Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Kualitas Hidup

Oktavia Rizki Pratama
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
23 Januari 2021 5:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Oktavia Rizki Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pinterest
ADVERTISEMENT
Pada era digital seperti saat ini penggunaan teknologi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Salah satunya yaitu penggunaan teknologi internet untuk mengakses media sosial di dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial menjadi wadah yang menarik bagi masyarakat untuk mengonsumsi bahkan memproduksi suatu informasi. Dengan media sosial, kehidupan dunia nyata masyarakat dapat di transformasi ke dalam dunia maya. Masyarakat dapat dengan bebas berbagi informasi dan berkomunikasi dengan orang banyak tanpa perlu memikirkan hambatan dalam hal biaya, jarak, dan waktu. Berkat teknologi baru seperti internet, segala kebutuhan manusia dapat dipenuhi. Mulai dari kebutuhan untuk bersosialisasi, mengakses informasi, hingga memenuhi kebutuhan hiburan.
ADVERTISEMENT
Media sosial dapat berdampak pada kualitas hidup masyarakat. Kualitas hidup sendiri merupakan kualitas yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari mencakup aspek sosial, emosi, dan fisik. Kualitas hidup setiap orang tentu saja berbeda satu sama lainnya, hal ini juga dapat diakibatkan karena setiap orang memiliki cara tersendiri dalam memanfaatkan waktunya. Dalam era digital, banyak masyarakat yang memanfaatkan media sosial untuk mengisi waktu luang mereka. Media sosial menawarkan berbagai macam konten yang nantinya akan dipilih oleh masyarakat sesuai dengan minat, kesukaan, bahkan hobi mereka.
Mengakses media sosial saat ini bahkan sudah menjadi rutinitas sehari- hari, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Adanya media sosial dapat meningkatkan kualitas sosialisasi masyarakat. Dengan media sosial, seseorang yang malas untuk berinteraksi dengan orang lain dapat mulai menjalin hubungan sosial dengan orang lain yang bahkan sebelumnya belum pernah bertemu ataupun berteman. Hubungan sosial ini dapat terjalin karena tidak adanya batasan untuk berinteraksi dengan orang lain baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan terjalinnya pertemanan internasional karena memiliki kesukaan terhadap hal yang sama, saling berkenalan, dan berlanjut menjadi teman karena merasa komunikasi mereka tidak mengalami kendala serta saling terkoneksi dalam membicarakan suatu hal. Namun, dengan kemudahan bersosialisasi di media sosial juga dapat menurunkan kualitas sosialisasi masyarakat. Banyak dari masyarakat yang terlalu fokus dengan kegiatan sosialisasi di media sosial, hingga akhirnya melupakan untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Media sosial sering kali menjadi tempat untuk meluapkan emosi masyarakat melalui akun media sosial mereka. Emosi yang disampaikan masyarakat dapat bersifat negatif maupun positif. Ketika akan mengutarakan emosi melalui media sosial, masyarakat perlu memahami konteks konten yang akan mereka unggah. Hal ini perlu diperhatikan, sebab di media sosial apa pun konten kita dapat menjadi rekam jejak di media sosial. Kita perlu memikirkan dampak yang akan terjadi jika kita mengunggah konten tersebut, apakah akan merugikan atau menguntungkan baik untuk diri sendiri maupun pihak lain. Sebagai contoh sebuah akun mengunggah komentar buruk pada postingan publik figur, karena tidak terima dengan hujatan tersebut kemudian sang publik figur memperkarakan kejadian tersebut. Namun, ketika kita mengunggah konten yang mengandung emosi yang bersifat positif, maka kita juga turut menyebarkan dan membuat orang senang terhadap konten yang kita buat atau bahkan mengapresiasi konten yang kita buat. Tentu saja hal ini membuat kita menjadi senang dan merasa bahwa media sosial telah membantu kita dalam menjaga emosi negatif karena kita mendapatkan pujian dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Menggunakan media sosial juga dapat berdampak pada kualitas fisik penggunanya. Terlalu banyak menghabiskan waktu bermain media sosial akan membuat kondisi fisik penggunanya menjadi tidak bugar. Kebiasaan yang sering dilakukan ketika bermain media sosial yaitu mengakses media sosial sambil tiduran. Karena terlalu asyik dan nyaman dengan posisi tersebut, pengguna media sosial akan malas untuk bergerak. Kemudian, ketika badan digerakkan maka badan akan terasa kaku atau bahkan sendi tulang berbunyi. Mata yang terlalu sering menatap layar laptop, tablet, maupun smartphone yang mengandung sinar biru dapat membuat kesehatan mata menjadi berkurang.
