Konten Media Partner

8 Desa Mulai Terdampak Hujan Abu Vulkanik dari Erupsi Gunung Merapi

11 Maret 2023 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3). Foto: BPPTKG
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3). Foto: BPPTKG
ADVERTISEMENT
Gunung Merapi mengalami erupsi pada Sabtu (11/3) pada pukul 12.12 WIB. Laporan resmi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY mencatat erupsi tersebut telah mengakibatkan sejumlah wilayah di sekitar Gunung Merapi mengalami hujan abu vulkanik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, awan panas guguran (APG) dari puncak Merapi telah memicu abu vulkanik mengarah ke barat laut-utara. Petugas Pos Babadan, Yulianto, mengatakan bahwa saat ini Pos Babadan juga sudah mulai terdampak abu vulkanik cukup tebal.
“Kalau APG-nya mengarah ke Barat Daya, ke Kali Bebeng dan Krasak. Tapi kalau abu vulkanik ke arah barat laut-utara. Karena faktor angin," kata Yulianto seperti dalam keterangan resmi BPPTKG, Sabtu (11/3).
“Kalau Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak APG. Ini cukup tebal,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Yulianto juga telah menerima laporan adanya beberapa lokasi yang sudah terdampak abu vulkanik dari erupsi Merapi. Beberapa daerah yang sudah dilaporkan terdampak abu vulkanik di antaranya Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Berikutnya Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang, serta Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3). Foto: BPPTKG
Terkait pengungsian, Yulianto belum menerima adanya laporan warga yang mengungsi di wilayah yang terdampak abu vulkanik tersebut. Dia menjelaskan bahwa pihaknya bersama BPPTKG akan memberikan rekomendasi kepada warga sekitar untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran beserta abu vulkanik berkembang dalam beberapa event dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer.
ADVERTISEMENT
“Ini kan baru terpantau satu kali event. Terjadi 5-6 kali guguran. Kalau cakupannya terus berkembang dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer maka besar kemungkinan akan ada rekomendasi kepada warga agar mengungsi,” jelas Yulianto.
Hasil monitoring lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, belum ada laporan mengenai dampak signifikan maupun adanya korban jiwa. Situasi dan kondisi masih aman terkendali. Hasil laporan dan monitoring lanjutan akan diperbarui secara berkala.