Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kuliner ini berbahan dasar ubi kayu. Jenis ubi kayu yang sering digunakan yakni ubi kayu yang memiliki tekstur keras atau sering disebut ubi pahit.
Makanan ini dulunya sering dikonsumsi sebagai pengganti beras. Sebab beras menjadi barang mahal diperoleh warga Kecamatan Menui tempo dulu.
“Tahun 1973 Tolimbu masih ramai. Sekarang Tolimbu hanya dijadikan kuliner selingan. Kalau ada yang ingin makan, maka dibuatlah Tolimbu. Tidak kayak dulu, selalu tersedia,” cerita, Siti Rahma (61), kepada media ini, Minggu (11/4).
Tolimbu akan lebih nikmat jika disajikan dengan ikan asin dan dabu-dabu sejenis sambal rica-rica yang dicampur tomat dan bawang merah. Tolimbu juga paling lezat disajikan dengan ikan bakar, gurita, kima atau sejenis kerang-kerangan.
ADVERTISEMENT
Cara penyajian Tolimbu, pertama-tama ubi dikupas kemudian ditaruh dikarung dan direndam dengan air laut hingga satu malam.
Kemudian, ubi tersebut diangkat dan dicuci sampai bersih dengan air tawar. Setelah itu dikeringkan di atas sinar matahari hingga tiga sampai empat hari.
“Ubi kayu kering itu bisa bertahan sampai dua bulan,” kata Siti.
Lalu, proses pembuatan Tolimbu akan masuk pada pengirisan.
Daging-daging ubi yang sudah dikeringkan, diiris tipis-tipis lalu direndam kembali hingga dua menit guna menghilangkan rasa asin dari air laut.
Kemudian ubi yang telah diiris tipis tersebut, diperas dengan kain tipis lalu dicincang-cincang hingga teksturnya menjadi lembut.
Lalu, proses pangan Tolimbu masuk kepada pengukusan, mirip mengukus nasi. Ubi yang telah dihaluskan nanti, akan mengembang dan lembut warnanya coklat muda. Bila sudah lembut, proses pembuatan Tolimbu sudah selesai. Makanan tersebut sudah bisa dihidangkan dengan lauk-pauk.