Ketika kita menggunakan media sosial untuk mencari konten olahraga, kita dapat saja termotivasi untuk turut melakukan kegiatan tersebut karena pesan yang terkandung dalam konten menarik dirinya untuk melakukannya. Trend olahraga yang sedang booming di media sosial juga dapat mempengaruhi pengguna media sosial untuk turut menyemarakkan trend tersebut, baik sendiri atau bahkan mengajak teman-temannya untuk berolahraga bersama. Hal ini menjadi aktivitas yang baik bagi kualitas hidup seseorang karena dapat menyeimbangkan atau mengurangi dampak dari kebiasaan posisi yang kurang baik dalam mengakses media sosial dengan aktivitas fisik olahraga.
ADVERTISEMENT
Dalam penggunaan media sosial diperlukan adanya kemampuan untuk dapat menyeimbangkan penggunaan teknologi. Sebab penggunaan media sosial yang tidak seimbang dan tidak bijak memiliki dampak yang kurang baik terhadap kualitas hidup penggunanya seperti halnya menyebabkan kecanduan. Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi di mana individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari. Kecanduan internet ini dapat dilihat dari intensitas individu menggunakan internet yang tersambung dengan komputer atau smartphone yang terkoneksi jaringan dalam hitungan jam per hari. Rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia adalah 3,3 jam per harinya atau bahkan mungkin kini dapat melebihi dari rata-rata tersebut akibat berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah akibat Pandemi Covid-19. Berkurangnya aktivitas di luar rumah membuat masyarakat menjadi jenuh dan banyak dari mereka mengisi waktu luang mereka dengan bermain media sosial.
ADVERTISEMENT
Intensitas penggunaan media sosial dapat berdampak pada pola tidur yang tidak teratur. Hal ini disebabkan karena pengguna media sosial akan selalu mencari informasi, berita, maupun hiburan hingga lupa waktu bahkan tidak terasa jika sudah mengakses media sosial hingga larut malam karena sudah asyik dengan dunia maya. Bermain media sosial terlalu sering memiliki efek negatif untuk kesehatan fisik dan mental seseorang. Studi dari International Journal of Environment Research and Public Health mengungkapkan, penggunaan smartphone yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami insomnia. Smartphone yang digunakan untuk mengakses media sosial memancarkan cahaya biru atau blue light yang menekan pelepasan hormon pemicu tidur, yaitu melatonin. Hal inilah mengganggu jam internal alami tubuh yang memberi sinyal kapan waktunya tidur dan bangun.
ADVERTISEMENT
Para peneliti juga mengkaji kecemasan yang disebabkan media sosial, ditandai dengan perasaan gelisah dan khawatir, dan susah tidur dan berkonsentrasi. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Computers and Human Behaviour menemukan bahwa orang-orang yang menggunakan tujuh atau lebih jenis media sosial bisa menderita tiga kali atau lebih gejala kecemasan dibandingkan mereka yang hanya menggunakan 0-2 media sosial.
Terlalu terfokus pada media sosial juga dapat membuat diri penggunanya menjadi penyendiri, kurang bersosialisasi serta kurang memiliki relasi, dan kurang peka terhadap lingkungannya. Hal ini karena ia terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada di dunia nyata. Bahkan di dalam keluarga, media sosial dapat membuat hubungan di dalamnya tidak menjadi hangat karena setiap anggota keluarga sibuk dengan sosial media mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Kemudahan mengakses media sosial tidak semata-mata lepas begitu saja, namun perlu adanya keseimbangan dalam penggunaan teknologi. Pengaruh-pengaruh media sosial perlu diperhatikan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup kita supaya tidak terkurung di dalam dunia maya. Memilah konten yang akan ditonton juga perlu di lakukan untuk mengetahui apakah konten tersebut sesuai dengan minat kita, sesuai dengan usia kita, serta apakah memiliki dampak yang positif untuk kita. Jangan sampai kita menonton konten yang tidak sesuai dengan hal-hal tersebut. Menggunakan teknologi secara seimbang juga akan membuat kita lebih menghargai waktu dan lingkungan di mana kita berada. Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam penggunaan media sosial untuk mendapatkan dampak yang baik bagi kualitas hidup kita.
ADVERTISEMENT