Cara Guru SLB di Palu Mengajar Siswanya Melalui Luring

Konten Media Partner
12 September 2021 18:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SLB Tadulako Mandiri, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Ibrahim Diasa/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
SLB Tadulako Mandiri, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Ibrahim Diasa/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi ini proses belajar-mengajar sulit dilaksanakan karena semua serba terbatas. Namun di balik keterbatasan itu, guru Sekolah Luar Biasa (SLB) tidak kehilangan cara untuk mengajar siswa-siswinya. Guru di SLB mempunyai cara tersendiri, yaitu dengan mendatangi rumah setiap siswa untuk diajar.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan Sri Fitriana Puspitasari, salah seorang guru di SLB Tadulako Mandiri, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Setiap hari, Sri mengatur jadwal untuk mengunjungi siswanya.
“Yang turun ke rumah-rumah siswa itu berjadwal, jadi di sekolah ada enam guru. Tiga guru yang bertugas untuk hari Senin, Selasa, Rabu, dan kemudian tiga gurunya lagi pada hari Kamis, Jumat, Sabtu”, ujar Sri.
Menurut Sri, Guru-guru di SLB memilih cara mengajar luring, didasari karena para siswanya yang memang mempunyai keterbatasan fisik dan mental. Sehingga, tatap muka secara langsung di rumah masing-masing siswa dilakukan saat situasi pandemi ini.
Sri Fitriana Puspitasari, guru di SLB Tadulako Mandiri, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Istimewa
Sri menjelaskan juga alasan lain sehingga proses belajar luar jaringan (Luring) dilakukan, tak lepas dari pihak orang tua siswa yang berkeras meminta para guru SLB untuk tetap melakukan proses pembelajaran luring. Karena pertimbangan keterbatasan anak-anak mereka yang tentunya akan susah mempergunakan media pembelajaran secara online.
ADVERTISEMENT
“Jika ada informasi dari pihak guru kepada siswa, maka akan disebarkan melalui WhatsApp orang tua mereka,” katanya.
Sri berharap COVID-19 segera berakhir, sehingga anak-anak bisa kembali belajar seperti biasanya.
“Karena kami para guru, khususnya SLB sangat merasakan sulitnya mengajar dengan keadaan seperti ini,” ujarnya. ** (Ibrahim Diasa)