news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

40 Violinis Anak Sihir Ratusan Penonton di Tebing Breksi

Konten Media Partner
13 Maret 2023 15:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para violinis anak sedang tampil di Jogja Violin Festival 2023 di Tebing Breksi. Foto: Widi RH Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Para violinis anak sedang tampil di Jogja Violin Festival 2023 di Tebing Breksi. Foto: Widi RH Pradana
ADVERTISEMENT
Khairunnisa Adara Putri Gunawan tampil energik dengan biolanya di panggung Jogja Violin Festival 2023 di Tebing Breksi, Sabtu (11/3) malam. Panggung itu seperti jadi miliknya. Di bawah sorot lampu panggung yang warna-warni, Adara melompat ke kanan dan ke kiri sambil terus memainkan biola dengan senyum tipis yang hampir tak pernah hilang dari wajahnya.
ADVERTISEMENT
Tak terlihat raut muka tegang meski malam itu dia disaksikan oleh ratusan penonton yang memenuhi area pertunjukan di Tebing Breksi. Dia adalah salah satu pemain utama dari 40 anak pemain biola yang tampil malam itu. Setiap aksinya selalu diikuti oleh tepuk tangan yang sangat riuh.
“Asik, seru banget. Apalagi tampil rame-rame bareng temen-temen,” kata Adara saat diwawancarai seusai tampil, sabtu (11/3).
Khairunnisa Adara Putri Gunawan saat tampil di Jogja Violin Festival 2023. Foto: Widi RH Pradana
Adara yang tergabung dalam Komunitas Biola Jogja sudah mulai memainkan biola sejak masih kelas 2 SD pada 2017 silam. Kini, dia baru duduk di bangku kelas 7 SMP di SMP Negeri 1 Kalasan, Sleman. Tahun lalu, dia sempat mengikuti ajang pencarian bakat di sebuah televisi nasional dan sempat lolos hingga babak 50 besar.
ADVERTISEMENT
“Biola menurut aku beda, karena aku bisa enggak harus diem waktu main, bisa ada koreonya kayak tadi, jadi asik banget,” lanjutnya.
Gunawan, ayah Adara, mengatakan bahwa sejak kecil putrinya memang sangat aktif, tak pernah mau diam. Pada 2019, Adara kemudian bertemu dengan seorang guru biola bernama Ucok Hutabarat, yang juga punya gaya permainan energik. Hal itulah yang menurut Gunawan membentuk karakter permainan biola Adara yang energik seperti sekarang.
“Jadi klop. Sekarang teman-teman Adara yang dulunya kalau main cuma diem, sekarang juga mulai ikut energik,” kata Gunawan.
Khairunnisa Adara Putri Gunawan dan ayahnya, Gunawan, saat diwawancarai setelah tampil di acara Jogja Violin Festival 2023. Foto: Widi RH Pradana
Guru biola di Komunitas Biola Jogja, Ucok Hutabarat, mengatakan bahwa semangat dan minat anak-anak di Yogya untuk bermain biola sangat besar. Hal itu dibuktikan dengan proses latihan yang cukup singkat, hanya empat kali pertemuan, tapi murid-muridnya sudah menguasai materi yang diberikan, baik dari nada maupun aksi panggungnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, rentang usia anak yang tampil di panggung Jogja Violin Festival sangat beragam, dari yang paling muda masih kelas 4 SD dan yang paling dewasa kelas 3 SMA.
“Yang paling penting anak-anak itu harus fun, tidak terbebani, jadi mereka bisa tampil optimal,” kata Ucok Hutabarat.
Panggung Jogja Violin Festival menurut Ucok juga sangat penting untuk mengembangkan ekosistem seni biola di Yogya. Panggung ini menjadi wadah bagi anak-anak untuk menunjukan hasil dari latihan rutin yang sudah mereka lakukan.
“Panggung seperti ini penting sekali, supaya anak-anak yang sudah latihan ada wadah untuk menunjukkan kemampuannya. Kalau bisa event-event seperti ini lebih banyak lagi, sehingga bisa mewadahi semua talent yang sekarang jumlahnya semakin banyak,” ujarnya.
Guru biola di Komunitas Biola Jogja, Ucok Hutabarat. Foto: Widi RH Pradana
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, mengatakan bahwa Jogja Violin Festival memang akan jadi festival rutin tahunan di DIY. Tahun ini, festival ini sudah digelar untuk yang keempat kalinya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan bahwa dari tahun ke tahun antusiasme masyarakat maupun wisatawan untuk memeriahkan Jogja Violin Festival semakin tinggi.
“Tadi malam saja saya lihat di area festival itu penuh, dan di tribunnya juga penuh, tahun lalu juga cukup ramai,” kata Singgih Raharjo saat dihubungi, Minggu (12/3).
Selama ini, seni musik biola atau violin memang belum terlalu populer di kalangan masyarakat Indonesia. Dengan adanya Jogja Violin Festival, dia berharap seni biola akan semakin diterima oleh masyarakat secara luas.
“Jogja saya pikir punya potensi yang besar ya. Kita punya banyak sekali talent, sanggar seni, komunitas, tempat kursus juga banyak, dan itu mesti kita wadahi dengan panggung-panggung seperti ini,” ujarnya.