Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
7 Tahun Beruntun DIY Raih Predikat SAKIP AA, Sekda: Kuncinya Layani dengan Hati
14 Oktober 2024 11:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meraih predikat Sangat Baik atau AA dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dalam tujuh tahun berturut-turut sejak 2018.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, nilai SAKIP DIY bahkan menjadi yang tertinggi se-Indonesia. Penghargaan ini telah diserahkan langsung oleh MenPAN-RB, Abdullah Azwar Anas kepada Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, di Jakarta pada Rabu (2/10) kemarin.
"Kami mencapai ini tidak hanya sekedar lima sampai tujuh tahun, tetapi lebih dari 10 tahun ditambah adanya suatu lompatan yang akhirnya menjadi pengungkit," kata Sultan HB X setelah penyerahan penghargaan di Jakarta, Rabu (2/10).
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, kepada Pandangan Jogja mengatakan bahwa kunci DIY meraih capaian tersebut adalah ‘melayani dengan hati’. Sebab, pegawai pemerintahan diberi gaji dan tunjangan dari uang yang berasal dari pajak dan retribusi yang dipungut dari masyarakat.
“Kita sadar bahwa kami semua digaji, diberi tunjangan atas pungutan pajak dan retribusi. Maka harus dikembalikan kepada pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” kata Beny ditemui di kantornya, Rabu (9/10).
ADVERTISEMENT
“Maka bisa dilihat proporsi anggaran kita, untuk tunjangan kerja mungkin paling rendah DIY, semua untuk masyarakat,” ujarnya.
Komitmen ’melayani dengan hati’ ini kata Beny selalu ditekankan oleh pucuk Pimpinan Pemda DIY, yakni Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X.
“Maka dilakukan pergeseran paradigma dari pegawai kantoran kami semua itu harus sudah berubah menjadi pegawai peradaban. Artinya kita melayani itu dengan hati, betul-betul, tidak cukup dengan logika,” lanjutnya.
Beny menyatakan bahwa SAKIP juga bukan sekadar penilaian administrasi, melainkan lebih pada dampak yang dihasilkan dari program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah.
“Betul-betul bicara ngaruh enggak, berdampak enggak misalnya korelasi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaporan itu berkenaan dengan penurunan angka kemiskinan, indeks pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, kurangnya pengangguran, rendahnya inflasi, makin kecilnya stunting,” kata Beny.
ADVERTISEMENT