Konten dari Pengguna

5 Dampak Psikologis Akibat Pengaruh Kemajuan Teknologi dan Sosial Media

Nururi Dian Alfiani
berprofesi sebagai guru
24 Desember 2024 12:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nururi Dian Alfiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi seseorang penderita gangguan psikologis sumber : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi seseorang penderita gangguan psikologis sumber : pexels.com
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi saat ini bisa dibilang cukup pesat, berbagai manfaat juga banyak kita rasakan mulai dari kemudahan berkomunikasi, kemudahan dalam bertransaksi, sebagai media hiburan dan segala kemudahan lainnya. Namun, segala sesuatu yang berkembang pasti ada imbas negatifnya jika kita tidak bijak dalam memanfaatkan teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Terlalu berlebihan dalam menggunakan teknologi dan media sosial dapat memicu gangguan psikologis. Meskipun teknologi memungkinkan kita untuk terubung dengan orang lain secara virtual, banyak individu merasa kurang memiliki interaksi sosial yang bermakna.
Situasi ini menyebabkan dampak psikologis yang signifikan bagi banyak orang . Berikut adalah dampak psikologis dari penggunaan teknologi dan media sosial yang berlebihan:
Anti Sosial
Ilustrasi anti sosial sumber : alodokter
Dalam ilmu kejiwaan, anti sosial disebut juga dengan schizoid. Jika dikaitkan dengan pengaruh teknologi dan media sosial, dapat diartikan dengan gangguan kepribadian yang cenderung pada menghindari korelasi dengan orang lain.
Si penderita akan lebih sering beriteraksi dengan dunia maya dan hubungan sosial dengan masyarakat akan berkurang dan lebih nyaman menyendiri. Hal tersebut tentu akan menyulitkan dalam hubungan pribadi dan merusak kehidupan sosial mereka.
ADVERTISEMENT
Anoreksia dan Bulimia Nervosa
Anoreksia sumber : alodokter
Keduanya sama-sama merupakan gangguan makan yang didorong oleh rasa takut gemuk. Namun memiliki perbedaan pada gejalanya, perbedaan yang utama adalah penderita anoreksia mengalami penurunan berat badan yang signifikan karena membatasi asupan makan. Sementara itu, penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan berusaha mencegah kenaikan berat badan dengan berbagai cara seperti memuntahkan kembail setelah makan.
Maraknya body shaming menjadi pemicu seseorang mengalami gangguan tersebut, sugesti terhadap bentuk tubuh ideal yang mengakibatkan seseorang terobsesi. Hal ini bukan hanya tidak baik bagi psikologi tapi juga kesehatan fisik penderitanya.
Megalomania
Ilustrasi megalomonia sumber : alodokter
Megalomonia adalah obsesi berlebihan terhadap diri sendiri, penderitanya merasa dirinya adalah seseorang yang hebat dan selalu ingin menjadi pusat perhatian, haus pujian orang lain dan cenderung meremehkan lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Megalomania adalah manifestasi ekstrim dari sindrom narsisme yang bisa diperparah dengan penggunaan media sosial yang berlebihan. Penderita akan terobsesi di evaluasi orang lain dan akan depresi jika tidak di evaluasi.
Nomophobia
Nomophobia sumber : alodokter
Nomophobia adalah ketakutan berlebih yang dialami seseorang saat berasa jauh dari ponselnya, penderitanya akan merasa cemas bila mereka terpisah dengan ponselnya.
Hal ini merupakan imbas dari kemajuan teknologi, penderitanya akan lebih sering menghaiskan waktu dengan gadgetnya dan bisa merusak waktu sosial mereka.
Gaming Disorder
Ilustrasi gaming disorder sumber : pexels.com
Kecanduan bermain game, hal ini bukan hanya dirasakan orang dewasa saja bahkan saat ini anak-anak pun sudah merasakannya. Kurangnya peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget menjadi penyebab gaming disorder.
Itulah beberapa efek psikologis dari teknologi. Lalu bagaimana kita menghidarinya? Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di era digital, kampanye edukasi yang menjelaskan dampak psikologis dari penggunaan teknologi dapat membantu individu untuk lebih sadar akan kesehatan mentalnya. Peran orang tua juga sama pentingnya terutama dalam pengawasan penggunaan gadget.
ADVERTISEMENT