Konten Media Partner

200-an Muda-mudi Unjuk Gigi di Kompetisi Dance dan eSports Zona Anak Muda

15 Oktober 2024 10:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Steering Committee Zona Anak Muda, Sri Widya Supena, memberikan penghargaan kepada para juara turnamen esports. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Steering Committee Zona Anak Muda, Sri Widya Supena, memberikan penghargaan kepada para juara turnamen esports. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
200-an anak muda di Jogja meramaikan acara Zona Anak Muda Powered by One Pride MMA di Gelanggang Olahraga (GOR) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 11-12 Oktober 2024. Ada kompetisi dance dan turnamen esports yang digelar pada ajang tersebut.
ADVERTISEMENT
Sekitar 200 peserta tersebut terbagi dalam 12 tim dan solo dancer untuk kompetisi dance, serta 35 tim eSports yang berpartisipasi dalam turnamen PUBG Mobile dan Mobile Legends: Bang Bang.
Melihat antusias tersebut, Steering Committee Zona Anak Muda, Widya Supena, menyampaikan kalau kultur esports perlu terus diperhatikan karena divisi ini terus berkembang dan membangun ekosistem digital.
“Industri ini terus berkembang. Dengan lebih dari 53 juta pemain game aktif, industri esports kita telah menyumbang sekitar Rp 30 triliun bagi ekonomi digital. Ini membuktikan bahwa esports bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mesin penggerak ekonomi yang sangat potensial, terutama di kalangan generasi muda,” kata Widya Supena saat ditemui Pandangan Jogja seusai memberikan sambutan pembuka turnamen esports tersebut.
ADVERTISEMENT
Para peserta yang berlaga dalam turnamen esports Zona Anak Muda. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Perkembangan esports di Jogja juga mendapat perhatian positif dari para penggiat industri. Salah satu caster sekaligus pemerhati esports di ajang ini, Hafidz Hidayatullah Oktova, menyebut bahwa Jogja menunjukkan kemajuan yang sangat baik dalam mengembangkan bakat-bakat di bidang esports.
“Menurutku, kultur esports di Jogja sudah mulai berkembang sangat positif, kalau bicara soal pengembangan bakatnya, Jogja bisa disebut salah satu yang terbaik di Indonesia. Walaupun, secara prestasi atlet masih dikuasai Jakarta dan Jawa Barat,” kata Hafidz.
Salah satu penampil dance, PinkCrush. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Di sisi lain, salah satu kontestan dance, Michelin Keisha Aurelie Hosea dari tim PinkCrush, mengungkapkan bahwa tampil di ajang yang identik dengan pertarungan fisik seperti One Pride MMA, menuntut mereka untuk menampilkan performa yang lebih intens.
ADVERTISEMENT
“Kita harus benar-benar powerful karena ini adalah acara MMA. Jadi, kita harus tampil dengan energi yang sama dengan para fighter,” kata Michelin, yang akrab disapa Holi, saat ditemui Pandangan Jogja seusai tampil di Halaman GOR UNY, Sabtu (12/10).
Dengan terlaksananya Zona Anak Muda yang berkolaborasi dengan One Pride MMA, acara tersebut menjadi penanda ketersediaan ruang ekspresi bakat untuk para anak muda, baik itu dari kegiatan bela diri, dance, dan juga esports.