Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
Oleh: Dr. Ir. Hasanuddin Atjo, MP (Ketua Ispikani Sulteng)
Setiap program maupun kegiatan memiliki rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar agar tujuan atau target yang telah ditetapkan dapat dicapai.
ADVERTISEMENT
Dua puluh lima Desember 2019 berkunjung ke salah satu konstituent (binaan) budidaya udang vaname di Pulau Jawa bagian timur lebih dikarenakan oleh terlanggarkannya beberapa rambu-rambu dalam proses produksi udang melalui teknologi budidaya maju.
Perjalanan dari Bandara Juanda Surabaya ke konstituent dengan perjalanan darat ditempuh kurang dari 3 jam. Ini adalah penghematan waktu separuh dari sebelumnya dikarenakan telah berfungsinya infrastruktur jalan tol. Kembali lagi begitu pentingnya pembangunan infrastruktur di sebuah wilayah yang antara lain bisa memperbaiki nilai ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang relatif masih tinggi. Kalau sebelumnya diperlukan waktu 6 jam, saat ini kurang dari tiga jam. Maka bisa diperkirakan berapa nilai tambah yang diperoleh termasuk meningkatnya daya tarik investasi.
ADVERTISEMENT
Di atas kendaraan yang berkecepatan 120 km/jam, sang owner tambak kemudian bertanya dalam bahasa campur-campur “Bos, kok Iso hasilnya kali ini kurang bagus”. Maksudnya, bapak! kenapa hasilnya kali ini kurang bagus.
Saya biarkan dulu yang bersangkutan ngoceh sambil sesekali tertawa. Setelah itu saya mulai mengajukan pertanyaan antara lain apakah penerapan budidaya kali ini tidak melanggar rambu-rambu?. Sang owner mengatakan saya tidak ikuti nanti ditanya ke operatornya. OK, nanti kita chek lapangan.
Menjelang sore kami balik ke Surabaya mengejar penerbangan besok subuh. Di mobil saya mulai mengulas hasil investigasi dan didengar dengan seksama bersama sekretarisnya. Saya katakan bahwa ada lima rambu dalam budidaya udang yaitu pertama kualitas benih, disusul kualitas pakan, kualitas lingkungan budidaya, konstruksi dan ke lima adalah teknologi budidayanya. Kelimanya dibungkus dengan suatu manajemen yang terukur.
ADVERTISEMENT
Dari lima rambu itu sampean (Anda) melanggar empat rambu, sehingga sangat fatal. Yang unggul hanya konstruksi. Jadi kesimpulannya sampean kena empat pasal berlapis. Kemudian semuanya tertawa ngakak termasuk drivernya.
Kebetulan sang owner juga orang yang paham politik dan sempat bertanya ke saya bagaimana pandangan Bos terkait dengan Pilkada dan target kemajuan yang akan dicapai di tahun 2045. Saya selanjutnya mengatakan tergantung proses rekrutmen pimpinan daerah. Kalau ingin perubahan dan maju maka yang terpilih harus berkualitas. Yang terkait dengan penyelenggara Pilkada yaitu masyarakat, partai dan lembaga penyelenggara tidak melanggar rambu-rambu. Bila tidak, maka hasilnya seperti tambak sampean melanggar 4 pasal dan berlapis lagi. Kami berempat kembali lagi tertawa lepas. Dan tidak terasa saya sudah tiba di hotel di dekat Bandara, dan harus istirahat menunggu perjalanan pagi buta.
ADVERTISEMENT