keguguran! Ini terjadi pada istri aktor Indra Bekti.
Sungguh, ISK ini sebuah gejala yang (lagi-lagi) kerap dianggap sepele, tapi ternyata se-membahayakan itu.
Maka, Dokter Eighty memberikan solusi pada kita semua, agar ISK tak lagi berulang:
(1). Konsumsi air mineral sesuai anjuran dokter. Yeah, biasanya, kita malas kan, kudu minum delapan gelas perhari. Kenapa? Karena takut pipis pipis melulu! Padahal, minum air mineral, selain untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh juga membantu memperlancar pengeluaran urine dan bakteri. ”Minum air ini penting sekali, karena kita menggelontor kuman yang lagi jalan-jalan di sekitar saluran kemih, jadinya si kuman keluar bareng dengan air seni kita,” tutur dokter Eighty. Okesiap! Jangan malas minum air yhaaa
ADVERTISEMENT
(2). Usai pipis ataupun buang air besar, biasakan membasuh dengan cara yang benar. Yaitu dari arah depan ke belakang, supaya e.coli tidak singgah ke saluran kemih. Saya sekarang jauh lebih waspada lagi, yaitu selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah berkemih.
(3). Jangan menahan/ ngempet pipis! Ini memang dilematis ya. Kalau toiletnya kotor, rentan terjangkit kuman. Tapi kalau nahan pipis, bakal makin parah ISK dan anyang-anyangannya. Kalau saya, sekarang berusaha bawa sabun dan cairan antiseptic plus tisu basah dan kering, setiap akan traveling!
(4). Rajin mengonsumsi buah Cranberry. Lho? Buah Cranberry memangnya ada di Indonesia?
Tentang Buah Cranberry untuk Mencegah dan Mengobati ISK
Melalui serangkaian penelitian buah Cranberry efektif mencegah ISK karena kaya akan Proantocyanidin (PAC) yang dapat mencegah penempelan bakteri E.Coli pada dinding saluran kemih.
ADVERTISEMENT
Cranberry menjadi alternative non-antibiotik profilaksis, yang dapat mengurangi angka kejadian infeksi E.coli pada saluran kemih sebesar 36%, serta menurunkan 58% angka kejadian infeksi saluran kemih berulang.
Sayangnyaaaaa…. Cranberry ini tidak mudah didapatkan di Indonesia. Kalaupun ada, maka sebagian besar merupakan produk impor dan harganya mahal. Udah gitu, cranberry ini rasanya asam, sehingga kudu diolah dulu menjadi juice dan tidak praktis.
Thanks God! Ada Prive Uri-Cran! Michaela Talitha, selaku Senior Brand Manager Prive Uricran menjelaskan tentang mengapa kita kudu mengonsumsi suplemen ini, untuk mencegah dan mengobati ISK.
“Apabila kita rutin mengonsumsi Prive Uricran, maka bisa membantu cegah anyang-anyangan dan ISK, sehingga tidak perlu mengonsumsi antibiotik. Sedapat mungkin, jangan langsung pakai antibiotik. Kenapa? Sebab cara kerja antibiotik adalah dengan mematikan seluruh bakteri yang ada di dalam tubuh, padahal kita masih butuh bakteri baik. Probiotik (bakteri baik) yang ada dalam Prive Uricran plus sangat baik bagi tubuh. Selain itu, antibiotik bila tidak diminum dengan teratur, bisa menyebabkan resistensi (kebal) pada tubuh, juga tidak mencegah anyang-anyangan berulang. Ibu hamil juga tidak dianjurkan minum antibiotik,” ucap Michaela Talitha.
ADVERTISEMENT
Sedia Prive Uri-Cran di Rumah Kita!
Ada dua varian Prive Uricran
(1). Prive Uri-cran
Komposisi: 250 mg Ekstrak Cranberry Sediaan: Kapsul Dosis: 1-2 Kapsul / Hari
Isi per Box: 30 Kapsul / Box
(2). Prive Uri-Cran Plus
Komposisi: 375 mg Ekstrak Cranberry, 60 mg Vit C, 0.1 mg Lactobacillus Achidopillus,
0.1 mg Bifidobacterium bifidum. Sediaan: Powder Sachet Dosis: 1-2 Sachet / Hari
Isi per Box: 15 Sachet / Box
Ingin tau lebih jauh manfaat ekstrak buah cranberry dan Prive Uricran untuk tubuh kita, cuss langsung kunjungi website Uricran di http://www.uricran.co.id
Produk Prive Uri-Cran ini bisa didapatkan di Watsons, Guardian, Century, Apotek K24, Kimia Farma, Viva health ataupun di sejumlah online shop dengan ID Combiphar.
ADVERTISEMENT
Katakan dengan lantang, “Saya wanita Aktif dan Percaya Diri dengan Memelihara Saluran Kemih!”