Saat Para Atlet ONE Championship Pamerkan Busana Tradisional di Pentas Global

"The Terminator" Sunoto (kiri) mengenakan batik khas Jawa Tengah saat berlaga di Tokyo, Jepang, pada Oktober 2019 dalam salah satu ajang ONE Championship. Foto: ONE Championship

Sebagai panggung seni bela diri global, ONE Championship telah menjadi rumah bagi banyak atlet dari berbagai belahan dunia. Tanpa memandang suku dan ras, para seniman bela diri berlaga untuk memperebutkan predikat Juara Dunia.

Selain menampilkan kepiawaian masing-masing, tak jarang para atlet membawa serta nama identitas budaya ke atas panggung global.

Baik atlet mancanegara mau pun Indonesia, mereka berupaya memperkenalkan tradisi daerah ke mata dunia.

Sejak berdiri pada 2011, ratusan atlet dari berbagai negara telah menampilkan aksi bela diri terbaik mereka di depan jutaan pasang mata. Kesempatan ini mereka manfaatkan juga untuk menampilkan identitas budaya mereka.

Termasuk atlet Indonesia, berikut adalah beberapa atlet yang menampilkan busana tradisional saat mentas di ONE.

“The Terminator” Sunoto

Juara Karate Indonesia “The Terminator” Sunoto tak jarang menampilkan atribut kedaerahannya saat berlaga.

Lahir di Desa Jepangrejo, Blora, Sunoto besar dan lahir dalam budaya Jawa. Identitas kedaerahannya itu juga pernah ia tampilkan ketika menghadiri konferensi pers di Tokyo, Jepang ,saat melawan “Pretty Boy” Kwon Won Il pada Oktober 2019 silam.

Sunoto tampil mengenakan pakaian batik lengan panjang khas Jawa Tengah. Tentunya tidak lupa mengenakan kacamata hitam yang jadi ciri khas “The Terminator.”

Adrian “Papua Badboy” Mattheis

Dikenal lewat aksi walk outnya yang khas dan ceria, Adrian “Papua Badboy” Mattheis memang menjadi personifikasi budaya Timur Indonesia.

Lahir di Ternate dan besar di Sorong, “Papua Badboy” kerap membawa identitasnya kala berlaga di ONE. Sesuai dengan julukannya, Adrian hampir selalu tampil dengan topi burung cendrawasih dan tas noken yang jadi pakaian adat suku-suku di Bumi Papua.

Tampil lebih maksimal, Adrian juga memilih latar lagu “Kasih Slow” yang dinyanyikan oleh penyanyi wanita asal Ambon Sanza Soleman. Tidak lupa juga tarian khas orang-orang Indonesia Timur kala berpesta.

Aung La “The Burmese Python” N Sang

Lahir di ibu kota negara bagian Kachin, Myitkyina, Aung La “The Burmese Python” N Sang kerap dianggap sebagai Pahlawan di tempat asalnya. Selain menjadi kebanggaan Myitkyina, “The Burmese Python” juga menjadi simbol dari budaya Myanmar.

Dalam sejumlah penampilannya, Aung La seringkali tampak mengenakan sarung khas Myanmar yang disebut longyi. Mirip dengan sarung di Indonesia, longyi dikenakan dengan cara dililitkan dari perut hingga betis dan dapat dipadu padankan dengan setelan kemeja dan lainnya.

Di Myanmar, longyi biasa dikenakan oleh masyarakat setempat untuk merayakan acara khusus. Tak jarang juga Aung La mengenakannya saat mendukung rekan senegara atau timnya saat berlaga, seperti mantan Juara Dunia ONE Featherweight Martin “The Situ-Asian” Nguyen dan “The Dragon Leg” Tial Thang.

“Reug-reug” Oumar Kane

Menjadi representasi akan benua Afrika, atlet pendatang baru divisi heavyweight ONE “Reug-reug” Oumar Kane juga langsung tampil dengan pakaian adat Kaftan Senegal.

Dalam debutnya melawan Alain “The Panther” Ngalani, “Reug-reug” tampak mengenakan kaftan Senegal di momen walk-outnya. Menggunakan kaftan motif Afrika, kain itu tampak tersemat di salah satu sisi bahunya dan mengikat sisi pinggangnya.

Download ONE Super App untuk Mengikuti Perkembangan Terbaru ONE Championship!

ONE: BATTLEGROUND II akan tayang pada Jumat, 13 Agustus. Ajang ini dapat disaksikan lewat ONE Super App, Vidio, Maxstream, dan Kaskus TV mulai pukul 19:30 WIB.

Selain itu, ajang yang menampilkan Eko Roni Saputra ini akan tayang di SCTV mulai pukul 23:30 WIB pada hari yang sama.