Konten dari Pengguna

Robin Friday: Pesepak Bola Hebat yang Namanya tidak pernah Terdengar

Onessimus Sidarta
Bunda Mulia University College student & Content Creator of Photography/Illustrator on Instagram
27 November 2024 20:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Onessimus Sidarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Robin Friday (Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Robin Friday (Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Robin Friday pemain terhebat yang belum kamu lihat sebelumnya, pujian tersebut sejatinya hadir dari seorang Pemain Bass band Oasis 'Guigsy' (Paul Mcguigan). Diceritakan bahwa saat sela-sela turnya bersama band Oasis, Guigsy membaca sebuah artikel yang di terbitkan oleh koran lokal, dimana dalam artikel tersebut berisikan tentang pemain bola bernama Robin Friday. Merasa jika banyak sekali sesuatu yang menarik, ia lalu mengajak jurnalis Paolo Hewwit untuk melakukan riset, dalam hasil risetnya, lantas mereka kemudian membuat buku yang berjudul "The Greatest Footballer You Never Saw: The Robin Friday Story" (1997).
ADVERTISEMENT
Judul tersebut terdengar bombastis jika melihat seorang pemain yang berkarir hanya di tim klub kasta bawah seperti Reading dan Cardiff City, itu pun berjalan selama 5 tahun saja, belum lagi prestasi terbaiknya adalah membawa klubnya promosi ke divisi ketiga Liga Inggris ketika berseragam Reading FC, lantas apa yang dilakukan Robin Friday sampai dijuluki si pemain terhebat yang belum kalian lihat sebelumnya dan apa yang menjadi keistimewaannya.
Pemain Juggling Bola (Freepik)
Awal Karir seorang Robin Friday
Robin Friday lahir di London pada 27 Juli 1952 sebagai pemain yang berposisi penyerang, Friday digambarkan sebagai sosok yang "komplit", berkat memiliki teknik fisik yang baik serta kecerdasannya yang diatas rata-rata, dalam 156 penampilan profesionalnya ia sukses mencetak 59 gol. Robin dianggap anak yang nakal, dimana saat ia pernah melakukan pencurian sebuah mainan di sebuah toko, tak disangka momen di penjara menjadikannya dikenal sebagai pemain sepakbola sebab ia dianggap pesepak bola berbakat dengan sentuhan ajaib. Friday pernah tergabung dengan tim di penjara dan main di turnamen penjara tersebut, menurut pengakuan ayahnya sejak Robin datang timnya selalu mendapatkan kemenangan, bahkan ia pernah mendapatkan penghargaan pemain terbaik di turnamen penjara tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah keluar ia kemudian bekerja sebagai kuli bangunan, meskipun begitu ia tak meninggalkan sepak bola sebab diakhir pekan ia akan bermain dengan tim lokal liga amatir, disela-sela sebagai tukang bangunan, terdapat kisah yang hampir membuatnya tragis, dimana ia nyaris meninggal akibat kecelakaan kerja, saat itu ia pernah terjatuh dan tertusuk paku besar, diperlukan 6 jam penuh untuk melakukan operasi untuk mengambil paku tersebut. Setelah operasi selesai, Friday memerlukan waktu selama 3 bulan, sebelum memulai aktivitas seperti biasanya  dan tentunya sepak bola.
Robin Friday Passing Bola (Dokumen Pribadi)
Mencetak Gol Fenomenal
Charlie Hurley, manajer Reading saat itu sejatinya ingin lebih dulu menaruh Friday di bangku cadangan, namun setelah melihat kemampuannya dia berubah pikiran kemudian mulai dipilih untuk tampil di tim utama.
ADVERTISEMENT
Tercatat Robin Friday mencatatkan 135 penampilan dan mencetak 53 gol, salah satu golnya pun ada yang dianggap fenomenal, tapi sayangnya tidak ada rekaman dari pertandingan tersebut, meskipun begitu seorang reporter dari Reading Evening Post memberitahu gol tersebut dengan sangat baik, diceritakan bahwa gol tersebut terjadi saat Kiper Reading mengumpan pendek kepada bek kanan Gary Peters. Lalu Peters mengumpan jauh kepada Friday yang berdiri di sudut kotak penalti lawan, Friday berlari lalu melompat untuk menerima bola di dadanya.. Bersamaan dengan itu, Friday memutar badannya 180 derajat sambil tetap menahan bola di dadanya. Begitu bola turun, Friday menghujamnya dengan sisi luar kaki kirinya ke tiang jauh gawang.
Tackling Bola (Freepik)
Sontak gol tersebut membuat penonton terdiam sejenak bahkan wasit Clive Thomas yang pernah memimpin Piala Dunia sampai berlutut dan memegangi kepalanya, karena gol yang dicetak Friday cukup hebat, seusai pertandingan Clive Thomas menghampiri Robin Friday dan memberinya pujian akan gol tersebut. Pada musim 1975/76 Robin Friday sukses  mencetak gol 21 gol dan menghantarkan timnya Reading promosi ke liga Inggris divisi ketiga.
Robin Friday Shot (Dokumen Pribadi)
Meredupnya Robin Friday
ADVERTISEMENT
Sayangnya meskipun memiliki bakat yang gemilang Friday tak bisa dijauhi oleh kebiasaan buruk, dimana ia sering mabuk-mabukan hingga mengkonsumsi narkoba. Pada suatu hari bahkan ia datang terlambat dalam sesi pertandingan, dimana saat itu kondisinya belum sadar setelah mabuk semalaman, uniknya karena pemain lawan menganggap Friday tidak membahayakan, tidak ada yang menjaganya dengan ketat, namun diakhir pertandingan sang pemain mencetak gol kemenangan.
Dalam beberapa kesempatan ia tak sungkan untuk melakukan hal kotor diatas  dilapangan, seperti ia pernah memeras alat vital Bobby Moore (Kapten Timnas Inggris) dikarenakan menjaga dirinya begitu ketat, menariknya pada laga itu pula ia berhasil mencetak gol dalam keadaan mabuk, kemudian seusai berpesta semalaman ia juga pernah hadir dalam keadaan telanjang sambil membawa angsa yang ia curi di taman hotel ketika tim ingin berangkat ke sebuah pertandingan.
ADVERTISEMENT
Setelah namanya didengungkan sebagai pemain Fenomenal sekaligus Kontroversial, Robin Friday tiba-tiba mengumumkan pensiun diusianya yang ke 25 tahun saat berseragam Cardiff City, alasannya ia merasa bosan dan lelah dengan tuntutan orang sekitar, ia merasa lebih nyaman saat masih bermain di liga amatir dan bekerja serabutan. Saat mengetahui Robin Friday mengumumkan pensiun suporter Reading melalui pelatih anyar mereka Maurice Evans meminta kembali ke klub, namun Friday tetap menolaknya.
Setelah pensiun pada tahun 1977, Robin Friday kembali hidup seperti sedia kala, lalu tepat pada 22 Desember 1990 ia dinyatakan meninggal dunia dikarenakan serangan jantung, setelah kematiannya banyak yang menyebut jika sang pemain telah mengalami overdosis akibat obat-obatan terlarang.