Konten dari Pengguna

Potret Ibu Mertua: Tetap Berjuang Meski Sebelah Sayapnya Patah

Suzan Lesmana
Pranata Humas, ASN BRIN, ASNation
19 Desember 2021 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suzan Lesmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ibu dan Anak Perempuannya. Sumber foto: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu dan Anak Perempuannya. Sumber foto: freepik.com
ADVERTISEMENT
Menjadi anak bungsu dari lima bersaudara yang ditinggal wafat sang Ayah, cukup membuat sedih tak terkira bagi istri saya saat duduk di kelas dua SMA. Itulah makanya dia sangat menghargai betul perjuangan sang bunda. Ibu mertua saya tersebut bagaikan Pahlawan Kehidupan sesungguhnya bagi istri saya. Bayangkan saja, suaminya alias bapak mertua saya wafat meninggalkan lima orang anak yang terdiri dari 4 perempuan dan 1 laki-laki yang masih butuh biaya sekolah dan kuliah. Bak burung yang sayapnya patah sebelah, ibu mertua terus melanjutkan kehidupan berjualan buah-buahan demi anak-anaknya tercinta.
ADVERTISEMENT
***
Ketika saya berkunjung pertama kalinya ke rumah gadis yang sekarang telah menjadi ibu dari tiga orang anak, saya melihat sosok seorang perempuan tegas namun tak menyembunyikan keibuannya ketika menemui saya kala itu. Dan benar saja, beliau adalah seorang ibu dari lima orang anak yang dibesarkannya sendiri saat sang suami wafat kembali keharibaan-Nya—mendahuluinya lebih dulu dari alam dunia. Sebuah potret calon ibu mertua yang tangguh dan tegar pikir saya saat itu.
Ketegasan, ketangguhan dan ketegaran ini saya rasakan betul ketika saya serius melamar anak gadisnya. Saya harus menanti dua kakak tertua istri saya yang belum menikah. Meski saya sudah mengajukan dalil untuk memuluskan niat saya—yang baik menurut saya—beliau tetap kokoh pada pendiriannya bahwa saya harus menunggu dahulu. “Sabar,” kata beliau. Pada akhirnya saya berhasil meminang anak perempuan bungsunya—yang sekarang sudah jadi istri saya meski harus menunggu dua kakaknya menikah.
ADVERTISEMENT
Sebelum saya dan istri menikah, saya pun penasaran dengan kehidupan ibu mertua. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta kata saya ke istri. Akhirnya istri saya pun mengisahkan lika-liku hidup sang bunda. Kehilangan sang suami kala anak-anak masih butuh biaya, tak membuat ibu mertua patah arang dan patah semangat hidup. Demi anak-anak tercintanya, beliau melanjutkan usaha sang suami, berdagang buah-buahan di daerah Jakarta Timur.
Walau akhirnya usaha buah-buahannya tutup, beliau berhasil mengantarkan anak perempuan pertamanya menjadi sarjana, anak perempuan kedua menjadi bidan, anak perempuan ketiga menjadi apoteker. Satu-satunya anak lelaki alias kakak kandung istri saya memutuskan berwiraswasta. Sementara istri saya menjadi Humas di sebuah rumah sakit ibu dan anak di kawasan Jakarta Pusat setelah menamatkan kuliahnya sebagai Ahli Madya komputer.
ADVERTISEMENT
Saya pikir sungguh kisah ibu mertua saya adalah sebuah potret yang menginspirasi diri saya dan para ibu lainnya. Ketika sebelah sayapnya patah, ibu mertua saya tak patah semangat. Tetap berjuang dan melanjutkan usaha almarhum suaminya. Sebuah potret Ibu adalah Pahlawan Kehidupan yang patut diteladani di Hari Ibu, 22 Desember 2021 ini. Semoga ibu mertua dan ibu-ibu lainnya panjang umur dan sehat selalu. Tabik!
***
Suzan Lesmana – Pranata Humas BRIN