Tarif Angkutan Udara Miliki Andil terhadap Deflasi di Kota Palu

Konten Media Partner
1 Agustus 2019 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana malam di depan Terminal Bandara Udara Mutiara Sis Aljufri Palu.  (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana malam di depan Terminal Bandara Udara Mutiara Sis Aljufri Palu. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Penurunan tarif tiket angkutan udara yang mulai dilaksanakan sekitar awal Bulan Juli 2019, sangat berpengaruh signifikan terhadap deflasi yang terjadi di Kota Palu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan press rilis yang dipaparkan Kepala BPS Sulawesi Tengah, Faisal Anwar, Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,68 persen selama Juli 2019.
Menurut Faisal, deflasi di Kota Palu dipengaruhi oleh turunnya indeks harga yang terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,03 persen, diikuti oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,96 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,32 persen.
"Sedangkan beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,82 persen, sandang 0,74 persen, kesehatan 0,17 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen," kata Faisal.
Pada periode yang sama lanjutnya, inflasi year on year (yoy) Kota Palu mencapai 4,40 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar
ADVERTISEMENT
9,15 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks terendah sebesar 2,60 persen.
Suasana di Bandara Udara Mutiara Sis Aljufri Palu menyala. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Ia menjelaskan, deflasi Kota Palu sebesar 0,68 persen disumbangkan oleh andil negatif kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,56 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,20 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,07 persen.
Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga kata Faisal, memberi andil positif sebesar 0,10 persen, kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil positif di bawah 0,01 persen.
Pada kesempatan tersebut Faisal juga menyebutkan beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain, ikan cakalang sebesar 0,15 persen, biaya pendidikan SD sebesar 0,08 persen, emas perhiasan 0,04 persen, biaya pendidikan SMP 0,04 persen, ikan ekor kuning 0,03 persen, tarif pulsa ponsel 0,02 persen, pisang 0,02 persen, kangkung 0,02 persen, ikan layang 0,02 persen, dan wortel 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain tarif angkutan udara sebesar 0,58 persen, cabai rawit 0,13 persen, ikan selar 0,09 persen, daging ayam ras 0,08 persen, seng 0,04 persen, tomat buah 0,04 persen, tomat sayur 0,02 persen, tempe 0,02 persen, ikan kembung 0,02 persen, dan bawang merah 0,02 persen.