Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Segelas Kopi Hitam, Pembuka Rezeki Driver Ojol
email: [email protected]
19 Februari 2020 12:15 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sukirno sudah selesai mandi, sebentar lagi jam masuk sekolah dan dia harus bergegas untuk berangkat kerja. Di jam-jam berangkat sekolah seperti itu, pesanan ojek online untuk mengantar anak-anak sekolah pasti ramai dan dia tidak boleh kehilangan kesempatan itu.
ADVERTISEMENT
Namun sebelum berangkat bekerja ada dua hal wajib yang harus dilakukan. Selain sarapan, dia harus memulai harinya dengan segelas kopi hitam.
“Kalau ndak ngopi lemas mas, ngantuk,” kata Sukirno ketika sedang menunggu pelanggan di warung makan Nasgor 212 di Jalan Godean, Senin (17/2).
Sembari menikmati segelas kopi hitam dan sebatang rokok, Sukirno terus mengamati gawainya. Yang ditunggu-tunggu datang juga, sebuah notifikasi muncul di layar gawainya, seperti biasa pesanan mengantar anak sekolah. Kopinya masih setengah, tak ingin mubazir sisa kopi di gelasnya langsung dia tenggak habis. Sukirno berangkat menjemput rezeki.
Hampir sama dengan Sukirno, driver ojol lain, Lutfi juga selalu mengawali paginya dengan segelas kopi hitam sebelum ‘narik’. Dalam sehari, dia bisa minum sampai empat gelas kopi.
ADVERTISEMENT
“Itu sudah ngurangin saya mas, kalau dulu bisa 8 sampai 10 gelas sehari,” kata pria kekar yang sudah menjadi driver ojol lebih dari empat tahun itu.
Cara Driver Ojol Jaga Kesehatan
Setiap hari bekerja di jalan dengan segala keriuhan, kemacetan, polusi udara, serta terik matahari yang bisa berubah menjadi hujan deras kapan pun membuat driver ojol harus benar-benar menjaga kesehatan jika tak mau sakit. Tri Aji, dia lebih memilih minum air putih ketimbang minum kopi seperti Sukirno atau Lutfi. Setiap narik, dia selalu sedia air putih 1,5 liter di motornya.
“Yang penting makan teratur, kalau saya sehari tiga kali. Sebelum narik, perut juga harus sudah keisi,” ujarnya.
Aji pernah narik dalam keadaan perut kosong. Tapi karena banyak orderan, dia tak merasa lapar sehingga lupa tidak makan sampai sore. Akibatnya, dia sempat jatuh sakit. Selain air putih dan makan teratur, waktu istirahat juga harus cukup.
ADVERTISEMENT
Meski biasa narik sampai pukul 02.00 dini hari, namun setiap sore biasanya dia selalu menyempatkan untuk tidur dan berangkat lagi selepas maghrib. Soal makan dan istirahat teratur, Lutfi dan Sukirno tak membantahnya. Terlebih di cuaca yang kerap ekstrem ini, jika sampai telat makan atau kurang tidur bisa-bisa kesehatannya ambruk.
“Paling itu sih, kopi, rokok, enggak masalah asal makan dan tidur dijaga,” ujar Lutfi.
Vitamin C Jadi Andalan
Budi Siswanto, driver ojol lainnya punya cara lain untuk menghadapi kerasnya bekerja di jalan dan cuaca yang kian ekstrem. Setiap narik, di tas kecilnya selalu tersedia sebotol minuman vitamin C.
“Ini bantu banget, biar tetap vit. Apalagi cuaca kan sering ekstrem gini,” ujar Budi sembari mengeluarkan sebotol vitamin C dari dalam tasnya.
ADVERTISEMENT
Kata Budi, selain bisa menjaga daya tahan tubuh, rasa vitamin C juga enak dan harganya murah. Satu sachet vitamin C, harganya tak sampai Rp 2 ribu, dan itu sudah cukup untuk diseduh dengan air putih 600 ml.
“Kadang juga beli buah atau susu. Pokoknya harus tetap vit lah, kalau sakit gak bisa kerja, mau makan apa?,” ujarnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)