Legenda Tinju Dunia Jadi Inspirasi Peraih Medali Emas SEA Games Fajar 'Macho'

ONE Championship
The Home Of Martial Arts
Konten dari Pengguna
25 Juni 2020 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ONE Championship tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fajar 'Macho' merayakan kemenangan dalam laga debutnya di ONE Championship (ONE Championship)
zoom-in-whitePerbesar
Fajar 'Macho' merayakan kemenangan dalam laga debutnya di ONE Championship (ONE Championship)
ADVERTISEMENT
Julukan para atlet yang berlaga di panggung dunia ONE Championship bukanlah sekedar panggilan belaka, namun juga menjadi visualiasi akan aksi spektakuler yang mereka perlihatkan di Circle.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga berlaku bagi sebutan “Macho” yang diemban oleh Fajar, atlet andalan Indonesia asal Tangerang, Banten, yang baru saja meraih kemenangan melawan rekan senegaranya Egi Rozten pada ajang ONE: WARRIOR’S CODE bulan Februari lalu di Jakarta.
Peraih medali emas dalam olahraga sambo di SEA Games 2019 ini memang memiliki julukan yang serupa dengan petinju legendaris asal Puerto Rico, Hector “Macho” Camacho.
Tetapi, Fajar mengakui julukan itu diberikan bukan sebagai karena ia mengidolakan petinju bergaya southpaw yang kerap menghiasi ring tinju profesional dunia pada era 80-an tersebut. Ia meraih julukan ini karena penampilannya dalam audisi OPMMA pada tahun 2017 silam.
“Saya mengetahui [tentang] Hector ‘Macho’ Camacho, karena waktu kecil saya sering menonton tinju bersama ayah saya. Tetapi julukan tersebut bukan dari situ,” sebutnya sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
“Saya mendapat julukan itu dari audisi One Pride yang saya ikuti di Bandung, pada tahun 2017.”
Kala itu, Fajar harus melewati rangkaian ujian seperti pad work, uji teknik grappling, serta sesi latih tanding yang mengaplikasikan teknik striking dan grappling. Dalam audisi yang diikuti lebih dari seratus peserta itu, atlet dengan latar belakang gulat yang kental ini menjadi satu-satunya peserta yang meraih peringkat ‘A’.
“Saat itu audisi diikuti oleh 175 peserta. Setelah saya menjalankan sesi pad work dan grappling, akhirnya saya mengikuti sesi latih tanding melawan atlet dengan latar belakang wushu sanda,” katanya.
“Di sesi latih tanding, saya memperlihatkan semua aspek, seperti pukulan, tendangan, takedown dan juga saya mencoba mengincar submission. Mungkin karena itu, para juri memberi peringkat A.”
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan peringkat terbaik ini, Fajar mengatakan ada tim pembuat konten yang meliput kegiatannya dalam audisi tersebut, dan menerbitkan sebuah video dengan judul ‘Cowok Macho Mendapatkan Grade A’.
Akhirnya, kata ‘macho’ yang ditaruh dalam judul konten itu dipilih oleh atlet kelahiran 25 tahun silam ini sebagai julukannya sebelum memulai debut profesionalnya dalam seni bela diri campuran.
“Jadi, sebelum bertanding, saya diminta memilih nama julukan. Memang ada beberapa kawan yang memberikan saran dengan nama julukan ‘Harimau’, ‘Macan’ dan lain-lain,” katanya sambil tertawa.
“Akhirnya saya lebih memilih nama julukan ‘Macho’, karena saya kira akan cocok bersanding dengan nama saya, Fajar.”