Konten Media Partner

11 Tahun UU Keistimewaan DIY Dirayakan di 78 Kecamatan Selama 1 Bulan Penuh

31 Agustus 2023 13:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
“Seluruh kegiatan (perayaan 11 tahun UU keistimewaan DIY) harus memberikan dampak yang luas termasuk ekonomi kepada masyarakat,” kata Paniradya Pati, Aris Eko Nugroho.
Gelaran tari di Jonggrang Expo yang digelar pada Sabtu (26/8/2023) - ist/ Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Sleman
zoom-in-whitePerbesar
Gelaran tari di Jonggrang Expo yang digelar pada Sabtu (26/8/2023) - ist/ Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Sleman
Tepat pada hari ini, takni 31 Agustus 11 tahun yang lalu atau pada 2012, Undang-undang (UU) Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disahkan. Puncak perayaan digelar mulai Rabu (30/8) hingga Jumat (1/9) besok di Kecamatan (Kapanewon) Pengasih, Kulon Progo, DIY. Namun, seluruh rangkaian acara peringatan UU Keistimewaan DIY dilaksanakan di 78 kapanewon selama 1 bulan penuh dari 11 Agustus hingga 11 September 2023 nanti.
ADVERTISEMENT
Paniradya Pati (pemimpin lembaga keistimewaan DIY, Paniradya Kaistimewan), Aris Eko Nugroho, mengatakan perayaan 11 tahun UU keistimewaan DIY didesain untuk melibatkan seluruh kapanewon (sebutan kecamatan di DIY) dan kemantren (sebutan kecamatan yang ada di wilayah Kota Yogya) di Provinsi DIY yang berjumlah 78 kapanewon / kemantren.
“Pusatnya di kapanewon dan kita beri stimulus dana masing-masing Rp 100 juta sehingga aktivitasnya melibatkan seluruh kalurahan di kapanewon dan kemantren setempat,” kata Aris di Yogyakarta, Kamis (31/8).
Seni tari Angguk khas Kulon Progo, DIY dipentaskan di Pengasih, Kulon Progo, DIY. Foto: Dok. Paniradya Kaistimewan DIY.
Artinya, selama 1 bulan penuh dari 11 Agustus hingga 11 September ini, di semua kapanewon di DIY ada banyak kegiatan yang diterangkan Aris Eko Nugroho berinti pada 3 klaster utama kegiatan. Yakni, panggung rakyat melalui event budaya, pasar rakyat UMKM, dan aktivitas workshop untuk peningkatan sumber daya budaya setempat.
ADVERTISEMENT
“Jadi masyarakat selama 1 bulan mendapat panggung hiburan budaya setempat, ekonomi masyarakat muncul lewat UMKM-nya, kemudian ada peningkatan mengenai kemampuan keahlian untuk beberapa agenda budaya. Misalnya berkaitan dengan bahasa, yakni pelatihan aksara jawa, dan peningkatan skill budaya lainnya seperti tari dan gamelan,” papar Aris.
Paniradya Pati, Aris Eko Nugroho saat melayani wawancara di kantornya, Rabu (30/8). Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Lebih dari itu, Aris mencatat, selain memberi ruang bagi kapanewon untuk menampilkan kemampuan seni budaya masyarakat dan UMKM setempat, Panggung Rakyat Gebyar Keistimewaan DIY dengan stimulus atau pemantik dana Rp 100 juta untuk 1 kapanewon, telah mendorong keluarnya modal sosial setempat. Modal sosial itu berwujud dukungan warga yang gotong royong bahu membahu menyukseskan acara dan juga dari CSR perusahaan-perusahaan yang ada di kapanewon (kecamatan) setempat.
Aris mencontohkan, Gebyar Keistimewaan di Kapanewon Prambanan dengan tajuk Jonggrang Expo “Prambanan Nyawiji Bergerak Maju” yang dilangsungkan di Taman Perdamaian Prambanan, telah melibatkan perusahaan-perusahaan setempat, baik BUMN dan swasta, untuk terlibat.
ADVERTISEMENT
“PT Taman Wisata Candi terlibat, Bank BPD terlibat, BRI, perusahaan-perusahaan cat, PT MAK eksportir terbesar tempat tidur rumah sakit terlibat. Artinya ada modal sosial yang keluar sendiri karena acara perayaan ini,” terang Aris.
