Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Nonton Mbak Pur Pakai Aki, Nostalgia Generasi 80-an Bersama Losmen Bu Broto
email: [email protected]
11 Januari 2021 13:51 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Pak, ingat Losmen Bu Broto?”
“Ingat banget lah, dulu suka sekali”
ADVERTISEMENT
“Sekarang lagi dibikin the movie!”
“Ah yang bener?”
Itu adalah sepenggal percakapan Amin Mujib, 44 tahun, dan istrinya yang terjadi pada suatu malam di tengah Desember, saat berita lonjakan COVID-19 di Jogja begitu mengkhawatirkan.
Terbayang adegan tuan dan nyonya nonton bioskop, Mujib langsung memastikan akan menraktir sang istri menonton film Losmen Bu Broto ketika sudah rilis di bioskop nanti. Apalagi setelah tahu yang akan memerankan Losmen Bu Broto adalah aktor dan aktris ternama seperti Maudy Ayunda, Maudy Koesnaedi, Mathias Muchus, Danilla Riyadi, Erick Estrada, dan sederet aktor ternama lainnya.
“Wis ora sabar,” kata Amin Mujib saat membuka pengalamannya di masa lalu dengan ”Losmen Bu Broto,” Kamis (7/1).
Gayung bersambut dan datang dalam suasana yang heboh!. Ya, hanya berselang beberapa hari setelah percakapan dengan istrinya tentang Losmen Bu Broto, Mujib mendengar kabar bahwa lokasi syuting film tersebut hanya di belakang rumahnya, tepatnya di Omah Kalang, Kotagede, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Saya enggak tahu kalau itu syuting Bu Broto, padahal sering lewat, tahu kalau ramai-ramai dan lampu-lampu di situ,” ujar Mujib.
Berita itu membuat Amin semakin tak sabar menonton film Losmen Bu Broto setelah resmi rilis nanti. Dia langsung menjadikan menonton Losmen Bu Broto di bioskop ke dalam list kegiatan wajib di tahun 2021 ini.
Aki untuk Serial Favorit
Saat itu usia Amin Mujib masih 9 tahun, dia masih duduk di bangku kelas 5 SD. Di kampungnya belum ada listrik, sehingga untuk menonton Losmen Bu Broto, orang-orang di kampungnya masih menggunakan aki sebagai sumber listrik.
“Yang kalau habis (listriknya) gambarnya mengecil. Dan nyetrum akinya harus ke ibukota kecamatan yang jaraknya sekitar 10 kilometer,” kata Mujib.
ADVERTISEMENT
Losmen Bu Broto adalah acara favorit orang-orang di kampungnya pada periode 80-an. Saat itu, di kampungnya baru ada 4 rumah yang memiliki televisi, sehingga ketika menonton Losmen Bu Broto mereka ramai-ramai seperti sedang menonton layar tancap. Acara TV yang ditonton juga tidak bisa sembarangan, harus benar-benar dipilih karena kalau akinya habis akan sangat repot.
“Kalau akinya sudah mulai mau habis, dimatikan dulu buat nanti nonton Bu Broto,” ujarnya.
Tak Ada Lawan
Mujib paling suka dengan tokoh Mbak Pur yang punya karakter kalem, bijak, dan memiliki paras cantik. Selain Mbak Pur, Mas Tarjo menurutnya juga keren sebagai anak muda di zamannya.
Dia suka sekali dengan keakraban yang ada dalam serial Losmen Bu Broto. Menurutnya, tokoh-tokoh di dalamnya dapat memerankan karakter dengan sangat natural.
ADVERTISEMENT
“Seperti kehidupan nyata sehari-hari dengan cerita yang ringan tapi asyik,” ujarnya.
Bagi Mujib, sangat sulit menemukan acara-acara televisi yang kualitasnya seperti Losmen Bu Broto, bahkan sekadar mendekati. Sejauh ini, hanya Si Doel Anak Sekolah yang kualitasnya bisa mendekati Losmen Bu Broto. Sebab, menurut Mujib, sinetron Si Doel memuat cerita kehidupan nyata sehari-hari, bukan dibuat-buat seperti sinetron tv saat ini.
“Losmen Bu Broto dulu adalah acara favorit di TVRI. Kalau sinetron zaman sekarang kayaknya belum ada (yang bisa menandingi). Jauh lah ya,” terang Mujib.
Karakter yang Original Jadi Harga Mati
Kisah lain tentang film ini keluar dari Farry Aprianto, warga Ciputat Tangerang Selatan.
Karena mulai menonton ketika masa SMA, yang paling melekat dari Losmen Bu Broto dalam benak Farry adalah kisah romantikanya. Kisah-kisah romansa dalam serial Losmen Bu Broto yang natural, tidak dibuat-buat, sangat relevan dengan masa remajanya.
ADVERTISEMENT
Dan tentu saja kenangan atau nostalgia atas pertistiwa menonton acara televisi yang tak mudah, menjadi salah satu kenangan indah dari era 80-an.
Dia harus menunggu di depan televisi pada hari dan jam tertentu. Jika telat, maka dia akan kehilangan satu episode serial favoritnya itu.
“Kalau sekarang tinggal nonton TV satelit atau kabel, atau buka Netflix, YouTube. Bahkan bisa nonton yang bajakan. Karena sekarang terlalu banyak alternatif, jadi apresiasi terhadap acara TV saat ini flat aja buat saya,” ujarnya.
Farry menyambut baik produksi ulang dan diangkatnya Losmen Bu Broto ke layar lebar. Dia berharap, produksi ulang ini akan tetap mempertahankan karakter seperti pada serial aslinya. Karena menurut dia, itulah harga mati dari Losmen Bu Broto.
ADVERTISEMENT
“Walaupun harus memasukkan unsur kekinian untuk generasi baru, diharapkan bisa ketemu di tengah,” ujar Farry Aprianto.
Losmen Bu Broto yang tayang di TVRI pada 1980-an kini diproduksi ulang oleh Ideosource Entertainment dan Paragon Pictures yang bekerja sama dengan Fourcolours Film. Pada Senin (4/1), melalui akun media sosialnya, Paragon Pictures mengumumkan bahwa proses syuting yang dikerjakan di Yogyakarta telah selesai.
Belum diketahui, kapan tanggal pasti Losmen Bu Broto akan dirilis ke bioskop. Tapi yang pasti, dalam unggahan itu Paragon Pictures mengumumkan bahwa Losmen Bu Broto akan hadir di bioskop Indonesia pada 2021. (Widi Erha Pradana / YK-1)