Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
500 Perempuan di Jogja Ikut Skrining Payudara Gratis di FIKK UNY
12 Oktober 2024 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong deteksi dini terkait kanker payudara, Siloam Hospital mengadakan program skrining kanker payudara gratis untuk 500 perempuan di Yogyakarta. Skrining ini diadakan bertepatan dengan acara One Pride MMA Experience di Gedung Dekanat Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 11-12 Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
“Di UNY ini ada 500 peserta, lumayan membeludak kuotanya. Nanti yang belum kebagian akan kami adakan event berikutnya, atau bisa langsung lakukan pemeriksaan di rumah sakit Siloam,” kata perwakilan Siloam Hospital, Kathleen Fidelia, saat program skrining payudara di One Pride MMA Experience, Sabtu (12/10).
Kanker payudara menjadi momok bagi perempuan di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) dalam Global Cancer Observatory 2022 untuk Indonesia, dari 408.661 kasus kanker, 16,2 persen atau 66.271 di antaranya adalah kanker payudara, menjadikannya angka paling tinggi dari kanker lainnya.
Sebagai perbandingan, angka ini mencerminkan peningkatan insiden yang signifikan secara global, di mana kanker payudara juga tercatat sebagai kanker paling umum yang diderita oleh perempuan di seluruh dunia, yaitu 2.296.840 kasus atau 11,5 persen dari 19.976.499 kasus kanker di seluruh dunia.
“Skrining kanker payudara sangat penting. Seringkali kanker baru terdeteksi pada stadium lanjut, seperti stadium 3 atau 4. Dengan skrining dini, kanker bisa ditemukan sebelum menyebar, sehingga peluang keberhasilan pengobatan jauh lebih tinggi,” ucap Kathleen.
ADVERTISEMENT
Kedatangan beberapa peserta skrining dilatarbelakangi oleh kecemasan akan kondisi kesehatan dalam tubuhnya. Contohnya, Fauziah Khoirunnisa yang baru berusia 21 tahun. Dia khawatir terhadap kemungkinan adanya kondisi medis tersembunyi yang hanya dapat ditemukan melalui skrining.
Ada beberapa peserta yang mengikuti skrining karena kekhawatiran tentang kesehatan mereka, termasuk Fauziah Khoirunnisa, yang berusia 21 tahun, dan Selvia Shella Karina, yang saat ini menginjak usia 27 tahun.
"Kenapa ikut skrining? Supaya lebih tahu tentang kondisi tubuh saya, karena kanker sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Untuk perempuan di Indonesia, skrining itu penting. Ini adalah investasi untuk kesehatan kita," ujar Fauziah.
“Kita harus mulai peduli dari sekarang, karena kanker tidak memandang usia. Banyak yang tidak menunjukkan gejala, tahu-tahu sudah stadium 3. Jadi, mau ada gejala atau tidak, lebih baik dicek sebelum terlambat. Tua atau muda, semuanya bisa melakukan skrining," kata Selvia.
Selain pelaksanaan selama 2 hari di Gedung Dekanat FIKK UNY itu, Siloam Hospital juga berkomitmen untuk terus melaksanakan program skrining payudara gratis ini untuk 10 ribu perempuan di seluruh Indonesia melalui program #SELANGKAH (Semangat Lawan Kanker) hingga Desember 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Kanker payudara memang sering berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal. Oleh karena itu, program skrining seperti ini sangat penting bagi perempuan, terutama yang berusia 40 tahun ke atas, karena risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Deteksi dini dapat menyelamatkan banyak nyawa dengan memberikan akses pada pengobatan yang lebih efektif.