Terakhir, Paniradya Pati DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakan bahwa tahun ini tema peringatan 11 tahun Keistimewaan DIY adalah “Kaistimewan Adheganing Amerta”. Secara harfiah, tema ini memiliki makna yang luas untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya dan tradisi Jawa serta harus digunakan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi secara menyeluruh.
Aris menekankan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki roh berupa budaya. Maka dari itu, dukungan keistimewaan DIY ini diharapkan dapat semakin menghidupakan roh DIY dan memberikan dampak kepada masyarakat luas.
"Ngarsa Dalem selalu mengingatkan, seluruh kegiatan (perayaan 11 tahun UU keistimewaan DIY) ini harus memberikan dampak yang luas termasuk dampak ekonomi kepada masyarakat, sesuai dengan tujuan Keistimewaan DIY," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Grup Sholawat, Jathilan, Gejok Lesung, hingga Angguk Kulon Progo
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, membuka Jonggrang Expo di Taman Perdamaian Prambanan, Sabtu (26/8/2023). Foto: Dok. Pemkab Sleman
Dari Kapanewon Prambanan, Panewu Prambanan, Siti Wahyu Purwaningsih, mengatakan sangat berterimakasih kepada Paniradya Pati DIY dengan sokongan dana keistimewaan sehingga bisa melangsungkan kegiatan Jonggrang Expo selama 2 hari, yakni pada 26 dan 27 Agustus 2023.
“Saya berterimakasih dengan sokongan dana keistimewaan sebesar Rp 100 juta untuk Jonggrang Expo ini. Kami berharap dukungan ini dapat terus dikembangkan di tahun berikutnya untuk memperluas daya tarik Kapanewon Prambanan di dunia pariwisata," katanya saat membuka acara bersama Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo pada Sabtu (26/8) lalu.
Keramaian penonton ketoprak di Pengasih, Kulon Progo, DIY. Foto: Dok. Paniradya Kaistimewan DIY
Di Jonggrang Expo, menurutnya, masyarakat dapat menikmati berbagai penampilan pentas seni, diantaranya pentas seni teater, langen carito, kethoprak, grup sholawat, hingga prameran 52 stand Forkom UMKM Prambanan. Tak ketinggalan juga ada lomba jathilan yang menjadi salah satu penampilan spesial pada acara ini.
ADVERTISEMENT
"Pemilihan lomba jathilan di Jonggrang Expo dikarenakan banyaknya potensi jathilan di Kapanewon Prambanan. Bahkan ada juga kalurahan yang memiliki lebih dari satu kelompok. Potensi ini perlu kita dukung bersama, sehingga diberikan ruang untuk berekspresi dan menggali potensi-potensi baru dari para seniman Jathilan," jelas Panewu.
Pentas Ketoprak Keluarga Cantrik di Lapangan Secang, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo pada Rabu (30/8) malam. Foto: Dok. Paniradya Kaistimewaan DIY
Hal yang sama diungkapkan oleh Pj Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti saat membuka Panggung Rakyat Gebyar Keistimewaan di Lapangan Secang, Kalurahan Sendang Sari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DIY pada Rabu (30/8).
Menurutnya, pentas budaya yang merupakan kekayaan masyarakat ini perlu dilestarikan oleh generasi penerus dan terus digali potensi dan peluangnya. Sehingga kekayaan budaya menjadi daya tarik kunjungan wisata supaya kunjungan wisata ke DIY meningkat.
ADVERTISEMENT
“Yang pada gilirannya ekonomi masyarakat juga akan meningkat,” katanya.
"Terima kasih atas dukungan dari Paniradya Kaistimewan dengan menggelar kegiatan seperti ini, nguri-uri (melestarikan) kebudayaan kita, sekaligus mempromosikan kebudayaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Made.
Dipilih sebagai tempat untuk puncak perayaan, Lurah Sendang Sari Suhardi mengatakan kegiatan Panggung Rakyat Gebyar Keistimewaan diadakan selama tiga hari, yakni pada 29, 30 dan 31 Agustus 2023. Masyarakat dapat menikmati berbagai penampilan dan aneka UMKM. Di antaranya pentas kesenian tradisional Angguk khas Kulon Progo, Gejok Lesung, Jaranan, Wayang Wisata Istimewa, pentas Kethoprak Keluarga Cantrik, pasar UMKM hingga pentas rakyat.
"Kegiatan ini digelar selama tiga hari. Kami berterima kasih kepada Gubernur dengan kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar,” jelasnya.
ADVERTISEMENT