41 Keris Super Langka Dipamerkan di Yogya, Ada Keris Pertama Majapahit

Konten Media Partner
27 Mei 2023 17:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung sedang menyaksikan salah satu keris pusaka yang dipamerkan dalam Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara di Ndalem Poenokawan, Yogya, Sabtu (27/5). Foto: ES Putra
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung sedang menyaksikan salah satu keris pusaka yang dipamerkan dalam Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara di Ndalem Poenokawan, Yogya, Sabtu (27/5). Foto: ES Putra
ADVERTISEMENT
Sebanyak 41 keris jenis kamarogan, keris yang ditatah menggunakan emas, dipamerkan dalam Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara di Ndalem Poenakawan, Yogyakarta. Pameran tersebut resmi dibuka pada Sabtu (27/5) dan akan berlangsung hingga 29 Mei mendatang.
ADVERTISEMENT
Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Margana, yang hadir dalam pembukaan pameran tersebut mengatakan bahwa pameran keris di Yogya kali ini menarik karena koleksi-koleksi yang dipamerkan merupakan keris yang sangat langka dan usianya sudah sangat tua.
“Karena koleksinya adalah koleksi-koleksi yang sangat langka, yang jarang bisa dilihat di banyak pameran,” kata Sri Margana, Sabtu (27/5).
“Karena usia kerisnya yang sangat tua-tua, karena sepertinya yang paling muda saja keris era HB VII,” lanjutnya.
Keris Sang Hyang Antaboga, keris tertua pertama yang ditemukan dan diduga merupakan keris pertama Majapahit. Foto: Widi RH Pradana
Bagi seorang sejarawan seperti Margana, pameran tersebut menurutnya menjadi ruang yang tepat untuk mempelajari sejarah keris. Sebab, di sana seseorang bisa langsung melihat artefak-artefak asli dari keris dalam periode tersebut.
“Yang di museum pun susah sekali didapatkan,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Sanggar Keris Mataram (SKM), komunitas yang menyelenggarakan pameran tersebut menurut Margana juga merupakan komunitas yang terpercaya. Mereka adalah komunitas yang sudah diakui kredibilitasnya oleh pecinta keris di Indonesia, bahkan dunia.
“Mereka memang orang-orang yang kompeten, ahli betul. Dan di sini juga dihadirkan mpu-mpu keris yang memang ahli keris, jadi klaim itu saya pikir bisa dipertanggung jawabkan,” ujarnya.
Sejarawan UGM, Sri Margana. Foto: ES Putra
Dari puluhan keris yang ditampilkan, menurut dia yang paling menarik adalah keris-keris dari era Majapahit karena sangat langka dan sulit sekali ditemukan. Keris-keris tersebut juga menunjukkan bagaimana tingginya keahlian para mpu zaman dulu dalam membuat keris. Meski ukiran-ukiran bertatah emas yang ada pada keris-keris tersebut sangat rumit, namun mpu-mpu zaman dulu bisa membuatnya tanpa bantuan mesin.
ADVERTISEMENT
“Kemampuan dalam ilmu mengolah logam itu sangat luar biasa,” kata dia.
Salah satu keris berlapis emas yang dipamerkan dalam Pagelaran Mahakarya Keris Kamarogan Nusantara di Ndalem Poenakawan, Yogyakarta. Foto: Widi RH Pradana
Pada era Majapahit, dia mengatakan bahwa di dunia hanya kebudayaan Dongson di Vietnam yang dianggap paling unggul keterampilan pengolahan logamnya. Saat itu, Majapahit menurutnya banyak mendatangkan ahli-ahli logam dari Vietnam untuk menjadi ahli-ahli logam dalam pembuatan senjata, gamelan, pantek-pantek kapal, dan berbagai barang dari logam.
“Hingga pada level tertentu kita bahkan bisa lebih baik dibandingkan dengan Dongson,” kata Sri Margana.
Kolektor keris langka, Irsyad Thamrin. Foto: ES Putra
Beberapa keris yang dipamerkan dalam pagelaran tersebut adalah keris-keris Irsyad Thamrin, seorang advokat di Yogya yang dikenal sebagai penggemar dan kolektor keris. Ada empat kerisnya yang ditampilkan, di antaranya Singo Barong, Sabuk Inten, Carita Keprabon, dan Nogososro Sabuk Inten, serta satu patrem atau keris kecil kamarogan.
ADVERTISEMENT
“Range harganya di atas Rp 500 juta lah,” kata Irsyad Thamrin.
Satu keris koleksinya yang paling menarik menurut dia adalah Sabuk Inten luk 11 yang memiliki filosofi tangkis. Sebab, satu sisi bilahnya polos sedangkan sisi lainnya memiliki pamor. Model pamor ini menurut dia memiliki filosofi sebagai penangkis keburukan atau tolak bala.
“Itu yang paling unik, di antara yang lain tidak ada,” ujarnya.
Ketua Sanggar Keris Mataram (SKM), Nurjianto, Foto: Widi RH Pradana
Ketua Sanggar Keris Mataram (SKM), Nurjianto, mengatakan bahwa koleksi keris lain yang menarik adalah Sang Hyang Antaboga, keris kamarogan yang disebut-sebut sebagai keris pertama Kerajaan Majapahit.
“Ini adalah keris yang pertama tertua ditemukan, jenis keris naga era Majapahit,” kata Gus Poleng, sapaan akrab Nurjianto.
Keris tersebut selama ini menurut dia diwariskan secara turun-temurun kepada keturunan Majapahit. Namun saat ini, keris tersebut menjadi koleksi Sanggar Keris Mataram.
ADVERTISEMENT
“Pastinya pemilik keris ini adalah raja, minimal raja. Maksimalnya adalah pusaka kerajaan yang diperuntukkan untuk lambang kerajaan itu sendiri,” ujarnya.