Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Ini Perbedaan Penyakit Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme
15 Juni 2020 7:16 WIB
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiroid adalah kelenjar kecil yang terletak di tengah leher bagian bawah. Fungsi utamanya untuk mengontrol metabolisme tubuh, yakni tingkat di mana sel melakukan tugas-tugas pentingnya.
ADVERTISEMENT
Tiroid yang berfungsi dengan baik akan mempertahankan jumlah hormon yang tepat untuk menjaga metabolisme tubuh .
Ketika tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon, maka tubuh akan menggunakan energi lebih cepat dari seharusnya. Kondisi ini disebut hipertiroidisme.
Sedangkan tiroid yang tidak menghasilkan hormon cukup, maka tubuh menggunakan energi lebih lambat. Kondisi ini yang disebut hipotiroidisme .
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme terjadi ketika tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup. Menurut American Thyroid Association, belum ada obat untuk mengatasi hipotiroidisme.
Biasanya, obat diresepkan untuk meningkatakn fungsi tiroid tubuh, mengembalikan kadar hormon dan membuat seseorang hidup normal.
Tiroiditis hashimoto adalah penyebab paling umum dari hipotiroidisme. Kondisi ini yang menyebabkan tubuh akan menyerang sistem kekebalannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi ketika tubuh terlalu banyak hormon tiroid. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami detak jantung cepat, nafsu makan meningkat, kecemasan , lebih peka terhadap panas dan penurunan berat badan mendadak.
Perbedaan Hipotiroidisme dan Hipertiroidisme
Perbedaan paling umum antara kedua penyakit ini berkaitan dengan kadar hormon. Hipotiroidisme menyebabkan penurunan hormon.
Sedangkan, hipertiroidisme menyebabkan peningkatan produksi hormon. Pada kasus yang jarang terjadi, tiroid bisa terlalu aktif lalu menjadi kurang aktif. Penting untuk menemui seorang ahli untuk merencanakan pengobatan.
Faktor Risiko Hipotiroid dan Hipertiroid
Beberapa faktor risiko hipertiroidisme dan hipotiroidisme dapat bervariasi. Hipertiroidisme dapat dipicu oleh konsumsi yodium yang tinggi, seperti rumput laut, ikan kod dan produk susu. Sedangkan, hipotiroidisme dapat disebabkan oleh masalah tiroid lainnya, seperti gondok atau radiasi ke kelenjar.
ADVERTISEMENT
Cara Mendiagnosis Hipotiroid dan Hipertiroid
Langkah pertama untuk diagnosis hipotiroidisme dan hipertiroidisme adalah tes darah sederhana. Dokter mungkin akan meminta untuk berpuasa agar mendapatkan hasil yang paling akurat.
Tes darah akan mengukur tiga jenis hormon. Pertama, hormon perangsang tiroid, yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis di otak. Hasil yang rendah artinya seseorang mendapatkan jumlah hormon tiroid abnormal dalam darah dan ini mengindikasikan hipertiroidisme.
Dua hormon lainnya yang diperiksa, yakni tiroksin bebas (T4) dan triiodothyronine total (T3). Dokter akan memeriksa kadar Free-T4, yang merupakan ukuran T4 sebelum disimpan di berbagai jaringan di seluruh tubuh.
Kadar hormon yang rendah akan mengindikasikan hipotiroidisme, sedangkan kadar yang tinggi menunjuk pada hipertiroidisme.
ADVERTISEMENT
Tes diagnostik selanjutnya tergantung pada temuan dokter dalam pemeriksaan awal. Kelenjar tiroid yang membesar mungkin membutuhkan USG untuk mendiagnosisnya.
Artikel dari Orami Parenting