Memulai Perubahan Sistem Manajemen ASN: Berubah dari Diri Sendiri

Sofia Nurvita
Seorang ASN di Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan pada Magister Psikologi Profesi UGM peminatan bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Saya juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan terkait literasi digital.
Konten dari Pengguna
20 Februari 2023 10:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofia Nurvita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memulai Perubahan Sistem Manajemen ASN: Berubah dari Diri Sendiri (sumber: dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Memulai Perubahan Sistem Manajemen ASN: Berubah dari Diri Sendiri (sumber: dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Badan Kepegawaian Nasional mengadakan Rapat Koordinasi Nasional Kepegawaian pada bulan Juli. Sebuah acara yang luar biasa karena menghadirkan beberapa pemateri yang memaparkan ide dan konsep terbaru terkait sistem manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).
ADVERTISEMENT
Presentasi luar biasa tersebut sangat memberikan pengetahuan dan pencerahan tentang bagaimana kedepannya ASN akan dikelola dengan baik sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Teori-teori yang biasa dipelajari dalam bidang human resource dipadukan dengan beberapa ide baru terkait manajemen ASN dipaparkan dengan sangat gamblang dalam acara tersebut.
Dari banyaknya teori yang dipaparkan dengan begitu intens, timbul keyakinan bahwa saat ini telah banyak pakar human resource yang ikut andil dalam penyusunan kebijakan terkait manajemen ASN. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi para ASN, khususnya mereka yang selama ini menginginkan perubahan dalam sistem manajemen kepegawaian, yaitu manajemen ASN yang memang berlandaskan pada sistem merit.
Sistem merit sendiri merupakan sistem yang sangat baik untuk diterapkan dalam penyelenggaraan manajemen ASN. Namun sangat disayangkan, pelaksanaannya masih jauh dari kata baik. Terdapat beberapa daerah yang sudah menerapkan sistem ini dengan baik namun lebih banyak lagi daerah yang belum menerapkan sistem ini.
ADVERTISEMENT
Ketidakmerataan penerapan sistem merit tersebut malah menjadikan semakin tingginya gap kompetensi antara pegawai yang bertugas pada kementerian/lembaga dengan pegawai yang bertugas pada pemerintah daerah. Hal ini disebabkan pemerintah daerah cenderung belum sepenuhnya menerapkan sistem tersebut dalam pengelolaan ASN sehingga pemetaan terhadap kebutuhan pengembangan kompetensi pegawai menjadi tidak dapat dilakukan secara maksimal.
Oleh karenanya, pengawasan pelaksanaan sistem merit oleh pemerintah pusat dan lembaga terkait secara ketat, merupakan kunci agar manajemen ASN dapat terlaksana dengan baik di seluruh lini, baik pada tingkatan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini juga diperlukan untuk menghindari peletakan jabatan yang tidak sesuai dengan kompetensi sehingga tugas jabatan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh ASN yang menduduki jabatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu semua, sebenarnya kunci utama perubahan adalah diri sendiri. Perubahan yang terjadi dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan menuntut ASN untuk memiliki suatu kompetensi baru, yaitu agility. Agility merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan sesuai kebutuhan lingkungan. Hal ini mencakup bagaimana ASN mampu beradaptasi terhadap begitu banyaknya perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan tugasnya, seperti misalnya perubahan peraturan yang sangat cepat maupun pelaksanaan transformasi digital yang sudah mulai merambah pada area pemerintahan.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan agility seseorang adalah dengan adanya support system yang baik, contohnya yaitu dukungan dari sesama ASN. Hal ini sebenarnya sudah tertuang dalam salah satu core value ASN, yaitu kolaborasi. Apabila para ASN dalam suatu instansi mau untuk terus berusaha mengembangkan kompetensi, membagi pengetahuan dan keterampilan dengan sesama ASN (sharing knowledge), maka akan tercipta culture organisasi atau paling tidak culture kelompok yang sehat dan berkompeten.
ADVERTISEMENT
Namun, inti dari itu semua adalah “kita mau berubah”. Dimulai dari diri sendiri dan menyebarkannya kepada orang lain sehingga akhirnya tercipta budaya kerja yang baik. Berubah memang bukanlah hal yang mudah, karena “kita bukan power ranger". Akan tetapi, selama niat itu ada di dalam diri, maka ingatlah sebuah kalimat, "walaupun badai datang menghadang, kita pasti akan tetap menjadi pemenang”.
Dimulai dari kemenangan atas diri sendiri dan setelahnya diikuti dengan kemenangan atas tantangan serta perubahan yang saat ini begitu cepat terjadi. Belajar, beradaptasi dan berkolaborasi. Mungkin ketiga hal tersebutlah kompetensi kunci yang harus dimiliki oleh tiap ASN untuk dapat meningkatkan profesionalitasnya.