Momen Penjual Bambu di Palu Raup Untung Jelang Natal dan Tahun Baru

Konten Media Partner
24 Desember 2019 13:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bambu yang menjadi salah satu bahan utama untuk membuat nasi jaha (nasi bambu). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Bambu yang menjadi salah satu bahan utama untuk membuat nasi jaha (nasi bambu). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
Rasanya tidak lengkap jika syukuran dalan perayaan Natal tidak dihidangkan nasi jaha atau nasi jahe. Makanan khas Manado, Sulawesi Utara ini adalah hidangan utama yang biasanya dapat dijumpai pada perayaan Natal dan Tahun Baru saja.
ADVERTISEMENT
Sebelum dihidangkan, nasi jaha dimasak dengan cara dibakar di atas bara api, setelah sebelumnya beras dicampur dengan lauk pauk lantas dimasukkan ke dalam bambu yang telah dipotong dengan ukuran 8 sentimeter.
Karena menjadi hidangan utama pada perayaan Natal dan Tahun Baru, maka bambu yang menjadi salah satu bahan utama untuk membuat nasi jaha, tentu juga sangat dicari konsumen.
Warga yang akan merayakan Natal dan Tahun Baru di Kota Palu, Sulawesi Tengah, sudah mengetahui lokasi penjualan bambu jika ingin membuat nasi jaha. Selain di sejumlah pasar tradisional dan sudut Kota Palu, lokasi pedagang musiman bambu untuk kebutuhan nasi jaha adalah di Jalan Miangas, Kelurahan Lolu Selatan, Kecamatan Palu Selatan.
Pedagang bambu di Maesa Palu. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
Sejumlah pedagang pun mengaku mendapat keuntungan lebih dari menjual bambu untuk hidangan nasi jaha ini.
ADVERTISEMENT
Hal ini diakui salah seorang pedagang bambu musiman, Fikram (29). Baginya, Natal dan Tahun Baru akan menambah keuntungannya sebagai pedagang.
“Jarang kami jual bambu, nanti satu tahun satu kali karena pembeli cari bambu untuk nasi jaha itu nanti natal dan tahun baru saja,” kata Fikram.
Ia mengatakan nasi jaha adalah hidangan utama Natal dan Tahun Baru berbahan dasar beras putih dengan campuran beras ketan, santan kelapa, daun jeruk, jahe, daun pandan dan serai.
Suasana pedagang bambu di Maesa Palu, Selasa (24/12). Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
“Tidak ada penjual bambu kalau bukan Desember sebelum natal begini,” kata Fikram.
Untuk harga, sebatang bambu dengan ukuran sedang dengan panjang 4 meter akan dijual dengan harga Rp 10.000. Sementara untuk ukuran besar dengan panjang 4 meter akan dijual dengan harga Rp 25.000.
ADVERTISEMENT
“Tiap tahun pasti harganya berubah dan tahun ini sudah pasti harganya naik,” ujarnya.
Fikram bersama pedagang lainnya datang jauh-jauh dari Desa Palolo, Kabupaten Sigi, hanya untuk menjual bambu.
“Memang bambu hanya ada di Palolo dan kami akan pulang pas hari natal dan datang lagi jual bambu lagi tanggal 28 sampai tahun baru,” ujarnya.