26 Pelajar di Bantul Diamankan Polisi karena Nongkrong dan Perang Sarung

Konten Media Partner
1 April 2023 15:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembinaan puluhan pelajar yang nongkrong dan perang sarung oleh jajaran Polsek Dlingo. Foto: Polsek Dlingo
zoom-in-whitePerbesar
Pembinaan puluhan pelajar yang nongkrong dan perang sarung oleh jajaran Polsek Dlingo. Foto: Polsek Dlingo
ADVERTISEMENT
Jajaran kepolisian dari Polsek Dlingo, Bantul, melakukan pengamanan terhadap puluhan pelajar yang sedang nongkrong tidak jelas di Utara SMP Negeri 1 Dlingo dan di Jalan Patuk-Dlingo pada Jumat (31/3) malam hingga Sabtu (1/4) dini hari.
ADVERTISEMENT
Total ada sebanyak 24 remaja yang diamankan, yang semuanya masih berstatus sebagai pelajar SMP. Sebanyak 16 pelajar diamankan karena sedang nongkrong tanpa tujuan jelas, sedangkan delapan sisanya diamankan seusai melakukan perang sarung.
“Total 24 pelajar yang diamankan Polsek Dlingo, 16 pelajar karena nongkrong tidak jelas, dan delapan diamankan karena habis perang sarung,” kata Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana, Sabtu (1/4).
Polisi juga mengamankan 13 unit sepeda motor dan 13 sarung dari para pelajar itu. Namun, karena tidak ditemukan unsur pidana, maka para pelajar tersebut tidak ditahan dan hanya diberikan pembinaan. Dalam proses pembinaan ini, polisi memanggil orang tua tiap pelajar sekaligus pihak sekolah untuk berkoordinasi dan melakukan pembinaan di sekolah.
Pembinaan puluhan pelajar yang nongkrong dan perang sarung oleh jajaran Polsek Dlingo. Foto: Polsek Dlingo
Meski para pelajar tersebut tidak ditahan, namun polisi tetap menyita 13 sepeda motor karena diduga digunakan untuk perang sarung yang membahayakan pengendara lain dan meresahkan masyarakat selama bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
“Untuk motor disita dan boleh diambil setelah lebaran,” kata dia.
Meski pihak orang tua atau wali banyak yang meminta supaya sepeda motornya tidak disita, namun polisi tetap menyita untuk memberikan efek jera. Apalagi para pelajar tersebut belum cukup umur dan tak punya surat izin mengemudi (SIM).
“Setelah dilakukan pembinaan, para remaja dipersilakan pulang, sedangkan sepeda motornya langsung diangkut dan disita agar menjadi efek jera dan mereka tidak kembali melakukannya,” kata Jeffry.