Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dialektika Pancasila dan Teknologi yang Tak Terlupakan
15 September 2024 9:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pancar Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era digital yang setiap hari semakin mendominasi kehidupan manusia, perpaduan antara nilai-nilai luhur Pancasila dengan perkembangan teknologi selalu menjadi isu yang tak terelakkan. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah tumbuh berkembang menjadi suatu pedoman dan falsafah hidup bagi warga negara Indonesia. Nilai-nilai dari Pancasila seperti ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia telah mendampingi berbagai petualangan hidup masyarakat di tengah gempuran perkembangan teknologi yang setiap hari semakin cepat.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi telah membawa suatu perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai macam aspek kehidupan bermasyarakatan. Mulai dari komunikasi, sosial budaya, hingga ekonomi. Kecepatan teknologi juga telah membawa perubahan signifikan terhadap kehidupan bermasyarakatan khususnya anak-anak, terutama dalam pendidikan secara digital dan tantangan yang muncul di dunia maya akibat dari pemakaian media sosial.
Akses terhadap internet dan juga platform pembelajaran daring telah membuka suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan secara lebih luas dan interaktif, dimana pembelajaran tidak hanya lagi terbatas pada ruang kelas dan tatap muka, tetapi anak-anak bisa belajar dimana saja. Namun, tatanan baru seperti ini juga menghadirkan berbagai tantangan yang serius, seperti cyberbullying, kecanduan gadget, dan yang lebih berbahaya lagi adalah berbagai keleluasaan untuk mendapatkan akses terhadap konten pornografi yang tak terkontrol.
ADVERTISEMENT
Anak-anak seringkali belum bisa mengontrol dirinya sendiri tentang etika berinternet, dimana melalui hal tersebut, anak menjadi lebih rentan terhadap pengaruh buruk dunia maya. Cyber pornografi misalnya, jika anak tidak diawasi dengan baik hal ini bisa berdampak negatif terhadap perkembangan mental serta emosional mereka. Untuk menghadapi tantangan ini, tatanan baru dalam pendidikan nilai-nilai pancasila dan pengawasan anak perlu lebih terintegrasi dengan teknologi yang baik, misalnya penggunaan filter konten, edukasi digital literasi, dan pendampingan aktif dari orang dewasa.
Seperti hal nya perencanaan melalui dialektika antara nilai-nilai Pancasila terhadap teknologi digital dan dijadikan sebagai salah satu proses interaksi yang dinamis serta bersinergi antara kedua hal tersebut. Di lain sisi, teknologi diharapkan mampu menjadi alat untuk memperkuat nilai-nilai ideologi Pancasila, seperti membantu mempermudah akses informasi bagi masyarakat umum dalam memperoleh suatu pengetahuan secara luas dan mampu meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat dalam pembangunan lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Tantangan utama dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di era saat ini adalah dengan menjaga keseimbangan dan bersinergi antara kemajuan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan yang bisa dimodifikasikan melalui penerapan ke-4 sila. Dimana di tengah ramainya tantangan yang ada, teknologi juga mampu memunculkan berbagai peluang besar untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila. Misalnya, teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, serta memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa melalui berbagai inovasi terbarukan di era kemajuan teknologi saat ini.
Dalam konteks perkembangan teknologi secara cepat itu tadi, nilai-nilai Pancasila harus terus relevan dan adaptif. Karena diharapkan masyarakat secara luas, baik anak-anak dan orang dewasa mampu memahami dan mengamalkan dinamika antara Pancasila dan teknologi secara bijak. Diharapkan masyarakat juga dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang adil, makmur, dan beradab. Namun, juga tetap waspada dan mendirikan batasan-batasan terhadap potensi negatif teknologi sebagai salah satu upaya untuk dapat meminimalisir dampak buruk dari kemajuan teknologi di era digital.
ADVERTISEMENT
“Idealisme menjadi kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh seorang pemuda”- Tan Malaka